Bianca seorang gadis yang bekerja sebagai kasir di sebuah supermarket di jodohkan oleh seorang wanita paruh baya yang baik hati yang dia tolong saat ia selesai bekerja.
entah hanya bercanda atau beneran serius yang di katakan Ibu itu tapi entah lah membuat Bianca membayangkan akan menjadi bagian dari keluarga di rumah besar itu. "Ah Halu lo Bi, mikir apa sih haha emang lu siapa berharap yang gak mungkin, menghayal aja kerjaan otak lu ini" Gumam Bianca dalam hati sambil menggelengkan kepala nya
namun omongan itu selalu terngiang2 di kepala nya membuat nya berandai andai jika suatu saat ia bisa menikah dengan pria kaya
ah entah lah pacar saja tidak punya apalagi mikir di nikahin pria kaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amih Er, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sayang
Dengan Tangan Bergetar Bianca membuka kunci pintu kamar kosan nya
"Hey By..... Kenapa nangis?" Agam melangkahkan kaki nya masuk ke dalam kamar kosan Bianca lalu memegang kedua pipi Bianca serta mengusap air mata yang jatuh di pipi Bianca
Bianca tak menjawab perkataan Agam, ia malah semakin menangis tersedu sedu
Agam menutup pintu saat melihat Bianca semakin menangis mendekatkan diri nya lalu memeluk gadis yang juga ia rindukan beberapa bulan ini
"Menangislah di peluk ku" Agam mengeratkan pelukan nya
Bianca yang sudah puas menangis mengendurkan pelukan kedua nya
Agam kembali mengusap air mata Bianca serta membelai rambut nya
"Bapak Jahat! " Kesal nya sambil memukul dada Agam
"Maafin aku By baru bisa datang sekarang" Ucap Agam memeluk Bianca kembali
"Kenapa kamu mempermainkan perasaanku? " Tanya Bianca terisak
"Maaf By... "
"Kenapa kamu tiba-tiba menghilang tanpa kabar setelah mengajak ku berkencan" Tanya Bianca sambil melepaskan pelukan nya
"By, rupa nya kamu begitu merindukan ku ya" Goda Agam agar Bianca tidak menangis lagi
"Bodoh nya aku yang merindukanmu, padahal aku bukan siapa siapa" Ujar Bianca kembali menangis
"Entah mengapa hati ku berharap kau benar benar menyukai ku"
"Aku menyukai mu By, maaf setelah hari itu aku menghilang tanpa mengabari mu, banyak yang harus aku kerjakan By, Ayah ku meminta ku belajar terjun ke perusahaan nya, jadi aku mengajukan cuti praktek ku dan pergi ke Malang belajar mengurus perusahaan di sana " Jelas Agam sambil memegang kedua tangan Bianca.
"Tapi aku berjanji pada diri ku sendiri By setelah aku mulai terbiasa dengan tugas baru ku dan bisa mengatur jadwal ku, aku akan segera kembali menemui mu dan melamar mu"
Bianca yang dari tadi menyimak pun terkejut mendengar satu kata terakhir yang baru Agam katakan
"Melamar?? Ttt... Tunggu maksud nya ?? Tanya Bianca tak percaya
"Ya aku tidak bermain main dengan perkataan ku waktu itu, aku ingin suatu hari nanti menjadikan mu istri ku" Terang Agam sambil mencubit gemas hidung Bianca
"Ih Bapak mah datang datang melantur, untuk ku protes karna menghilang tanpa kabar saja rasa nya tak pantas bagi ku mengingat kita sama sekali tidak memiliki hubungan apa apa, dan lagi kita baru beberapa kali bertemu"
"Byyyyyy" Panggil Agam sambil menangkup pipi Bianca dengan kedua tangan nya
"Jangan panggil aku Bapak, Pak, Dok, apalagi om! " Perintah Agam
"Ya terus panggil apa? Masa panggil nama"
Pletakk Agam menyentil dahi Bianca
"Aaahh sakit tauuu" Rengek Bianca sambil mengucap Kening nya
"Aku ini jauh lebih tua dari mu!" Protes Agam
"Panggil Sayang juga boleh" Rayu Agam
"Aku ini siapa mu sampai panggil sayang sayangan segala"
"Hei Sekarang aku kekasih mu"
"Ihh gak ada yaa, sejak kapan? Enak aja"
"Ya di bikin enak lah By" Jawab Agam terkekeh
"Emang nya Bapak sayang sama saya ?" Tanya Bianca ragu
"Hmmm... " Jeda Agam menatap mata Bianca lebih dalam "mulai sekarang aku akan belajar tuk menyayangi dan mencintai mu By"
"Jangan!" larang Bianca
"Aku bukan siapa siapa, aku hanya gadis biasa, mencintai dan menginginkanmu dalam diam sudah cukup bagi ku" pungkas Bianca sambil menundukkan kepala nya merasa rendah diri
"Heiii, berhenti bilang kau bukan siapa siapa!" jawab Agam sambil mengangkat dagu Bianca
"Sekarang kau adalah kekasihku, mengerti?" Agam kembali memeluk Bianca
"By... " Lirih Agam
"Hm... " Jawab singkat Bianca
"Bisa kah kita duduk By? Aku agak lelah berdiri terus" pinta Agam sambil terkekeh, Bianca mengurai pelukan nya lupa bahwa dari tadi mereka hanya berdiri
"Hmmm.. " Bianca Melirik melihat lantai Kosan nya memikirkan tempat untuk Agam duduk
"Duduk di atas kasur ku saja" Tunjuk Bianca mengarah kasur nya karna tak tega menyuruh Agam duduk di lantai
Agam pun duduk di atas kasur nya menyender ke tembok karna sebenar nya dia memang sudah sangat lelah menempuh perjalanan Malang - Jakarta
"Sebentar ya, aku buatkan minum" Bianca bergegas menyediakan minuman dan duduk di bawah kasur, merasa sungkan jika ia naik ke atas kasur yang tengah di duduki Agam
"Hei sini by" Agam menepuk kasur di samping nya "Jangan duduk di sana"
"Tidak! Aku merasa aneh jika duduk di atas kasur bersama mu" Ujar Bianca menggelengkan kepala nya
Agam berpindah tempat duduk di sebelah Bianca
" Ih kok malah ikutan duduk di sini?" Heran Bianca
"Mana mungkin aku diam saja melihat mu duduk di lantai sedangkan aku di atas kasur" Ucap Agam sambil minum teh hangat buatan Bianca
Ponsel Bianca berbunyi menampilkan nama seorang pria di sana, Bianca tak ingin mengangkat nya di depan Agam jadi ia membiarkan nya saja sampai panggilan nya berhenti sendiri
"Angkat aja By, siapa tahu penting"
"Gak apa kok, udah selesai juga tadi telponan nya" Jawab Bianca
"Pak, kok bisa tiba - tiba di sini selarut ini ?" Bianca melihat Jam di ponsel nya menunjukan pukul 21:30"
"Karna aku merindukan mu By" Jawab jujur Agam
Lalu bangkit dari tempat duduk nya beranjak pulang namun tangan nya di tahan oleh Bianca yang masih duduk di bawah
Agam tersenyum melihat tangan nya di tahan oleh Bianca
"Aku pulang dulu yaa" ucap Agam sambil mengusap kepala Bianca dengan tangan satu nya lagi dan di balas gelengan oleh Bianca
"Masih merindukan ku hmm??" Goda Agam sambil mengangkat lengan bianca agar ikut berdiri "Besok kerja jam berapa?"
"Jam dua"
"Besok aku akan mengantarmu kerja" Agam melirik Jam ditangan nya "Besok jam 12 aku kesini lagi" Janji Agam yang akan meluangkan waktu untuk Bianca selagi ia belum kembali bekerja di rumah sakit , Agam memang mengambil cuti panjang agar bisa fokus di perusahaan Ayah nya, entah sampai kapan, tapi ia bebas melakukan nya mengingat rumah sakit tempat nya bekerja milik kakek nya sendiri.
"Aku pulang dulu, tidur lah, jangan lupa kunci pintu nya"
"Kabari aku jika sudah sampai" pinta Bianca dengan suara lembut nya
"Iya sayang" Ucap Agam membuat hati Bianca meleleh