"OM... KAMU MENGATAI SAYA OM? ah sudahlah, saya tanya kenapa kamu memeluk saya tiba tiba, padahal saya tidak kenal dengan mu"ujar Angkasa dengan tidak suka.
"Saya berpikir tadi om itu kekasih saya, jadi saya peluk aja om nya tapi btw om tampan banget.." ucap Bella yang tidak lepas untuk menatap wajah Angkasa yang mulai terlihat sangat marah.
Arrabella yang salah peluk orang jadi simbol pertengkaran dengan seorang pria yang bernama Angkasa elbar dharma.
Seorang anak pengusaha terkenal, bukan itu saja dikenal dengan ketampanan nya. Memiliki seorang kekasih idol penyanyi bernama Keyla Salsabila. Karena sebuah kejadian mengharuskan nya menikahi seorang Arrabella Shafira.
Bagaimana lika liku kisah percintaan diantara ketiga nya, yuk simak cerita ku 🥀
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon utayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
Gibran pun hanya tersenyum melihat kehadiran Arrabella di hadapan nya. Gadis ini memang sangat cantik, pantas saja angkasa jatuh cinta padanya .
"Dia, pantas menjadi istri dari angkasa" gumam Gibran.
"Maksud om apa, om berbicara dengan saya." tanya Arrabella yang duduk di sofa di temani teh hangat juga biskuit yang di sediakan oleh beberapa pelayan dirumah ini.
"ya, saya berbicara dengan mu. Kamu mau tahu apa alasan saya membawamu ke sini?" ujar Gibran membuat Arrabella mengangguk. Memang ia tidak tahu, apa alasan pria yang tidak di kenalinya ini mencarinya bahkan ia baru menyadari dirinya berada dalam pesawat saat itu.
"Nanti kamu akan tahu," ujar gibran tersenyum penuh arti. "Teo, kamu kumpulkan para pelayan dan bawa gadis ini ke ruang khusus."titah Gibran membuat Teo menganggukkan kepalanya.
Teo itu, asisten tuan Gibran. Pria tua itu, sudah bekerja hampir 15 tahun di kediaman keluarga Dharma.
Setelah Arrabella di bawa pergi, meski sedikit paksaan, Angkasa datang menghampiri bersama Naomi juga tania dan Talia saudara kembar Angkasa.
"Sayang, bagaimana calon menantuku sudah datangkah?" tanya Naomi yang tidak mengetahui akan kehadiran Arrabella di rumah ini. "sayang kenapa kamu tidak jawab pertanyaan ku ?" tanya Naomi lagi karena tidak mendapat jawaban dari suaminya itu.
"Dia sudah datang dan sedang dirias secantik mungkin. " Pria itu menatap pada Angkasa "Angkasa kamu harus menikah sekarang juga,pak penghulunya sedang dalam perjalanan." ujar gibran, bukan angkasa saja yang terkejut saudara kembar Angkasa tak kalah terkejutnya.
"Kenapa pernikahan kakak mendadak sekali pa?" tanya tania.
"Apa bisa ditunda selama beberapa hari lagi, Tania juga sama adek ada ujian di kampus hari ini." memang terlihat begitu jelas, pakaian Tania dan Talia sudah sangat rapi hari ini mereka berangkat ke kampus pagi - pagi sekali untuk melaksanakan ujian akhir semester.
"Masalah itu, bukankah kalian bisa bertemu dengan calon kakak iparmu saat selesai ujian." ujar gibran dan diberikan anggukan pada Naomi.
"Sebel banget, gak dapat ketemu sama kakak ipar ." Tania memayunkan bibirnya cemberut.
"ya udah lah kak, mending kita segera ke kampus ini waktu nya sebentar lagi ujian."
"baiklah, ma, pa Tania sama Talia ke kampus dulu ya." pamitnya menyalami tangan Gibran dan Naomi .
"Ujiannya harus fokus, jangan memikirkan pernikahan kakakmu itu akan menjadi urusan mama dan papa ." Gibran memperingati, tidak ingin membuat anak - anaknya menjawab ujian dengan asal - asalan lalu mendapatkan nilai jelek.
"baik pa." jawab Tania dan Talia. Mereka saudara kembar yang saling menyayangi.
Tania pun mendekati Angkasa yang hanya terdiam saja dengan tatapan begitu dinginnya. Ia pun mengulurkan tangannya, pada kakaknya.
"salam kak, tangan adek nongkrong nih kan capek." ujar Tania merasa kesal dengan sikap angkasa terlalu acuh.
Angkasa pun membalas uluran tangan nya dengan wajahnya menatap ke arah lain. Mereka pun membalas uluran tangan nya, bahkan sifat angkasa tidak pernah hilang di saat sedang merajuk.
setelah kepergian dua saudara kembar. Gibran pun menatap putranya tak kalah tajam.
"Angkasa, kamu tahu papa ngelakuin ini demi mama mu.. angkasa, papa mohon sama kamu menikahlah dengan wanita pilihan papa sekarang gak ada salahnya." ujar Gibran .
"Ck, terserah papa.. angkasa capek, " angkasa pun memilih kembali ke kamar nya.
"Angkasa dengar papa, ini demi harga diri seorang wanita angkasa!! angkasa!!" teriak Gibran melihat putranya berjalan menaiki tangga tanpa menghiraukan nya sekalipun.
"Sudahlah sayang, biarkan angkasa sendirian dulu mungkin ia akan berubah pikiran." Naomi menenangkan Gibran yang selalu emosi jika berhadapan dengan putranya.
"Tuan Gibran, penghulunya sudah datang." Ujar Teo, yang datang tiba tiba bersama penghulu yang telah di siapkan untuk pernikahan putra dan calon mantu pilihannya.
"Assalamu'alaikum ." sapa pak ustadz.
"Wa'alaikumssalam ustadz." Jawab Gibran dan Naomi lalu mereka saling bersalaman.
"Bagaimana kabarnya tuan Gibran, nyonya naomi?" tanya pak ustadz. "Alhamdulillah, kabar kami baik." ujar Gibran.
"ayo silahkan duduk dulu," titah Gibran mempersilahkan pak ustadz duduk sembari menunggu calon penggantin wanita nya di rias.
"Teo, kamu suruh pelayan untuk membawakan minuman sama cemilan untuk pak ustadz ya." titah nya. "baik tuan." jawab Teo, berlalu menuju dapur.
Sementara Arrabella yang berada di ruangan rias, ia berusaha melepaskan dirinya dari beberapa pelayan untuk membersihkan tubuhnya. Tetapi para pelayan itu sangat banyak, jadi Arrabella tak mampu untuk melarikan diri dari jeratan para pelayan.
Ia pun memilih menyerah dan sekarang duduk dengan hati yang begitu gugup.
"sebetulnya aku mau di apain?" gumam Arrabella dalam hatinya.
Mengingat kata - kata pria tua yang ia temui itu, ia masih ingat menyatakan bahwa 'dia cocok menjadi istri'.
Ah, istri?!
Pupil Arrabella membulat sempurna.
"Apa?! jangan - jangan aku akan dinikahkan oleh om - om itu?!"
"Tidakkkk!!!!!" teriak Arrabella membuat para pelayan itu terkejut dengan teriakan Arrabella.
.....
Setelah sentuhan terakhir, pada akhirnya Arrabella sudah terlihat sangat cantik dengan balutan gaun pengantin di tubuhnya menambah kecantikan nya.
"inikah aku.. ?" tanya Arrabella.
"Tentu saja nona, nona lebih cantik dan anggun." jawab seorang pelayan juga ikut meriasi Arrabella tadi.
"Seperti bukan aku." ujar Arrabella. Ia kembali menatap dirinya di cermin, sungguh lebih cantik dari biasanya .
Ia memutar tubuhnya ke belakang dan menoleh menghadap kaca kembali.
"aku tetap saja sangat cantik mau hadap ke arah manapun." puji Arrabella pada dirinya sendiri. Gaya centilnya mulai keluar.
"Tapi, sebenarnya aku akan menikah dengan om itu ?" gumam Arrabella sembari memikirkan sesuatu. "tapi tidak usah dipikirkan, tidak apa menikah dengan nya, om itu saja masih sangat tampan dan meski tidak setua om Bahrul itu. sudah beruban, brewokan, palingan pinggang nya sudah encok." gumamnya dengan tertawa lepas.
Bersambung~
JANGAN LUPA VOTE
KOMENTAR
LIKE
GIFt
Permintaan update ❤️
