pernikahan gadis miskin dengan orang yang kaya, ia bisa menikmati seluruh kekayaannya namun ia terkurung dalam sebuah rumah mewah dengan segala harta yang berlimpah namun hidupnya terkekang bagai di dalam sangkar emas dan harus terluka karna suaminya tak mencintainya, hingga kebahagian hadir setelah suaminya sadar akan cintanya namun semua harus terhalang saat flora mengetahui masa lalunya yang sebenarnya, siapakah yang akan flora pilih masa lalunya atau orang baru, semua masih menjadi misteri yang harus di rahasiakan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuma lovely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lelaki Misterius
Sesampainya di mansion kakek memilih pergi ke ruang kerjanya dan flora memilih ke kebun bunga, ia segera berlari saat melihat pembantu yang ada di sana sedang melakukan pekerjaannya
" Nyonya flora" ucapnya kaget namun ia malah mundur beberapa langkah saat flora hendak memeluknya
"maaf nyonya" ucapnya pelan sambil sedikit menunduk sebagai tanda hormat
flora hanya bisa diam menyaksikan apa yang pembantu di sana lakukan.
"tidak perlu seperti itu, meskipun saya sudah menikah dengan tuan muda, juga tetap teman kan?"
flora kembali mendekat hingga satu pembantu menjawab "maaf nyonya kita tidak bisa seperti dulu, kamu bisa di berhentikan secara paksa jika kamu melanggar aturan di sini, kami hanya pelayan yang akan melayani nyonya
"baiklah, tapi kalian mau kan membantuku,"
"tentu saja nyonya" mereka lalu melangkah mengikuti langkah kaki flora
flora pergi ke kebun yang pernah di tanami bunga, ia sungguh takjub dengan semua tanaman bunga yang pernah ia tanam bersama pelayan di sana, bunga-bunga itu tumbuh subuh dan bermekaran, namun saat ia hendak mengambil gunting tanaman tangannya malah di hentikan
"biar saya saja nyonya, jangan sampai ga gan nyonya lecet"
flora hanya bisa menghembuskan nafas kasar dan bangun lalu duduk di bangku taman sambil memandangi indahnya tanaman bunga mawar yang tumbuh subur di sana hingga matanya tak sengaja menangkap sosok laki-laki yang diam di pinggiran danau buatan.
Flora segera mendekat ke arah pelayan di sana dan bertanya "siapa dia?"
pelayan itu nampak gugup dan mengajak flora ke tempat lain
"kenapa nggak jawab, siapa orang itu?" tanya flora penasaran
Dengan wajah gugup pelayan itu menjawab," sebaiknya Anda tanya tuan besar"
flora menggaruk kepalanya yang tak gatal lalu melangkah ke dalam namun saat suasana sepi ia lalu berjalan mengendap-endap ke pinggir danau itu.
Di lihatnya dari balik semak-semak laki-laki itu melemparkan sesuatu seperti batu berkali-kali.
Flora semakin memperhatikan dan mengintip di balik semak hingga sebuah suara membuatnya kaget dan terjatuh
"keluarlah jangan bersembunyi,"
"aw..." ia merasakan sakit di kakinya yang terkena ranting tajam saat terjatuh, kulitnya yang putih mulus sehabis perawatan jadi berdarah.
ada senyum kecil yang muncul dari laki-laki itu namun tak di sadari oleh flora yang membersihkan kakinya .
Flora lalu berjalan ke arah lelaki tersebut, ia merasa pernah melihat sosok itu namun ia tak ingat siapa
'apa kita pernah bertemu?"
lelaki itu tersenyum kecil "tidak pernah" jawabnya dengan suara lembut
flora semakin mendekat memindai wajah lelaki itu, hembusan nafasnya bahkan dapat laki-laki itu rasakan, namun sayang flora tak mengenali siapa sosok laki-laki itu meskipun berulang kali ia mencoba memindai wajah itu.
Sang lelaki segera memencet tombol otomatis kursi roda itu lalu menjalankannya dengan lebih cepat dan flora berusaha mengejarnya
"hai siapa namamu?"
lelaki itu terus melajukan kursi rodanya meninggalkan flora yang terus menanyakan namanya hingga datang pelayan yang memanggil flora karna di cari tuan besar
flora yang mengetahui itu segera menutupi lukanya dan berjalan ke arah rumah utama.
Pikirannya masih tertuju pada sosok laki-laki itu
flora lalu duduk di kursi meja makan dekat dengan kakek, ia makan dengan anggun setelah di ajari sebelumnya namun setelah selesai makan ia yang dari tadi menahan rasa penasaran dengan ragu-ragu berucap
"kek"
"ya..!"
"apa aku boleh bertanya?"
"tentu saja, katakanlah?"
merasa ada kesempatan dari kakek flora memberanikan diri bertanya "siapa laki-laki di kursi roda itu?"
kakek tersentak, ia lalu diam untuk sesaat, menarik nafas dalam, sudah seharusnya flora tau siapa dia, lalu berkata
"dia adalah kakak kandung Elzio yaitu Elgio".
flora sempat menutup mulutnya, pikirannya masih melayang, kenapa ia tak hadir di acara pernikahannya untuk memberikan penghormatan.
kakek hanya diam saja melihat ekspresi wajah flora yang kaget