Gisel mendapatkan ide gila dari keluarganya, yaitu untuk memb*nuh Evan—suaminya. Karena dengan begitu, dia akan terbebas dari ikatan pernikahannya.
Mereka bahkan bersedia untuk ikut serta membantu Gisel, dengan berbagai cara.
Apakah Gisel mampu menjalankan rencana tersebut? Yuk, ikuti kisahnya sekarang juga!
Jangan lupa follow Author di NT dan di Instaagram @rossy_dildara, ya! Biar nggak ketinggalan info terbaru. Sarangheo ❣️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossy Dildara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 27
"Aahhh ... Aahh ... Aahhh."
Di dalam kamar hotel yang tenang, terdengar suara desahaan yang melambangkan keintiman dan kehangatan antara dua orang yang penuh gairah.
Dalam keintiman mereka, Evan dan Gisel saling berpegangan erat, merasakan debaran jantung satu sama lain.
Gisel, dengan wajah yang penuh ekspresi kebahagiaan, merasakan sentuhan lembut di kulitnya, yang membuatnya mabuk kepayang.
Evan, dengan tatapan penuh cinta dan perhatian, memastikan bahwa Gisel merasa nyaman dan senang. Dia memahami keinginan dan kebutuhan pasangannya. Dengan penuh kelembutan, dia memberikan sentuhan yang lembut dan penuh kasih sayang.
Mereka saling berbicara dengan bahasa tubuh, mengungkapkan perasaan yang dalam dengan keintiman yang mendalam. Setiap gerakan dan sentuhan mereka mencerminkan ikatan yang kuat.
"Abang ... aku suka ini, jangan berhenti sampai aku puas, ya?" Gisel berbicara dengan napas yang memburu, dia menangkup kedua pipi Evan dan mengecup bibirnya singkat. Napas mereka saling beradu dan menerpa wajah satu sama lain.
"Iyaaa, Sayang ...." Evan mengangguk dengan keringat yang bercucuran deras di wajahnya. Wajah tampannya itu terlihat memerah karena kabut gairah yang menggebu. "Malam ini milik kita berdua, jadi, kita harus saling bergoyang. Biar adil."
Dengan gerakan lembut, Evan menarik tubuh Gisel dan membalik posisi mereka menjadi Gisel lah yang berada di atas.
"Ayok goyang, Sayang," titah Evan sambil tersenyum meremmas kedua bokong Gisel.
"Bagaimana caranya, Bang? Aku nggak ngerti," tanya Gisel dengan gelengan kepala, dia berpura-pura tidak tahu. Padahal aslinya hanya merasa malu.
"Naik dan turunkan bokongmu, Sayang. Biar aku bantu." Evan langsung memberikan arahan supaya sang istri mengerti, Gisel dengan menurutnya mengikuti gerakan tangan Evan.
*
*
*
Keesokan harinya.
Drringggg!!
Bunyi alarm di ponsel Evan seketika memecah keheningan di kamar hotel, membangunkan dua orang yang berada di atas kasur dengan saling memeluk satu sama lain.
Tangan Evan perlahan menjulur ke arah nakas, lalu mengambil ponselnya dan mematikan alarm.
"Selamat pagi, Sayang. Ayok bangun," ucap Evan dengan lembut seraya mengecup kening Gisel.
Gisel membuka matanya perlahan, masih terasa kantuk yang menghinggapi. Dia tersenyum lebar melihat wajah Evan yang penuh cinta.
"Pagi juga Abang, memang sekarang jam berapa?"
"Jam 5, Sayang," jawab Evan sambil menciumi leher Gisel, membuat perempuan itu menggeliat karena geli.
Evan menyibak selimut ditubuhnya, lalu turun dari tempat tidur memungut boxer di lantai dan segera memakainya. "Ayok kita mandi, apa mandi masing-masing, aku dulu?" tawarnya
"Nanti aja mandinya, Bang. Kita tidur satu jamman lagi aja." Gisel menarik Evan untuk kembali ke kasur, lalu memeluk perutnya dari belakang.
Rasanya dia malas untuk beranjak, masih ingin berdua-duaan bersama sang suami di atas kasur.
"Ini udah pagi, Yang. Jangan tidur lagi. Kita harus pulang juga, soalnya aku hari ini mau berangkat kerja."
"Iihhh Abang kok kerja? Nggak boleh aaahh!!" larang Gisel dengan manja, mengeratkan pelukannya ke perut Evan dan menciumi punggung sang suami tanpa baju. "Kan katanya mau menghabiskan waktu bersamaku!!"
"Itu 'kan kemarin, Yang. Tapi hari ini aku harus masuk kerja, nanti dimarahi Pak Yahya."
Mata Gisel seketika terbelalak, dan ekspresi terkejut terpancar dari wajahnya saat menyadari bahwa momen kebersamaan di hari libur Evan telah berakhir dengan cepat.
Rasa kecewa pun menyelinap ke dalam hatinya, karena terasa belum puas dengan waktu yang mereka miliki bersama.
"Ee-ehh!!" Gisel juga tiba-tiba teringat akan usulan dari Olla, untuk memeriksa lubang pantaat Evan apakah masih perjaka atau tidak.
Sebelumnya, Gisel sudah ada niat melakukannya saat Evan dalam keadaan tidur. Sebab itu akan lebih memudahkannya.
Namun, sepertinya niat itu mau tidak mau harus Gisel urungkan. Dia harus mencari cara lain.
Drrriinnggg!!
Ponsel Evan kembali berdering di atas nakas. Kali ini bukan alarm, melainkan panggilan masuk dari Mbah Yahya.
'Ngapain Pak Yahya pagi-pagi telepon?' batin Gisel. Dia memandang ponsel yang masih berdering itu dengan intens. Rasa penasaran di hatinya pun seketika muncul.
"Sebentar ya, Yang. Aku angkat telepon dulu," ucap Evan sambil berlari menuju kamar mandi, meninggalkan Gisel dengan kebingungan yang semakin dalam.
"Ngapain pakai kabur, sih?" gumam Gisel, merasa ada yang tidak beres dengan sikap Evan yang terburu-buru dan mencurigakan.
Tanpa ragu, dia segera beranjak dari kasur dan melangkah menuju kamar mandi tanpa peduli tubuhnya yang tanpa busana.
Namun, dia tidak berniat untuk ikut masuk, melainkan hanya ingin mendengarkan percakapan mereka dari balik pintu. Hatinya berharap agar suara mereka bisa terdengar dengan jelas, sehingga dia bisa mendapatkan petunjuk tentang apa yang sedang terjadi.
'Apakah segitu rahasianya, sampai harus masuk ke dalam kamar mandi? Supaya aku nggak ikut mendengarnya, gitu?' batin Gisel penuh tanya.
"Saya ada di hotel, Pak." Terdengar suara Evan dari balik pintu, meskipun agak redup.
Gisel semakin merapatkan telinganya ke arah pintu, berusaha keras untuk menangkap setiap kata yang diucapkan.
"...."
"Justru saya ke hotel bersama Gisel, Pak."
"...."
"Saya ingat kok, Pak. Sekarang saya akan ke rumah Bapak, biar kita langsung otewe."
'Otewe? Otewe ke mana kira-kira?' batin Gisel semakin curiga.
"...."
"Iya, Pak."
Ceklek~
Tak lama kemudian, pintu kamar mandi itu perlahan-lahan dibuka. Gisel yang berada di depannya cepat-cepat memundurkan langkah.
"Eh, Yang. Kok kamu di depan pintu? Nguping, ya?" tebak Evan yang menyadari kehadiran istrinya.
Gisel merasa tertangkap basah dan sedikit malu. "Emang kenapa kalau aku nguping? Nggak boleh ya, Bang?" tanya Gisel dengan rasa penasaran yang masih ada.
Evan menggeleng sambil tersenyum. "Bukan nggak boleh, tapi nggak sopan namanya. Ya udah, ayok kita mandi bareng."
Dengan lembut, Evan menarik Gisel untuk masuk bersamanya ke dalam kamar mandi, kemudian menutup pintu dengan lembut. "Mandinya pakai shower aja ya, Yang? Nggak usah sambil berendam, nanti lama."
"Iya, Bang." Gisel mengangguk. Ada perasaan lega di dalam dada, melihat Evan tidak marah atau kesal karena dia ketahuan menguping.
Evan perlahan membuka celana boxernya, lalu menaruhnya di atas gantungan. Gisel memerhatikan suaminya yang berdiri membelakanginya. Tepat pada kedua bokong putih dan seksinya.
"Abaanggg ... boleh nggak aku minta sesuatu?" tanya Gisel dengan suara mendayu-dayu. Dia mendekat, lalu menyentuh kedua bokong suaminya dengan lembut.
Evan sontak terperanjat, merasakan sentuhan yang Gisel lakukan. Dia langsung berpikir Gisel menginginkan hubungan intim.
"Minta apa, Yang?" tanyanya lembut seraya menoleh kepada Gisel. Perempuan itu langsung berjinjit untuk bisa mencium pipi kanan Evan. "Kalau minta buat bercinta lagi, nanti malam saja, ya? Soalnya takut lama, aku ditungguin Pak Yahya, Sayang," ucap Evan memberikan pemahaman.
"Bukan bercinta kok, Bang." Gisel menggeleng sembari mengelus-elus bokong suaminya.
"Lalu?"
"Bisa nggak, Abang nungg*ing di depanku?"
"APA, Yang? Nungg*ing?!" Mata Evan seketika membulat, dia merasa terkejut. Permintaan Gisel terdengar frontal dan aneh menurutnya. "Kamu mau aku kentutin, nyuruh aku nungg*ing segala?"
...Iya, Bang, kentutin aja tuh si Gisel biar mabok silitt🤣🤣...
jadikan ini sebuah pelajaran berharga didalam kehidupan bang evan, ternyata berumah tangga itu butuh ketulusan hati, cinta dan kepercayaan, jika didasari dengan kebohongan apalagi sampai ingin melenyapkan itu sudah keterlaluan
buat kak Rossy semangat 💪, jujur aku suka ceritanya kak, seru buatku, malah selalu nunggu up tiap hari
alurnya itu unik dan bikin penasaran cuman pas up pendek banget thor🥲
sabar bang Evan masih ada Risma yang setia menunggu
jangan cepat ditamatin 😭