Kyara harus menerima ujian pahit dalam hidupnya ketika dihadapkan dengan kenyataan harus menerima tawaran menjadi istri dari Bos tempat ia bekerja demi permintaan pria tua yang sangat ia sayangi. Membuat Kyara harus berada di posisi yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Bagaimana nasib pernikahan yang Kyara jalani tanpa ada satu orang pun yang tahu jika dirinya sudah menikah bahkan tidak dianggap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara-gara ponsel
Kyara tertunduk. Beberapa karyawan kantor mulai berdatangan dan menjadikan Kyara pemandangan pagi mereka yang buruk. Bagaimana tidak? Setiap hari pemandangan Kyara yang tengah dimarahi ketua OB acap kali mereka lihat. "Maaf, Bu. Saya memang belum melihat ponsel dari kemarin hingga pagi ini." jawab Kyara jujur, karena memang seperti itu adanya.
"Sudahlah. Saya tidak membutuhkan permintaan maaf." Bu Retno tidak melanjutkan caci makinya. Karena ia tahu, jika kemarin Kyara lembur sampai malam. Teman-teman sesama OB sangat suka menindas Kyara. Sehingga semua pekerjaan mereka dilampiaskan kepada Kyara. Walaupun mengetahui keadaan, Bu Retno tetap tidak ambil pusing. Ia bahkan sangat senang melihat Kyara dikucilkan diantara yang lainnya.
"Sekarang cepat kamu susul yang lainnya membersihkan ruangan rapat. Karena pukul 9 nanti Pak Presdir akan memulai rapat dengan para dewan direksi perusahaan." lanjutnya.
Kyara mengangguk mengerti. "Baiklah, Bu. Saya akan ke sana sekarang."
Mengibaskan tangannya ke udara. "Pergilah. Dan jangan sampai kamu membuat kesalahan di sana!"
Setelah mengiyakan ucapan Bu Retno, kaki mungil Kyara berjalan cepat menuju ruangan rapat yang berada di lantai 15 perusahaan. Kyara mengedarkan pandangan mencari sosok Rania yang tidak lagi kelihatan setelah berpisah mengerjakan tugas masing-masing sebelum dirinya memasuki lift khusus OB.
"Kemana Rania? Kenapa dia suka sekali menghilang?" Kyara nampak gugup sebelum kaki mungilnya menapak di dalam lift.
Di dalam lift sudah berdiri 2 wanita yang sedang memandang sinis kepadanya. Kyara hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan ke udara ketika mulai mendengarkan celetukan teman-teman sesama OBnya sedang menceritakan dirinya.
"Baru bekerja satu bulan saja sudah banyak mendapatkan job sebagai simpangan karyawan laki-laki di sini. Apalagi satu tahun? Bisa-bisa pak bos besar yang jadi korban selanjutnya."
"Ya, benar. Dia 'kan suka menggoda karyawan di sini dengan tampangnya yang tidak seberapa itu! Hugh, aku yakin jika dia juga akan mencari cara mendekati pak bos besar nantinya."
Mereka berdua berbicara berbisik-bisik dengan suara yang dikeraskan. Kyara mengerti cacian itu untuknya. Sudah sering dirinya mendengar fitnah yang entah dari mana datangnya. Memang benar, jika para karyawan bahkan para direktur laki-laki banyak yang terpikat melihat wajah manisnya. Ketika mereka mulai mencoba mendekatinya, Kyara dengan halus menolak kehadiran mereka.
Kyara mengabaikan ucapan mereka dan lebih memilih mengipaskan tangannya di sekitar wajah. Seolah-olah hawa di ruangan lift begitu panas untuknya. Kyara keluar dari dalam lift yang sudah terbuka sempurna dengan tergesa-gesa. Bukannya takut akan keberadaan dua wanita ular di sampingnya, tetapi Kyara harus segera membersihkan ruangan rapat sebelum para petinggi perusahaan datang.
Ketika masuk ke dalam ruangan, Kyara sudah ditatap dengan pandangan tajam oleh beberapa OB yang sedang merapikan ruangan.
"Kemana saja kau, Kyara? Apa kau sengaja berlama-lama datang supaya kau bebas dari pekerjaan hari ini?" Wanty salah satu OB angkat bicara dengan mendelik kesal.
"Agh, maafkan aku, Kak. Aku sungguh tidak tahu akan kedatangan Pak presdir hari ini. Aku baru saja selesai membersihkan ruangan di lantai 10." tuturnya hati-hati. Kyara mencengkaram erat baju OB bewarna biru hijau miliknya. Inilah akibat dari kecerobohannya jika tidak melihat notifikasi di ponsel dahulu sebelum tidur.
"Alasan saja! Sudahlah, pergunakan tenaga kau dengan baik untuk merapikan kursi-kursi yang masih berserakan!"
"Ba-baik, Kak."
***
*Happy reading!:)
Jangan lupa like, komen, vote dan rate bintang 5 supaya author makin semangat nulisnya. Dukungan teman-teman sangat berarti untuk kinerja jari author dalam menulis😉
bab ini kata Calvin wajah Cilla mirip dengan Bianca
Eeeeee...ini masalah Citra juga lamban dalam mengatasi kecurigaan Rania. Bahkan sudah ada peristiwa berani pegang atau mau betulin dasi juga masih lamban mengatasi Citra. Tapi bukan William kalau tidak heboh dulu wkwkwk
Ato bumil...hajar tuh pelakor tanpa ampun