NovelToon NovelToon
KAU TELAH MENODAIKU

KAU TELAH MENODAIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / One Night Stand / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa
Popularitas:28.6k
Nilai: 5
Nama Author: Agus irawan

Kesucianku direnggut oleh pria tak dikenal, pada malam itu aku terjebak hujan sepulang kerja. Seingat ku, aku di ajak oleh seorang yang mengatas namakan perusahaan untuk mengantarkan ku pulang.

Tapi, aku berakhir di sebuah kamar yang asing bagiku.

"Ya inilah tempatku disekap hingga hari ini, entah bagaimana aku bisa meloloskan diri dari cengkraman Pria ini. Sialnya dia sangat berkuasa hingga membuatku tak berdaya melawannya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEJAHILAN RIENA

Setelah kejadian malam tadi Reina langsung bangkit memastikan setiap inci tubuhnya kalau tidak ada satu pun yang aneh dari bagian tubuhnya, karena ia takut Jeffir kembali menggaulinya ketika ia tertidur.

"Huh!" Reina menghela nafasnya, "Syukurlah," seraya menurunkan kakinya dari ranjang besar itu.

Cahaya matahari yang hangat menembus tirai jendela yang tersingkap dan jatuh tepat ke cermin cembung yang terletak di atas nakas, hingga membuat cahaya terpantul menuju wajah cantik Reina. Perlahan bulu mata lentik itu mengerjap-ngerjap karena silau cahaya matahari itu, perlahan kelopak mata yang semula tertutup kini perlahan terbuka menampilkan mata bulat besar yang jernih.

Reina menggosok matanya sebentar sebelum kemudian menguap, untuk beberapa waktu baru kali ini perempuan cantik itu merasakan kedamaian ketika bangun tidur pagi hari.

Kesadaran Reina segera terkumpul ketika dia mengingat kejadian semalam saat berciuman dengan Jeffir, aroma maskulin masih tertinggal di indera penciumannya dan kini aroma maskulin itu seolah menjadi candu untuknya. Mengingat hal itu entah kenapa membuat sudut bibir Reina melengkung membentuk sebuah senyuman samar.

Menyadari dirinya tersenyum seperti orang bodoh, Reina lantas segera bergegas menuju kamar mandi mengumpulkan segala kesadarannya melakukan peregangan pada tubuhnya.

Setelah mandi dan berpakaian Reina menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan, namun dua perempuan asing dengan berdandan cantik menggiring dirinya ke meja makan. Di sana sudah tersedia menu sarapan yang lengkap untuknya. Roti, susu, dan buah-buahan segar tersedia di meja makan dengan sebuket mawar merah tertata di meja itu. Reina dengan bingung menatap dua perempuan yang berdiri di depannya.

Seolah mengerti dengan kebingungan yang di rasakan Reina, salah seorang perempuan itu menjelaskan, "Bunga itu untuk Nona Reina, dari Tuan Jeffir."

Reina tersenyum lalu duduk di kursi mengambil sebuket bunga mawar itu, "Ah, begitu ya... " hanya itu tanggapan yang keluar dari mulut Reina, bukannya ia bersikap dingin, hanya saja tingkah Jeffir terlalu membuatnya terkejut. Hingga ia tidak tahu harus memberi tanggapan seperti apa, pria yang sebelumnya seperti iblis itu bahkan melakukan hal-hal romantis seperti ini untuknya. Reina terus menghirup sebuket bunga mawar merah itu dan kembali meletakkan ke tempat semula, dan berlanjut menikmati sarapan yang sudah tersedia.

Di sela ia mengunyah makanannya sejenak mengagumi keindahan bunga mawar merah yang begitu anggun dan memesona serta harumnya yang seolah memabukkan tetapi setelahnya ia terkekeh pelan, "Ia harusnya memperlakukanku seperti ini sejak dulu," Namun bagi Reina yang terpenting Jeffir telah memperlakukannya dengan baik layaknya seorang istri pada umumnya.

Reina kembali meletakkan buket bunga mawar merah itu di meja dan memulai menyantap sarapannya.

Setelah selesai sarapan Reina bermaksud untuk mencuci piring dan gelas kotor bekas ia sarapan tadi namun salah seorang perempuan dari dua perempuan yang tadi mengambil alih cucian piring dan gelas kotor untuknya, kejadian itu tidak hanya sekali itu saja, setiap ia ingin mengerjakan sesuatu seperti pekerjaan rumah itu akan selalu ada perempuan itu yang mengambil alih apa yang akan ia kerjakan alhasil Reina hanya duduk dengan cemberut karena tidak ada lagi yang bisa ia kerjakan.

"Ada apa dengan mereka? Kenapa mengambil alih pekerjaanku, mereka pikir aku tidak bisa mengerjakan pekerjaan jika hanya mencuci piring atau perabotan rumah? Hey sebelum aku jadi Nona di Rumah ini aku juga pernah merasakan jadi seorang Office Girls, tentu tidak akan mengacaukan Rumah ini," perempuan cantik itu menggerutu. Tanpa Reina sadari para perempuan cantik itu tentu saja bukan menyepelekan Reina tapi mereka memperlakukannya seperti seorang nyonya rumah.

Selain karena Jeffir memerintah kedua perempuan itu untuk patuh dan hormat pada perintah Reina, juga melayani perempuan itu dengan baik. Mereka juga melihat posisi Reina di rumah itu menduduki posisi spesial sebagai istri dari seorang bos besar mereka. Apalagi ini pertama kalinya Jeffir membawa orang lain untuk tinggal di rumahnya, awalnya mereka para pelayan kaget melihat tuannya membawa pulang seorang perempuan cantik, lantaran selama ini yang mereka tahu bos besarnya itu dirumorkan tidak menyukai seorang perempuan, gosip itu terbantahkan ketika Jeffir menikahi seorang perempuan cantik tentu saja perempuan itu adalah Reina Maria. Tidak diragukan lagi para pelayan itu sangat loyal terhadap tuannya, meskipun Jeffir adalah orang yang dingin, kasar dan tegas namun dia memberi gaji yang besar, tunjangan bahkan asuransi untuk seluruh orang-orang yang bekerja padanya. Iya, pria dingin sebaik ini memperlakukan orang-orang yang bekerja untuknya, namun sedikit saja dia mendapatkan pengkhianatan maka ia akan menghabisi orang itu.

Karena tidak ada yang bisa ia lakukan, perlahan Reina meninggalkan para pelayan itu dan berjalan menuju kamarnya sambil memeluk bunga itu akhirnya dia menyerah. Setelah sampai di kamar, perempuan itu menaruh bunga mawar di dalam sebuah vas lalu meletakkannya di atas meja nakas samping ranjang. Reina duduk diam di samping vas lalu menjentikkan jarinya menyentuh kelopak bunga mawar sambil membayangkan ketika Jeffir mengungkapkan perasaannya.

"Apa dia serius dengan ucapannya?" sambil tersenyum Reina memiringkan kepalanya dengan manja, mata bulatnya mengerjap-ngerjap beberapa kali, perempuan cantik itu tengah berpikir. Kalau saja Jeffir melihatnya saat ini mungkin pria itu sudah menerkamnya, dan tidak akan melepaskannya seharian penuh.

Reina kembali menggelengkan kepalanya untuk menyingkirkan Jeffir yang terus menyatakan cintanya, dari pikirannya. Tidak sengaja Reina membuka sebuah laci lalu melihat sebuah kartu berwarna hitam di dalam sana ia teringat kartu berwarna hitam itu adalah pemberian Jeff dulu, sebelum keduanya terikat dengan sebuah perjanjian.

"Baiklah, kalau kau tidak memercayakan apapun untuk aku kerjakan dan hanya menganggap aku akan menghancurkan rumah besar mu, maka yang akan aku lakukan akan menghabiskan uangmu lalu kita lihat seberapa kesal dirimu!" Reina tersenyum menyeringai, dan segera bergegas untuk berbelanja barang-barang mahal yang pikirnya akan menghabiskan uang suaminya.

Setelah selesai berdandan cantik, Reina dengan santainya keluar dari penthouse megah itu, niatnya dia akan pergi hanya dengan naik bus tapi ketika baru saja membuka pintu rumah, seorang sopir menghadangnya.

"Nona... anda dilarang berpergian sendiri, Tuan telah melarang Anda jika pun pergi itu harus saya yang antar!"

Reina memasang wajah cemberutnya, "Kalau saya tidak mau?!"

"Kau harus mau, atau aku yang akan mengantarkan mu!" suara bariton dari seberang pintu mengalihkan perhatian Reina, perempuan itu tidak sadar sejak tadi kegiatannya dari mulai ingin mengerjakan pekerjaan rumah, sampai menggerutu sendiri itu diketahui oleh Jeffir melalui cctv dan rekaman yang ada di rumah mewah itu.

"Ba--baiklah aku mau diantarkan Pak sopir saja," Reina dengan polos dan takut segera memasuki mobilnya yang sudah dipersiapkan.

Sementara Jeffir hanya melihat tingkah menggemaskan istrinya itu, sambil melipat kedua tangannya di atas dada bidangnya. "Dasar Perempuan mungil, mau ke mana sih dia?" sambil tersenyum menatap mobil yang membawa perempuan itu pergi menjauh dari rumahnya.

Di dalam perjalanan tiba-tiba saja sopir itu bertanya pada Reina, "Memangnya kita mau ke mana Nona?"

ketika sopir itu bertanya, Reina menjawabnya dengan sangat antusias, "Pusat perbelanjaan!" jawabnya penuh semangat.

Jeffir kaget setelah mendengar ke mana Reina akan pergi melalui voice recording yang ada dalam mobil, "Pusat perbelanjaan?" Jeffir menaikkan sebelah alisnya. "Jangan-jangan dia..."

1
Joko Tingkir
kelanjutannya mana
Bruno Runtukahu
lanjut
Agus Irawan
Halo teman-teman terus ikuti kisah Reina ya, maaf enggak bisa up banyak-banyak soalnya enggak bisa kaya author lain mikirnya. Aku ada kesibukan lain juga di dunia nyata.

Meskipun lambat up semoga kalian dengan setia menunggu kelanjutan cerita ini big love you untuk pembaca semua ♥️♥️♥️
Agus Irawan
terima kasih kak ♥️
naddia_amoraa
mampirrr
naddia_amoraa: sama sama , semangat berkaryaa
Agus Irawan: terima kasih sudah mampir kak
total 2 replies
𝐀'𝐃69°
ikutin alurnya dlu thor
bagus ceritanya 👍👍👍
Agus Irawan: terima kasih kak
total 1 replies
Nikodemus Yudho Sulistyo
Mampir dlu ke satu bab. penasaran siapa pelakunya
Agus Irawan: terima kasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!