NovelToon NovelToon
Kapten, Wo Ai Ni

Kapten, Wo Ai Ni

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda
Popularitas:24.5k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Menikah dengan gadis yang dicintai adalah impian semua pria. Namun, Anggasta Bimantara, seorang kapten polisi harus menelan kekecewaan karena lamarannya ditolak oleh kekasihnya. Kekasih yang sudah dia pacari selama lima tahun lebih memilih pria kaya raya demi untuk kemajuan karir modelingnya.
Di tengah keterpurukannya putus cinta, dia terpaksa menikahi gadis tengil yang bernama Intan hanya karena kesalahpahaman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Mungkin

Tangan kanan Anggasta mengusap lembut tengkuk Intan sambil terus menghisap harum napas istri kecilnya dan pria tampan itu tersenyum simpul ketika dia merasakan Intan membalas ciumannya dengan malu-malu.

Ciuman Intan masih terasa ragu dan malu-malu, namun bunyi kecipak di saat bibirnya beradu manis dengan bibir istri kecilnya, Anggasta mengerang frustasi dan menghisap lebih dalam lagi harum napas istrinya sambil menarik lebih dalam tengkuk Intan dan menyusupkan lidahnya.

Ketika lidah Anggasta menari liar bersama lidahnya Intan dengan irama tango yang menghentak-hentak, seketika itu juga Anggasta merasa tersesat.

Ciuman yang semakin lama semakin dalam, Membuat Intan tanpa sadar merekahkan bibirnya dan mendesau indah, membuat Anggasta semakin menggila dan lidah pria tampan itu pun semakin menggila menari-nari liar di dalam mulut Intan.

Tidak mau berlama-lama lagi, Anggasta melepaskan pagutannya lalu mencium kening Lila, hidung Lila dan telinga Lila. Kemudian dengan perlahan dia menyusurkan bibirnya ke rahang lalu ke sepanjang kulit leher Intan. Pria tampan itu menciumi kulit leher istri kecilnya sambil menghirup dalam-dalam wangi Intan yang membuatnya mabuk tak berdaya dan...............

Kringggggg!!!!!!!

Intan berbisik di tengah deru napasnya, "Mas, ada telpon"

"Biarkan saja" Anggasta melanjutkan aktivitasnya menciumi leher istri kecilnya sambil sesekali menghirup dalam-dalam wangi tubuh Intan.

Kringggggg!!!!!"

"Mas, angkat dulu! Siapa tahu penting" Intan mendorong pelan dada bidang suami tampannya.

Anggasta sontak mengumpat kesal lalu dia mengambil telepon genggamnya dan terkejut mendapati Intan hanya memakai pakaian dalam. "Tan, kamu........"

Intan menunduk dan sontak memekik kaget, "Mas! Balik badan!"

Anggasta mengumpat kesal lalu dia bergegas membuka pintu sambil berkata, "Segera pakai baju kamu kembali! Aku akan terima telepon dulu"

Di saat Anggasta menutup pintu mobil Intan bergegas mengambil jaket dan sweater yang ada di jok belakang dengan rona merah di wajah. "Dia yang membuka jaket dan sweaternya kenapa dia nggak mau bertanggung jawab memakaikannya kembali. Dasar menyebalkan, ish!"

Anggasta menerima telepon dari anak buah yang dia tugaskan menjaga ibu dan adiknya, "Halo, ada apa Jay?"

"Jay sudah mati. Semua anak buahnya Jay juga sudah mati"

"Shiiiiitttttt! Siapa kamu?! Di mana Ibu dan Adikku sekarang!!!!!!"

Klik! Sambungan telepon itu dimatikan begitu saja oleh orang bersuara berat di seberang sana.

Anggasta sontak membuka pintu mobil dan melompat naik dengan wajah panik, namun pria tampan itu sontak tersenyum melihat Intan berkata, "Kita selfie di depan Jeep saja, Mas. Mau, kan?"

"Baiklah. Kita selfie sebentar lalu sarapan dan langsung terbang ke Jakarta. Tunggu sebentar aku akan membantumu turun" Anggasta bergegas turun dari mobil lalu berlari cepat mengitari kap mobil.

"Siapa yang nelpon?" Tanya Intan sambil melompat turun ke dalam dekapan suaminya.

"Anak buahku" Sahut Anggasta sambil menurunkan Intan dengan hati-hati di atas tanah.

"Apakah ada masalah?"

Anggasta hanya tersenyum lalu dia menaikkan Intan ke atas kap mobil kemudian dia melompat naik ke kap mobil lalu berkata, "Ayo selfie"

"Ah, iya" Intan langsung mengarahkan kamera telepon genggam mahalnya dan tersenyum di depan kamera itu saat suami tampannya mencium pipinya.

Intan sangat menyukai foto selfienya dengan Anggasta.

"Mau lagi?"

"Ish! Modus, kan, pengen nyium pipiku lagi?"

Anggasta terkekeh geli lalu berkata, "Aku serius. Cewek, kan, suka selfie dan biasanya sekali saja masih kurang"

"Sekali saja, Mas. Mas, kan, ada kerjaan dan sepetinya pekerjaan itu sangat penting. Lalu, kita harus segera ke Jakarta untuk menyambut kedatangannya Ibu dan adik, Mas"

"Oke" Anggasta bergegas melompat turun dari atas kap mobil lalu merentangkan kedua tangannya untuk menangkap Intan.

Beberapa jam kemudian, Anggasta dan Intan sudah sampai di Jakarta. Anggasta berkata ke Intan di dalam taksi online yang tengah melaju mengantarkan mereka berdua ke rumah kakeknya Intan, "Maaf kalau tas kamu masih da di rumahnya Ibu. Biar Roy dan kawan-kawan yang membawanya ke rumah Kakek kamu"

"Iya, Mas, nggak papa. Aku masih punya banyak baju di rumah"

"Maaf juga kalau janji Mas mengajak kamu naik kereta api belum bisa Mas tepati"

"Iya, nggak papa. Kan, masih ada banyak waktu"

Anggasta mengusap rambut pendek bergelombangnya Intan sambil berkata, "Terima kasih"

"Untuk apa?"

"Untuk pengertian kamu"

"Sama-sama, Mas"

Semoga saja Ibu dan Anisa berada di rumah Presdir dalam keadaan selamat. Batin Anggasta dengan wajah penuh kekhawatiran.

Setelah sampai di depan gerbang kediaman megahnya Abimanyu, Anggasta dan Intan menemukan dua satpam yang selalu berjaga di gerbang depan rumah Abimanyu, terbujur kaku tak bernyawa.

"Shiiiiitttttt!" Anggasta menoleh ke Intan dan saat dia menemukan Intan pucat pasi, pria tampan itu menarik kepada Intan dadanya sambil berkata, "Ada aku. Jangan takut!"

Anggasta lalu berbisik sambil membelai rambut pendek bergelombangnya Intan, "Aku akan berlari masuk ke dalam sambil membopong kamu. Kamu benamkan wajah kamu ke dadaku"

"Iya" Sahut Intan.

"Apapun yang terjadi tetap rangkul leherku dan benamkan wajah kamu di dadaku" Ucap Anggasta sambil mulai membopong Intan.

"Iya" Sahut Intan sambil menggelungkan kedua lengannya di leher kokoh suaminya.

Anggasta kemudian melesat ke dalam sambil membopong istri kecilnya dan berdoa semoga tidak ada bahaya mengerikan yang menghadangnya karena dia sendirian dan ada Intan di sampingnya. Dia tidak tega membiarkan Intan melihat pertumpahan darah.

Tiba-tiba Intan berbisik, "Aku sudah menemukan tempat paling nyaman"

"Apa maksud kamu?" Tanya Anggasta di tengah deru napasnya karena dia masih berlari kencang sambil membopong Intan.

"Dada kamu adalah tempat paling nyaman di dunia ini dan detak jantung kamu adalah irama paling indah di dunia ini"

"Shiiiiitttttt! Tan, ini bukan saat yang tepat kamu berkata seperti itu"

Sesampainya di depan pintu masuk rumah utama yang terbuka lebar, Anggasta menurunkan Intan sambil berkata, "Terus benamkan wajah kamu di dadaku!"

"Ada apa?" Tanya Intan saat dia merasakan tubuh Anggasta gemetar.

"Jangan banyak bertanya. Tetap benamkan wajah kamu di dadaku"

Intan langsung menoleh ke belakang dan memekik kaget saat dia melihat kakeknya terbaring di atas lantai di depan jasad ibu mertua dan adik iparnya yang bersimbah darah. Di tangan kakeknya ada sebilah belati. Intan jatuh pingsan dan saat Anggasta menangkap Intan kepalanya Anggasta dihantam benda tumpul dengan sangat keras. Anggasta sontak terjatuh cukup keras di atas lantai marmer kediaman mewahnya Abimanyu.

Anggasta membuka mata dan menemukan dirinya berada di rumah sakit dengan tangan diinfus.

Roy mengerjap gembira melihat kaptennya sudah siuman, "Syukurlah Kakak sudah sadar"

"Roy? Berapa lama aku di sini?"

"Sudah satu Minggu Kakak tak sadarkan diri"

"Di mana Ibukku, adikku, Presdir Abimanyu, dan Intan?"

Roy menghela napas panjang, "Kamu harus ikhlas menerima kepahitan yang akan aku sampaikan, Kak"

Anggasta menitikkan airmata sambil menggeram, "Katakan!"

"Ibu Kakak dan adik Kakak sudah meninggal dunia dan Presdir koma di ruang ICU yang dijaga ketat karena kemungkinan besar Presdir sudah membunuh Ibu Kakak dan Adik Kakak"

"I......itu tidak mungkin" Anggasta menarik jarum infus lalu duduk di tepi ranjang, "Intan? Di mana Intan?"

"Istri Kakak menghilang dan dari rekaman CCTV yang ada di ruang keluarganya Presdir, Istri Kakak dibawa pergi sama......."

"Arjuna" Sahut Nala yang tiba-tiba muncul di dalam kamar rawat inapnya Anggasta.

Anggasta menggeleng-gelengkan kepalanya dan terus bergumam, "Ini tidak mungkin terjadi"

1
F.T Zira
3 iklan...buat ka author
minta up lagi boleh/Grievance//Grievance//Grievance//Grievance/
F.T Zira
ini namanya ngajak perang..🤣🤣 lagi marah di katain pula.
jatahmu hangus entar😝😆😆😆
Rahma AR
kasian yq
Rona Risa
jangan-jangan diserang chen juga?
Rona Risa
posesif ya haha
Rona Risa
puas ya haha
Rona Risa
lapar yang lain ternyata 😆
F.T Zira
kasih 3 iklan buat ka Uthor
F.T Zira
minta up lagi/Grievance//Grievance//Grievance/
Rahma AR
kasian ya
Dian Endra
seru kisahnya dan unik 🥰
Rahma AR
kasian Anisa.... anggasta malah sibuk sendiri..... hot.....hehe
Anita Jenius
5 like buatmu kak.
lanjut up terus ya. semangat 3
Anita Jenius
/Rose/buatmu kak. semangat up nya
F.T Zira
kasih 2 🌹 dulu buat ka Author
Nanda_Widdi
nice lanjut kak
Nabil abshor
reconend buat dibaca,,,,,, seru,,,,dagdigdug,,,,, 🤭🤭🤭 Asyiiiiikkkk
Dea
kapten kalau cembokur lucu 😂
Ratna Susanti
wah, Intan makin mahir nih yuk lanjut yuk 😄
anggita
iklan👌utk thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!