YOU & ME IN NOVEMBER

...Kemudian gadis itu duduk dengan lelaki itu yang sedang sibuk bermain ponsel....

...Lingkungan kelas semuanya sedang bertukaran cokelat dengan bahagia baik perempuan dengan perempuan maupun yang berpacaran....

...Semuanya terlihat bahagia sementara Livia menoleh sebentar melirik Daris yang tengah sibuk mengetik di ponselnya....

...Daris tampak senang ketika sedang chatting dengan perempuan itu dan tampaknya Livia tidak punya kesempatan untuk memberikannya cokelat di waktu yang tepat....

...Kemudian gadis itu beranjak keluar dan pergi menemui Silvana untuk bertukaran cokelat setiap tahunnya atas persahabatan mereka yang telah lama berlangsung....

...Lalu gadis itu kembali lagi di kelas dan masih menunggu momen untuk menyerahkan sebatang cokelat berbungkus kertas ungu kilat kepada lelaki itu....

“Tapi ... aku kan ga pantas kan kasih cokelat ke dia? Nanti kan jadi konflik kalau aku rupanya ada maksud tertentu?” pikir Livia.

...Lalu Livia hanya duduk diam saja di bangkunya menunggu bel pelajaran. Daris juga dari tadi tidak berbicara apa-apa dengan Livia....

...Pikiran Daris seperti melayang dengan imajinasinya bersama seseorang dari wajahnya yang memancarkan senyum di bibir....

...Lelaki itu juga tidak mengucapkan apa-apa kepada Livia untuk hari yang menurut gadis itu spesial. Daris juga tampak tidak membawa cokelat apapun di tasnya ketika ia sedang mengambil buku....

“Ya ... ga mungkin dia bawa cokelat di sini. Kan ceweknya bukan sekolah sini,” ucap Livia dalam hati.

...Tiba waktu istirahat pun, Livia masih sengaja duduk disana untuk menunggu momen yang pas. Tetapi ia juga masih belum yakin mau memberikannya atau tidak demi kenyamanan masing-masing....

...Livia sudah duduk begitu lama tetapi tampaknya lelaki itu tidak merasa apa-apa dengan kehadiran Livia yang berada di sampingnya. Lelaki itu malah hanya diam saja dan tidak peka dengan keadaan....

...Lalu Livia pergi keluar sebentar ke toilet....

“Gimana ya cokelat ini?” pikir Livia dengan kebingungan.

...Di tengah perjalanan menuju kelas, Livia berpapasan dengan Rido. Tetapi Rido tidak menyapanya dan hanya menatap Livia saja untuk sebentar dan berjalan melewati dirinya....

“Tadinya mau kasih si Rido cokelat juga sih, tapi dia tidak kasih duluan ya sudah deh,” pikir gadis itu.

...Sesampainya di kelas dan ketika gadis itu sedang berjalan menuju bangkunya di ujung sana, ada seseorang memanggilnya dari belakang. Gadis itu menoleh ke belakang dan melihat Kenzo menghampirinya....

“Kenapa Ken?” tanya gadis itu dengan senyum di bibirnya.

...Lelaki itu tersenyum sambil menatap gadis itu beberapa saat. Livia pun sampai tersenyum dengan bingung melihat lelaki itu yang dari tadi diam mematung melihat gadis itu dengan senyum sendiri....

“Em ... Ken? Kamu kenapa?” tanya gadis itu kembali.

"Eh ... Oh iya," ucap Kenzo.

...Kenzo langung tersadar dari lamunannya dan merogoh kantong celananya....

...Ia menyodorkan Livia sebatang coklat berbungkus kertas kuning yang di bawahnya berwarna merah muda dengan gambar kacang....

“Eh? Aduh, makasih ya,” ucap Livia.

...Livia pun bergegas memberikan coklat yang ada di kantongnya kepada Kenzo. Lalu Kenzo tersenyum melihat cokelat yang diberikan gadis itu lalu pergi....

“Wih ... aku baru pertama kali dapat cokelat dari teman laki-laki seumur hidup ini,” gumam Livia sambil berjalan menuju bangkunya.

...Daris hanya melirik sekilas Livia yang masih memegang cokelat dari Kenzo lalu lanjut mengetik di ponselnya....

...Tiba Livia duduk tidak lama, Daris pergi keluar kelas entah kemana. Livia pun duduk diam saja dengan manis di bangkunya sambil menunggu bel pelajaran berbunyi....

...Lalu Livia yang duduk tidak lama kemudian di hampiri oleh seorang lelaki bernama Alfa yang baru ia kenal juga tidak lama....

...Alfa datang dan sedang berdiri di hadapan Livia yang sedang duduk dan kemudian ia memanggil,...

“Livia.”

...Livia pun menengadah kepalanya dan melihat lelaki itu....

“Ada apa Fa?” ucap Livia dengan memberikan senyuman.

...Alfa hanya diam menatap Livia dan memberikannya sebatang cokelat dan hendak beranjak pergi. Livia pun terkejut karena pemberian darinya....

“Alfa! Bentar,” ujar gadis itu sambil merogoh tasnya yang tersimpan cokelat yang ia beli kemarin.

“Nih, makasih juga ya cokelatnya,” ucap gadis itu dengan senyuman cerah.

...Lelaki itu mengangguk dengan malu lalu pergi kembali ke bangkunya yang berada di sudut ujung satu lagi....

...Livia menggaruk kepalanya dan merasa bingung dengan 2 laki-laki ini yang tidak begitu akrab dan hanya saling kenal saja malah memberikan Livia sebatang cokelat....

...Dalam hati Livia juga ikut senang karena baru tahun pertama di SMA mendapatkan cokelat yang lebih banyak dan di beri oleh laki-laki....

“Tapi ... kenapa mereka mau kasih ke aku yang nolep gini? Mungkin mereka bermaksud berteman kali ya,” pikir Livia dalam hati dan menghilangkan kecurigaan yang tidak-tidak.

...Lalu tak lama kemudian setelah Livia duduk di bangkunya beberapa saat, Daris baru datang dan duduk kembali. Walau ia duduk dengan wajah tegak, tetapi matanya melirik sinis 2 batang cokelat yang sedang dipegang dan dilihat oleh Livia....

...Daris juga tidak banyak peduli dengan gadis itu dan cuek saja....

...Livia pun menyimpan kembali cokelat itu di tasnya dan ketika Daris sedang tidak memperhatikan dirinya, ia mengambil lagi sebatang cokelat dan bergegas menyimpan di kantong roknya....

...Livia sebenarnya dari tadi menunggu dan mengumpulkan keberanian untuk memberi Daris cokelat....

“Tapi ... dia kan sudah ada cewek ... ga mungkin juga aku yang kasih dia duluan. Nanti kalau lebih kasarnya ... dia tolak pemberianku gimana?” pikir Livia.

...Gadis itu menatapi Daris yang sedang duduk dengan pandangan lurus dan datar....

...Livia juga tidak berani untuk langsung memberinya sebatang cokelat secara tiba-tiba yang akan membuat lelaki itu syok....

...Oleh sebab itu, Livia hendak menunggu momen yang tepat untuk memberikan Daris sebatang cokelat....

“Artinya, aku harus buat dia ketawa dulu hari ini atau nungguin dia kasih duluan ke aku kalau dia ada peduli ...” pikir Livia.

...Bel berbunyi dan pelajaran berlangsung 3 jam lamanya. Livia terlalu sibuk dan fokus dengan materi pelajaran hingga lupa untuk mencari peluang untuk berinteraksi yang akhirnya tiba bel pulang sekolah....

“Aduh ... aku lupa buat cari topik sama dia ... mana uda bel pulang lagi,” pikir Livia sambil menepuk jidatnya.

...Sambil berjalan pulang sekolah, Livia memikirkan cara terakhir untuk memberinya cokelat....

“Pokoknya apapun yang terjadi, aku harus beri dia cokelat ini hari ini!” ucap Livia dalam hati.

...Lalu ia memikirkan cara yang aman untuk memberinya sebatang cokelat itu tanpa orang ketahui dan punya alasan yang tepat ketika memberikan sebatang cokelat kepada Daris. Livia pun berpikir sambil berjalan pulang dan akhirnya menemukan alasan yang tepat untuk memberinya....