Seri Kelanjutan dari Novel PENGUASA BENUA TERATAI BIRU. Bagi yang ingin menyimak cerita ini dari awal, silakan mampir di penguasa Benua Teratai Biru 1, dan Benua Teratai 2.
Dunia Kultivator adalah jalan menuju keabadian yang merupakan jalan para dewa. Penuh dengan persaingan, pertentangan dan penindasan.
Kisah ini menceritakan sosok Qing Ruo, pemuda yang memiliki takdir langit sebagai seorang penguasa. Sosok yang awalnya di anggap lemah, di hina dan hidup dalam penindasan.
Bagaimana kisahnya. Simak perjalanannya menjadi seorang penguasa.
Penulis serampangan.
Yudhistira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Rencana Luo Xing.
Teknik Perubahan Bintang. Teknik penyamaran tingkat tinggi dari salah satu ketujuh kitab utama Dewa Luo. Dengan menguasai teknik itu saja sudah membuktikan bahwa tuan muda Luo Ruo adalah pemilik darah penguasa. Tapi putra siapa dia? Apakah dia Penguasa Muda Luo Jian yang sedang menyamar? Tapi itu tidak mungkin. Tuan Muda Luo Ruo. Semoga kehadiranmu bisa menyatukan trah pertama...." membatin senang sambil menatap kepergian Qing Ruo dengan hormat.
Tidak lama setelah Qing Ruo pergi, Baoyang Tian dan Kongqi Chu mendatanginya.
" Suadara Luo Xing, bagaimana?" tanya Baoyang Tian.
Luo Xing menghembuskan nafas panjang, menatap kedua sosok yang ada dihadapannya itu dengan lekat.
" Aku sudah memberikan penjelasan padanya, dan Dia pun akhirnya mengerti..." sambil menunjuk sosok Qing Ruo yang bergerak pergi meninggalkan tempat itu.
" Sayang sekali, dia bahkan sangat berkontribusi dalam kemenangan ini..." ucap Baoyang Tian dan Kongqi Chu berpura-pura, tetapi di dalam hatinya, mereka begitu senang karena menganggap sosok
Qing Ruo yang sangat berbahaya itu tidak dapat kembali ke daratan ilahi.
" Tidak masalah, lagipula dia adalah trah pertama. Tinggal di luar daratan Ilahi adalah tempat yang paling aman," ucap Luo Xing berpura-pura.
" Saudara benar," ucap Baoyang Ran pura-pura bersimpati.
****
Di tempat lain.
Heian Bai dan Dalu Rong yang melihat Qing Ruo meninggalkan tempat itu, bergegas menghampirinya.
" Saudara Qing Ruo..."
" Saudara Dalu Rong, Heian Bai, aku pergi dulu..."
" Saudara, maaf. Kami benar-benar tidak bisa membantu. Kami harap saudara tidak patah semangat untuk mencari cara..." ucap Heian Bai dengan serius.
" Saudara berdua tenanglah. Aku akan mencari cara. Lagipula gerbang pilar langit bukanlah satu-satunya jalan untuk memasuki daratan Ilahi." ucap Qing Ruo berpamitan pada kedua sosok itu.
" Saudara Qing Ruo, penuhi janjimu, karena aku sudah tidak sabar minum arak bersamamu.." ucap Heian Bai menatap kepergian Qing Ruo dengan sedih.
****
Di tempat lain. Daratan Kehampaan Abadi.
Liong Hei dan Jinse yang sedang bersembunyi di perbatasan samudera kehampaan berbincang bincang santai sambil menunggu kedatangan Qing Ruo.
" Saudara, Aku tidak menyangka jika kita akan ikut berperang melawan pasukan Iblis dari neraka besar, terlebih lagi dengan kontribusi penguasa dalam peperangan itu, aku yakin kita akan memiliki kesempatan untuk pergi ke daratan ilahi..." Jinse berpendapat.
Liong Hei menggelengkan kepalanya.
" Saudara, itu tak semudah yang saudara pikirkan. Para dewa memiliki aturan mereka sendiri dan mereka sangat keras, aku rasa kontribusi yang kita lakukan mungkin itu tidak masuk dalam hitungan mereka. Lihat saja sebelumnya, Apakah ada mereka memberikan hadiah pada penguasa Agung Bai Xin..." ucap Liong Hei membuat Jinse terdiam.
" Bagaimana saudara bisa berpikir seperti itu?"
" Saudara, para dewa adalah sosok yang sangat pencemburu. Segala sesuatu yang bertentangan dan mengancam keberadaan mereka adalah musuh, terlebih lagi dalam pertempuran sebelumnya dimana penguasa muda telah menunjukkan jati dirinya, yang merupakan ancaman nyata bagi kekuasaan mereka..."
" Jika demikian apa yang harus kita lakukan?" tanya Jinse.
" Saudara, aku juga tidak tahu..." Jawab Liong Hei dengan suara rendah.
Pada saat mereka sedang berbincang-bincang, tiba-tiba mereka melihat kilatan cahaya bergerak ke arah mereka.
" Penguasa," ucap Jinse dan Liong Hei dengan hormat, menyambut sosok yang menghampiri mereka.
" Jinse dan Liong Hei, maaf membuat kalian menunggu lama.."
" Penguasa itu tidak masalah, justru kami senang karena memiliki waktu untuk memulihkan diri," jawab Jinse.
" Baiklah, kita akan pergi. Kalian berdua kembalilah ke dalam dunia Jiwa..."
" Baik penguasa..." ucap Jinse dan Liong Hei, namun dengan wajah ragu.
" Bicaralah..." ucap Qing Ruo.
" Penguasa, apakah kita akan langsung pergi ke daratan Ilahi?" tanya Jinse.
Qing Ruo menganggukan kepala, sambil menghempaskan nafas panjang, membuat Liong Hei dan Jinse semakin bingung.
" Penguasa, apa yang terjadi?"
" Daratan ilahi menolak mereka yang telah pergi, dan aturan itu sudah berlaku tujuh ratus tahun yang lalu, sejak berkuasanya kaisar langit Baoyang Tian..." Qing Ruo menjelaskan.
" Lalu apa yang harus kita lakukan..." ucap Liong Hei dengan lemah.
" Liong Hei, serahkan padaku. Aku tidak tahu apakah ini berhasil atau tidak, tetapi ini patut untuk di coba..." sambil membuka gerbang dimensi Dunia Jiwa.
" Baik penguasa..." jawab mereka berdua sambil kembali ke dalam dunia jiwa.
Setelah Jinse dan Liong Hei kembali ke dalam dunia jiwa, Qing Ruo lalu mencari tempat untuk memulihkan diri, sambil menunggu prajurit yang di utus oleh Luo Xing.
****
Di tempat lain.
Di samudera kehampaan abadi. Piringan Emas Raksasa yang menampung ratusan ribu prajurit langit, masih berada di tempat itu.
Di atas piringan itu, tampak seorang prajurit memasuki kediaman para jenderal utama.
" Jenderal...." ucap sosok itu berlutut memberi hormat pada Luo Xing dan dua jenderal lainnya.
" Prajurit Zhao, ada tugas rahasia untukmu..." ucap Luo Xing
" Siap jenderal, hamba bersedia..."
" Baik, aku tugaskan kamu untuk melayani tuan muda Luo Ruo. Pergi dan susul dia yang kemungkinan masih berada di wilayah perbatasan Samudera Kehampaan..." ucap Luo Xing dengan serius.
" Baik jenderal.." Jawab Luo Zhao tanpa membantah lalu bergerak meninggalkan tempat itu.
" Saudara Luo Xing, Apa yang saudara lakukan?" tanya Baoyang Ran penasaran.
" Saudara Baoyang Ran, Luo Ruo adalah tuan muda trah pertama, sangat tidak elok jika dia bertualang sendiri. Lagi pula aku tidak melanggar perintah. Anggap saja tindakanku ini sebagai kompensasi atas kontribusinya dalam perang sebelumnnya," jawab Luo Xing menjelaskan.
" Saudara benar, tapi apakah prajurit Zhao tahu bahwa dia tidak akan bisa kembali ke daratan ilahi lagi?" tanya Kongqi Chu menimpali.
" Tentu saja prajurit Zhao tahu, tetapi tugas seorang pelayanan adalah melakukan perintah sang tuan," jawab Luo Xing, membuat Baoyang Ran dan Kongqi Chu terdiam.
" Baiklah, sebaiknya kita beristirahat. Lima jam lagi kita akan berangkat..." ucap Baoyang Ran mengakhiri percakapan itu.
" Baik," jawab Luo Xing dan Kongqi Chu bersamaan.
***
Di tempat lain.
Di dalam aula istana dengan aura kegelapan yang sangat kentara.
" Argh....!" teriak sosok yang duduk di atas takhta utama dengan murka, menatap lima puluh raja terkuat dari ras iblis yang duduk di hadapannya dengan kemarahan yang membuncah di dadanya
" Baj***n... bagaimana bisa..." ucapnya berulang-ulang, dengan tatapan nyalang.
" Lima ratus ribu prajurit, bahkan kedua putraku juka ikut tewas. Argh.... " teriak sosok itu murka menghancurkan apa saja yang ada di hadapannya.
" Yang Mulia Kaisar. Apakah kita harus menyerang sekarang...?"
" Raja She Chang, utup mulutmu! Harusnya dengan situasi seperti ini kita harus bisa bersikap tenang. Jangan memperkeruh suasana..." teriak seorang raja yang duduk di hadapan sang kaisar murka.
" Raja Lang Yin, tutup mulutmu. Jangan hanya bisa menggonggong. selama ini mana bukti dan kontribusi kalian ..."
" She Chang cukup! Ras Serigala Perak juga kehilangan sepuluh ribu prajuritnya, bahkan pangeran Lang Hei juga tewas..." seorang raja menimpal, sambil menenangkan Lang Yin yang sudah berdiri dari kursinya.
" Raja Shuiniu Li, kalian dari ras kerbau sama saja-"
" Cukup! Apakah kalian ingin bertarung di dalam ruangan ini!" teriak seorang menteri murka, membuat para raja iblis dari berbagai ras itu terdiam.
" Yang Mulia Kaisar Mogui Huangdi, aku Lang Yin akan tetap membalas kekalahan ini, tetapi tidak untuk sekarang. Rencana yang telah kita siapkan selama ratusan tahun saja gagal, lalu bagaimana bisa kita menyerang dengan gegabah, bahkan tanpa persiapan sama sekali. itu sama saja bunuh diri."
" Raja Lang Yin benar. Mohon Yang Mulia mempertimbangkannya kembali," ucap Raja Kerbau Iblis Shuiniu Li.
" Raja Lang Yin benar. Peti Iblis kegelapan yang kita anggap sebagai pertahanan tanpa cela, dapat mereka hancurkan...." ucap Mogui Huangdi, berusaha menenangkan diri.
" Terima kasih Yang Mulia. Fokus utama kita saat ini adalah membangkitkan kembali kekuatan pasukan elit, lalu melakukan penyerangan secara total...." ucap Lang Yin.
" Lang Yin benar. Kesedihan tidak akan mengubah keadaan. Untuk itu aku perintahkan, pulanglah. Bangun kekuatan kalian masing-masing. Dan ketika saatnya tiba, kita akan menyerang dengan pasukan dan kekuatan yang lebih banyak lagi..."
" Baik Yang Mulia Kaisar..." sambil berlutut, lalu satu per satu meninggalkan ruangan itu.
Setelah para raja itu pergi, Mogui Huangdi juga bergerak meninggalkan tempat itu.
" Ini sangat aneh, bagaimana bisa mereka menghancurkam peti iblis kegelapan..." sambil menatap lencana giok jiwa Mogui Wangzi dan Mogui Zuixiao yang yang telah hancur.
" Wangzi er, Zuixiao er, ayah akan menbalaskan dendam kalian," ucapnya sambil terus melangkahkan kakinya.