Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralias melupakannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi I Rosalyne
PLAKKKK!
Tamparan keras jatuh diwajah Chaiden Agha. Bibirnya berdarah. Erundil telah menamparnya dengan keras.
"Jangan mengurusi kehidupanku! Yang ada di perutku ini adalah anakku!" Tegas Erundil sambil melempar bantal ke arah Chaiden Agha.
Chaiden Agha, mendekati Erundil dengan perlahan dan mengusap pipi Erundil dengan Ibu jarinya. "Aku hanya bertanya, siapa yang membuatmu seperti ini" Agha menahan air matanya saat melihat kondisi Erundil.
Erundil hamil. Chaiden Agha tidak pernah melakukan hubungan badan kepada Erundil.
Erundil, menepis tangan Agha. "Itu bukan urusanmu. Kalau kau tak suka aku ada di sini, aku akan pergi!" Ucap Erundil mendorong bahu Agha.
Dorongan itu tidak keras. Agha memeluk Erundil dari belakang dengan hangat. "Erundil.... Aku sangat mencintaimu. Aku tidak masalah dengan anak yang ada di dalam perutmu. Jangan pergi dari sini...." Agha menangis. Dia masih memeluk Erundil dengan dekapan hangatnya.
Bibir Erundil berdenyut. Dia meneteskan air matanya. Dia memegang lengan Agha yang memeluknya. "Aghaaa, aku bukan orang yang suci.... Beri aku waktu sampai anak ini lahir. Aku akan pergi setelahnya" Ucap Erundil dengan nada yang gemetar.
Agha melepas pelukannya dan berdiri di hadapan Erundil yang menangis. Dia mengusap mata Erundil dengan lembut. "Erundil, kamu hanya manusia biasa. Bergantunglah padaku"
...♧♧♧...
Rosalyn menatap Lucian. Dia masih tidak menduga apabila Raja Iblis adalah bocah sekurus dan sekecil ini. Lucian merasakan tatapan dari Rosalyne. "Berhenti menatapku, oke" Ucap Lucian melihat Rosalyne dengan alis kiri yang naik.
Rosalyne malu-malu karena terciduk. "Astaga Tuan, tubuh Anda sangat kecil. Apa bagian bawah Anda ikutan kecil?" Tanya Rosalyne.
"KHUKKKKH!"
Zarel tersedak air yang dia minum setelah mendengar ucapan tidak sopan Rosalyne.
"Kenapa kau bertanya seperti itu? Mau memastikannya?" Tanya Lucian sambil memegang zip celananya sendiri. Zarel langsung menahan tangan Lucian.
"Tuan, Andal adalah Iblis yang Mulia. Jangan sampai terkena hasutan Iblis wanita itu" Ucap Zarel menatap sinis Rosalyne.
Rosalyne terkekeh geli. "Atau Anda ingin mencoba memegang dada saya?" Tanya Rosalyne sambil memegang dadanya sendiri dan menaikkan ke atas dan ke bawah.
Zarel menutup mata Lucian dengan kedua tangannya. "Dasar buaya betina mesum. Kau mau menodai Raja Iblis yang masih anak-anak?" Ucap kesal Zarel.
Lucian membiarkan Zarel menutup matanya dengan kedua tangan Zarel. "Gini saja, tentang masalah itu. Aku ingin Iblis-iblis tanpa raga disana, tidak menyentuh tubuh Ayahku sedikit pun. Bisakah, kau memperingatkan itu, Rosalyne?" Tanya Lucian sambil melepas tangan Zarel di matanya.
Rosalyne hanya tersenyum "Itu tidak mungkin, Tuan. Mereka tidak akan mendengarkan ucapan saya. Meski begitu, aku memiliki cara lain" Ucap Rosalyne dengan senyum seringaiannya.
Zarel langsung merinding. "Apa yang kau rencanakan?" Tanya Lucian.
"Saya akan mendekati Ayah angkat Anda. Kolonel Kyle Beasley, kan? Dengan begitu, dia tidak akan bisa di rasuki oleh mereka" Jelas Rosalyne.
Zarel tertawa. "Itu ide yang buruk. Kau tidak bisa mendekati dia sedikit pun" Ucap Zarel.
Rosalyne berdiri dan menarik kera kemeja Zarel. "Mengapa aku tidak bisa melakukannya?" Tanya Rosalyne sambil menyentuh dada Zarel dengan jari-jari lentiknya yang dia jalankan seperti kaki.
Zarel menyeringai lebar. Dia mendekatkan wajahnya ke arah wajah Rosalyne dan memegang kedua pipi Rosalyne dengan satu tangannya.
Hidung mereka sungguh dekat.
"Ya! Akan ku buktikan!" Rosalyne menepis tangan Zarel dan menjaga jarak sebab Zarel sudah tidak bisa dia hipnotis lagi.
Zarel menunjukkan seringaian puasnya. "Baiklah, Tuan. Saya akan mengantar Rosalyne pulang. Selamat malam" Zarel menarik scraft yang ada di leher Rosalyne. Rosalyne melambai kepada Lucian saat pergi.
...♧♧♧...
Di tempat Kyle. Kyle telah sampai di Negri Zephyr. Dia sudah mendengar kabar dari beberapa desa disana sudah hampir sebanyak 25 orang yang terbakar setiap minggunya.
Raja Zephyr, menyambut kedatangan Kyle dengan ramah.
"Kolonel Beasley! Selamat datang!" Raja Zephyr menjabat tangan Kyle dengan hangat. Raja Zephyr mengajak Kyle untuk makan malam dan disana, ada Putra Mahkota Zephyr.
Dia terus menatap Kyle dengan muka yang masam. Raja Zephyr menyadari Putra pertamanya menatap Kyle dengan wajah tak suka.
"Zayn! Turunkan pandanganmu" Ucap Raja Zephyr yang membuat Kyle menoleh ke arah Putra Mahkota.
Pangeran Kedua di sebelah Putra Mahkota, turut menoleh ke arah Kakaknya. Pangeran Kedua, takut terhadap tatapan itu.
Putra Mahkota masih menatap Kyle. "Bagaimana bisa ada tanda Tuan, di tubuhmu?" Kyle menyadari, di tubuh Putra Mahkota itu adalah Iblis. Meski, Kyle tidak paham maksud 'Tanda Tuan' yang Zayn maksudkan.
"Tuan? Siapa yang berani menjadikan Anda, sosok Putra Mahkota Zephyr sebagai budak?" Tanya Kyle membalas tatapan itu.
Zayn menoleh ke arah Raja Zephyr dan Pangeran kedua. Dia mendecih karena terjebak. "Aku sudah kenyang" Zayn meninggalkan meja makan begitu saja.
Raja Zephyr merasa malu atas tingkah Putranya. Dia mengabaikannya.
Kyle di beri tempat istirahat oleh Raja Zephyr. Dia berniat menelusuri Zayn sebelum beralih ke yang lain. Kyle berbaring di atas kasurnya. Dia teringat dengan Lucian.
"Apa Lucian sudah makan?"
"Apa yang anak itu lakukan sekarang?"
"Apa dia sudah bisa tidur tanpa bermimpi buruk?"
Kyle mengkhawatirkan Lucian karena kini dia adalah seorang Ayah.
Pagi hari menjelang. Kyle menemui Raja Zephyr secara rutin.
"Berkeliling sekitar kota? Apa informasi yang diberikan kurang?" Tanya Raja Zephyr dengan khawatir.
"Saya hanya perlu mendengar sesuatu keanehan dari keluarga korban sebelum tubuh mereka terbakar" Jawab Kyle dengan ucapannya yang tidak berbahasa sopan kepada Raja Zephyr.
"Oh, begitukah. Apa Anda perlu pengawal?"
"Tidak, lebih baik, saya tidak mengundang perhatian orang"
Kyle mendapatkan izin dan diberi surat izin dari istana untuk menyelidiki tentang korban manusia yang terbakar kepada keluarga mereka.
Dan sesuai dengan janji Rosalyne. Dia menemukan Kyle dengan cepat.
BRUK!!!!
Rosalyne terjatuh. Dia pura-pura terpeleset genangan air di sebelah Kyle yang sedang mencari alamat. Kyle terkejut. Dia melihat ke arah Rosalyne di sebelahnya.
Rosalyne melihat Kyle. Dia dapat melihat tanda yang ditinggalkan oleh Lucian di punggungnya.
"Ah, maaf Tuan. Bisakah Anda membantu saya untuk berdiri?? Sepertinya, kaki saya keseleo" Ucap Rosalyne sambil memegang kakinya yang bengkak.
Kyle segera membantunya berdiri. Dia melihat kaki putih Rosalyne dengan pergelangan kakinya yang membiru. Mata dengan iris savana Kyle membuat takjub mata Rosalyne yang melihatnya. Tubuh tinggi dengan proposional yang pas itu, rambutnya yang hitam legam itu.
"Ah, siapapun pasti menduga kalau Tuan dan Orang ini adalah anak dan Ayah kandung" Batin Rosalyne saat Kyle membantunya berdiri.
"Terlihat menyakitkan. Dimana pusat kesehatan terdekat?" Rosalyne tidak menyangka apabila Kyle akan menawarkan bantuan seperti itu.
"Tidak jauh, Tuan. Saya bisa sendiri" Rosalyne bermain tarik ulur tapi Kyle ternyata,,....
"Baiklah, hati-hati di jalan"
Rosalyne melongo. Dia baru tau manusia macam Kyle. Pantas saja Zarel mengatakan ini tidak mudah.
"Aa... Aduh!" Rosalyne pura-pura kesakitan saat melangkah.
Kyle melihatnya sekali lagi. "Sungguh bisa sendiri?" Tanya Kyle.
Rosalyne mengeluarkan air mata buayanya. "Maaf, sepertinya ini... sulit" Ucap Rosalyne menyembunyikan senyuman jahatnya.
