seorang dokter yang terkesan cuek dan dingin di jodoh kan dengan calon dokter yang cantik dan ceria, bagai mana kiasah mereka selanjutnya????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aily sauri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
Keluarga Atar baru saja sampai di rumah..
"Alhamdulillah sampai" ucap Kia sambil menengok ke arah Atar, Atar pun tersenyum sambil menggenggam tangan Kia dan mengajak nya untuk turun.
"Aduh lengket banget kaya nya tuh tangan sampai gak bisa lepas" sidie Sarah saat melihat Abang dan kakak iparnya terus bergandengan.
"Ssstt sarah jangan iseng Mulu kamu ya" tegur bunda nya.
"Iya iya Bun" jawab nya dengan malas.
"Udah pada masuk yuk kok malah ngobrol di sini" ucap ayah Atar.
Mereka pun masuk, Atar masih setia menggenggam tangan sang istri.
"Dek kamu Atar kak Kia ke kamar Abang ya" titah Atar pada Sarah.
"Lah emang nya abang mau kemana??" Tanya nya.
"Iya emang nya mas mau ke mana??" Tanya Kia.
"Mas ada urusan dulu sama ayah sebentar " jawab nya kemudian mengecup kening Kia sekilas membuat Kia bersemu merah.
"Hello serasa dunia milik berdua ya, gak liat ada Sarah Segede gini " teriak Sarah dengan kesal.
"Buaran wleee" ucap Atar langsung pergi ke tempat ayah nya.
"Isshh Abang nyebelin, awas aja ya" kesal Sarah.
"Udah yuk kak kita ke kamar aja, kesal Sarah kalau Deket dekat Abang" ajak Sarah menarik tangan Kia menaiki tangga.
"Ini kamar Abang kak" ucap Sarah saat mereka sudah berada di lantai dua tepat di depan pintu kamar Atar
"Dan ini sebelah nya kamar sarah" beritahu nya pada kamar sebelah kamar Atar.
"Iya makasih ya Sarah"
"Sama sama yaudah kakak masuk aja ya istirahat, Sarah juga mau masuk kamar" ucap nya, langsung masuk ke dalam kamr.
Kia mulai membuka pintu kamar Atar, saat pertama kali pintu tersebut terbuka Kia langsung di buat takjub melihat kamar tersebut Karna sangat terlihat begitu rapi, bersih dan wangi.
Kia masuk dan menutup pintu kamar tersebut, ia mendudukkan diri nya di pinggiran tempat tidur, tiba-tiba padangan nya teralih kan dengan satu bikai foto, Kia pun meraih nya di sana ada lima orang yang ia tau hanya Atar, Ardi dan Amira sedang kan satu perempuan yang berdiri di dekat suami nya ia tak tahu dan satu laki laki lagi juga ia tak kenal.
Ceklek...
Tiba tiba pintu terbuka Kia langsung meletakan kembali bingkai Poto tersebut.
"Lagi apa hmm" tanya Atar uang baru masuk ke dalam kamar.
"Lagi liat liat aja mas"
"Itu foto lama Kia"
"Hmm"
"Nanti mas cerita ya " ucap Atar lembut sambil mengelus kepala Kia yang tertutup hijab.
"Nanti sore jadi ke rumah umi" tanya nya.
"Jadi mas" jawab Kia senang.
"Kamar mas rapi banget" ucap Kia spontan.
"Masa sih" jawab Atar tersenyum kikuk.
"Iya, seperti nya lebih rapi kamar mas deh dari pada kamar kia" jawab nya sambil terkekeh.
"Sekarang ini juga kamar kamu, lebih tepat nya kamar kita" ucap Atar membuat Kia menunduk malu.
"Kia kita pacaran yuk" ucap Atar tiba tiba.
"Hah??" Kia bingung.
"Iya kita pacaran " ucap nya lagi membuat Kia semakin bingung.
"Kita kan udah nikah mas" jawab Kia.
"Makasih nya pacaran setelah halal " ucap Atar sambil mencium kening Kia.
Blus...
"Mas"
"Kia bersyukur banget bisa dapat suami seperti mas" ucap Kia Marasa sangat beruntung telah di jodoh kan dengan laki laki seperti Atar.
"Mas juga sangat beruntung punya istri seperti kamu" jawab nya sambil menarik Kia kedalam dekapannya.
"Semoga ini awal yang baik untuk kita amin" batin Atar.
***
Menjelang Sore Atar dan Kia sedang asik duduk di balkon kamar kia.
"Mas udah lama jadi dokter " tanya Kia.
"Baru sih, mungkin baru tiga tahunan" jawab Atar tanpa menoleh.
"Mas hebat ya masih muda tapi udah jadi dokter spesialis " ucap Kia takjub.
"Biasa aja sih" jawab Atar cuek, membuat Kia membelalak mata nya dengan jawab Atar.
"Iri bilang bos" ucap Atar lagi, sambil menahan tawa saat melihat ekspresi wajah sang istri yang terlihat sangat kesal.
"Bener kata Sarah ternyata mas alis nya nyebelin" ucap Kia sambil menatap tajam atar.
"Ahhhh masssaaa" jawab nya semakin gencar menggoda sang istri.
"Bodo ah" jawab Kia sambil memalingkan wajah nya dari Atar karna kesal. Menyadari hal itu Atar malah tertawa terbahak bahak.
"Kia berubah fikiran" ucap nya.
"Makasud nya??" Tanya Atar bingung.
"Kia gak mau jadi pacar mas Atar"
"Oh yaudah" jawab nya cuek.
"Kok gitu sih" tanya Kia kesal.
"Walaupun kamu gak mau jadi pacar mas tapi kan kamu udah jadi istri mas gak ada yang bisa merubah itu" tanpa sadar Kia tersenyum mendengar ucapan suami nya.
"Cie ada yang baper " ucap Atar sambil terkekeh, membuat Kia kembali kesal.
"Maassss atarrrr nyebelinnnnnn" teriak nya.
"Sstttt jangan teriak teriak Kia" ucap Atar sambil meletakkan telunjuk nya di bibir Kia, seketika Kia kangsung berhenti dan tersipu malu.
"Di gerebek tetangga baru tau rasa" ledek Atar pada Kia
"Isshh mas Atar bener bener nyebelin ya" kesal nya.
"ATARRR" tiba-tiba terdengar suara teriakan bunda Atar sambil mengetuk pintunya kamar nya.
"Masuk aja Bun" titah Atar.
Sang bunda langsung masuk dan melangkah mendekati anak menantu nya.
"Atar kamu apain mantu bunda" tanya nya sambil berkacak pinggang.
"Hah?? Gak Atar apa apa Bun sumpah deh" jawab nya sambil menunjukan jari ylnya yang di bentuk huruf V.
"Gak di apa apain kok teriak teriak, kamu jahil ??" Tuduh nya dengan tatapan tajam.
"Mas Atar gak apa apain Kia kok Bun tadi ada kecoa Kia kaget jadi nya teriak" ucap Kia menyakin kan mertua nya.
"Oh kecoa kirain bunda Atar jahil sama kamu sayang"
"Gak kok Bun" jawab Kia sambil tersenyum.
"Yasudah kalau gitu, bunda ke bawah dulu ya" pamit nya.
"Iya Bun"
"Tuh kan gaea gara kamu teriak sih" keluh Atar, Kia kangsung tertawa melihat ekspresi suami nya yang abis di marahin, sedang kan Atar terus memandangi Kia yang terlihat sangat cantik bila tertawa.
"Kenapa liatin gitu" tanya Kia.
"Kamu cantik" jawab nya.
Blus....
"Apalagi kalau malu malu cantik banget"
"Mass" ucap Kia sambil menunduk malu, pipi nya terasa panas setiap kali Atar menggoda nya, Atar meraih dagu Kia dan mengangkat Kia semakin berdebar, Atar menatap Kia dengan lembut saat kedua pandangan mereka bertemu.
"Siap siap gih udah sore" ucap Atar lalu beranjak dan masuk ke dalam kamar mandi.
"Huh kenapa sih jantung Kia berdebar gini kalau dekat sama mas Atar, kaya lagi senam" batin nya, dengan segara Kia pun bersiap sambil menunggu Atar Keluar dari kamar mandi.
"Udah siap" tanya tawar saat Kelua darinkamar mandi.
"Udah mas" jawab nya dengan semangat.
Setalah Atar selesai bersiap mereka pun segera keluar dari kamar untuk turun ke bawah, Atar menentang kan tangan nya agar di rangkul oleh sang Istri, Kia pun langsung merah nya, mereka berjalan beringin keluar dari kamar.
"Kalian mau kemana??" Tanya Ayar Atar yang melihat putra dan menantu nya sudah rapi.
"Mau ke rumah umi yah" jawab Atar.
"Ajak Sarah tuh tar dari pada nonton teruss gak ada kerjaan" ucap bunda Atar sambil menujuk anak kedua nya yang sedang asik selonjoran sambil nonton tv.
"Idih ogah" teriak Sarah.
"Kenapa gak mau??" Tanya ayah Atar.
"Iya ikut aja yuk Sarah" ajak kai.
"Udah ikut aja gih" timpal sang bunda.
"Ihhh kalian mah Sarah tuh gak mau jadi obat nyamuk Mereka" teriak nya kesal karan dinoaksa untuk ikut.
"Ya ampun dasar bocil" ucap Atar sambil menghampiri Sarah.
"Ayah sama bunda gak tau sih kalau bang Atar udah sama kak Kia, Sarah tuh gak keliatan ,gak di anggap " adu nya pada ayah dan bunda.
"Eh apaan" ucap Atar tak terima.
"Marahin tuh yah bang Atar" ucap Sarah sambil berlari ke ayah nya meminta pembelaan.
"Aduh ayah pusing liat kalian berdua selalu saja ribut, bunda aja deh yang urus Mereke" ucap sang ayah terkekeh sambil pergi meninggalkan mereka.
"Kasian deh gak ada yang belain, hahaha wleee" Atar meledek adik nya karan di tinggal sang ayah.
"Biarin masih ada bunda" jawab Sarah tak mau kalah.
"Mas gak boleh gitu ih kamu jail banget sih" tegur Kia dengan lembut, Atar hanya terkekeh.
"Sekarang mending kita bunda mau pilih siap" usul Atar.
"Bunda bela Sarah atau Abang Bun" tanya Sarah, membuat sang bunda geleng geleng kepala.
"Bunda pilih Kia aja lah" jawab nya.
"Kok Kia sih Bun" ucap Kia.
"Iya kok Kia kan dia gak ikutan Bun" protes Atar.
"Iya bunda mah malah milih kak Kia aneh" Sarah pun ikutan protes.
"Ya terserah bunda dong" jawab nya dengan santai.
"Yaudah Kalina cepatan berangkat bunda udah pusing ni" sambung nya sambil memijat kening, membuat Kia terkekeh kecil.
"Yaudah Atar sama Kia berangkat ya Bun" ucap nya lalu mereka pun menyalami bunda nya.
"Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"
Samapi di garasi Atar mengajak Kia untuk naik motor sport nya yang jarang sekali di gunakan.
"Pake motor mau gak Kia" tanya Atar.
"Hmm gimana ya mas, bukan nya gak mau tapi kalau pakai motor ntar barang barang Kia gimana??" Tanya nya.
"Oh iya ya mas lupa, yaudah peke mobil aja" putus nya.
"Sialah kan masuk tuan putri" ucap Atar sambil membuka pintu untuk Kia.
"Mas bisa aja" ucap Kia tersenyum malu.
Sepanjang perjalan Atar pokus menyetir sedangbkan Kia malah pokus memandangi wajah tampan suami nya sambil tersenyum.
"Mas tau mas ganteng " celetuk Atar sambil melirik ke arah kia.
"Ehh apa sih mas" jawab nya malu sekaligus gugup, Kia pun langsung menunduk pandangan nya, Atar tersenyum melihat tingkah sang istri.
Tak lama mobil Atar sampai di rumah Kia....
"Alhamdulillah sudah sampai" ucap Kia merasa senang sekali Dia pun buru-buru keluar dari mobil.
"Ayo mas"
"Pelan-pelan Kia"
"Ya mas ini juga pelan ayo cepetan" ajakin rasanya tak sabar ingin segera masuk ke dalam rumah bertemu dengan keluarganya.
"Sabar Azqiara" dia hanya menampilkan deretan gigi putihnya pada Atar.
"Assalamualaikum" ucap Kia dan antar bersamaan.
"Waalaikumsalam"
"Loh Kamu ngapain ke sini" ucar arka Abang kedua dia saat melihat sang adik melangkah ke arahnya.
"Ishhh abang mah gitu" usap Kia sambil cemberut, Abang kedua kiat memang sedikit jahil terhadap adiknya ia sering sekali menggoda Kia.
"Yaelah bercanda dek"
"Tau ah sebel" Jawab Kia sambil melengos.
"Yah ngambek deh "
"Hay bang" sapa kata pada Abang iparnya.
"Gimana aman??" Tanyanya pada Atar, latar hanya menjawab dengan senyuman.
"Umiii" teriak Kia sambil berlari dan langsung memeluk uminya seperti anak kecil.
"Ya ampun Kia malu tuh diliatin suami kayak anak kecil gini" ejek sang umi.
"Kia kangen umi" ucapnya semakin erat memeluk umi nya.
"Abi mana mi??" Tanya parah sambil menyalami umi mertuanya.
"Ada tuh di belakang lagi ngopi samaa Abang Kia"
"Oh ya udah ntar ke sana dulu dah mau nyampe" pamit nya.
"Mas ikut" ucap Kia, ataupun menghentikan langkahnya lalu menggugurkan tangannya kepada Kia, dengan senang hati Kia langsung menerima uluran tangan Atar dan mereka berjalan bersama ke arah belakang.
"Assalamualaikum"ucap Kia dan Atar bebarengan.
"Walaikumsalam salam" jawab Abi dan Abang pertama Kia.
"Baru sampai nak" tanya Abi Kia.
Kia langsung duduk di sebelah Abinya, sedangkan Atar dan abang pertama kia memilih untuk sedikit menjauh sambil mengobrol karena mereka tahu Kia ingin bersama dengan Abinya.
"Abi kapan pulang??" Banyak Kia.
"Nanti malam nak Abi pulang"
"Yah kok cepet sih Bi Kenapa Abi nggak di sini aja" ucap Kia dengan raut wajah yang sedih.
"Maaf ya nak Abi nggak bisa tapi Abi janji akan sering-sering ke sini untuk mengunjungi kamu"
"Janji Abi"
"Iya sayang" jawabnya sambil mengelus kepala Kia yang tertutup hijab.
"Abi apa Kia boleh nanya sesuatu" ucap kia dengan lembut.
"Tentu saja kamu nanya apa"
"Kalau anak dan istri Abi yang sekarang ada di mana ko kia nggak pernah lihat, saat Kia ke rumah Abi waktu itu juga dia nggak lihat" tanyanya.
"Waktu kamu sama antar ke rumah Abi abis sengaja menyuruh anak dan istri Abi untuk menginap dulu di rumah orang tuanya Abi nggak mau kamu semakin kecewa saat melihat mereka" jawabnya dengan jujur.
"Kalau saat ini sebenarnya mereka ikut bersama Abi kemari namun mereka memilih untuk menginap di hotel" beritahunya lagi.
"Loh kenapa pas acara nikahan dia nggak di ajak bi"
"Abi takut kamu kecewa na''
"Insya Allah dia udah ikhlas Bi"
"Makasih ya" ya pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Setelah selesai mengobrol dengan Abinya dia menghampiri Atar.
"Udah ngobrolnya"Tanya Atar.
"Udah"
"Ngobrolin apaan??"
"Ada deh rahasia" jawab Kia, Atar tak lagi bertanya.
"Kalian mau menginap??" Tanya Abian pada kedua nya.
"Gak tau, tanya mas Atar aja" jawab Kia.
Abian melirik adik ipar nya seolah mencari jawaban namun Atar tak menjawab hanya tersenyum saja.
"Liat nanti aja" jawab Atar.
"Mas kamu mau istirahat??" Tanya Kia saat abangnya sudah pergi.
"Boleh nanti bangunin mas sebelum maghrib ya" pinta nya.
"Ya udah yuk Kia antar ke kamar Kia" ajak Kia.
"Nggak usah mas bisa sendiri"
"Mas marah ya sama Kia" tanya Kia menatap Atar dengan insten saat laki-laki itu menolak tawarannya.
"Enggak kok mas nggak marah, kamu pasti masih kangen kan sama keluarga kamu" ucapnya langsung mengecup kening kia.
"Sayang mas nggak papa Kia antar mas aja ke kamar takutnya mas kaget saat lihat kamar Kia"
"Memangnya kamar kamu kenapa??" Tanyanya bingung.
"Ya pokoknya gitu lah sangat berbeda jauh dengan kamar mas"
"Ya udah yuk" ajak Atar sambil menggugurkan tangannya pada Kia.
Mereka pun berjalan beriringan sambil bergandengan tangan menuju kamar Kia.
"Aduh pengantin baru so sweet banget" goda umi Kia.
"Isshh umi apa sih" jawab kia malu malu.
"Yaudah mas sendiri aja ya" ucap nya pada Kia, Kia pun mengangguk.
"Mau bantuin umi masak makan malam nggak??" Tanya nya.
"Mau sih umi tapinkan umi tau sendiri kiangak bisa masak paling bantu dikit dikit " jawab nya.
"Nggak apa-apa nak semuanya itu butuh proses dan belajar, dulu waktu pertama umi menikah umi juga nggak bisa masak kok" ucap nya pada sang Putri agar putrinya itu tidak insecure dan mau belajar.
"Ya udah yuk" ucap dia sambil menggandeng tangan uminya melangkah menuju dapur.
****
Atar mulai melangkahkan kakinya menuju kamar Kia, saat masuk Atar tak melihat keanehan dinkamar tersebut semua nya tampak rapi namun saat melihat ke arah dinding disana banyak sekali poster artis artis koren yang saat ini banyak sekali remaja sekarang termasuk istri nya itu.
"Ya ampun banyak sekali ini posternya nya" gumam Atar sambil geleng geleng kepala.
Atar melangkah ke arah meja belajar istri nya, di sana cukup lumayan banyak foto Kia dan Raka dari mereka kecil sampai remaja ternyata mereka memang sudah dekat dari dulu, fikir nya tapi Atar tak terlalu menghiraukan ia pun melangkah menuju tempat tidur dan merebahkan tubuh nya di sana.