NovelToon NovelToon
Perjalanan Pulang Menuju Ajal

Perjalanan Pulang Menuju Ajal

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Pengganti / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Razanur salsa

di kisahkan seorang anak kecil hidup sebatang kara hingga dewasa kehidupannya selalu di timpa kesialan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razanur salsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tempat Tinggal Baru

Aku masih duduk bersila di atas sajadah, aku merasakan bingung harus bagaimana.

Tidak memiliki tempat tinggal, dan sekarang aku harus ke mana.

"habis ini aku mau ke mana ya"gumamku pada diri sendiri.

Lama aku duduk bersila terdengar suara azan dari kejauhan, lalu aku yang masih dalam wudhu melanjutkan salat isya.

Selesai salat aku membereskan melipat sajadah dan sarung, lalu aku keluar dari dalam kamar.

Tidak terlihat seorang pun di ruang tengah, aku meletakkan sajadah dan sarung di atas meja.

Aku berjalan menuju bangku lalu duduk sendiri di sana, aku masih kepikiran tentang harus ke mana dan tidur di mana malam ini.

Tak lama pakde keluar dari dalam kamar masih mengenakan sarung dan peci, lalu pakde mendekatiku duduk di bangku.

"sudah selesai mas salatnya? "tanya pakde padaku.

"sudah pakde"jawabku singkat.

"oh iya mas, saya dengar mas ini bukan warga kampung sini"balas pakde.

"iya pakde, saya bukan warga sini"jawabku sambil menundukkan kepala.

"lalu sekarang mas mau tinggal di mana? "tanya pakde.

"saya juga ga tahu pakde, harus ke mana"jawabku menggaruk kepala yang tidak gatal.

"sementara kamu tinggal di sini saja, kamu bisa bantu pakde belanja ke pasar"balas pakde memberiku penawaran.

"gimana nanti saja pakde, saya juga harus meminta ijin dulu sama pak rt"ucapku pada pakde.

"ya sudah nanti, biar saya bantu bicara sama pak rt"timpal pakde mau membantu bicara sama ketua rt.

Karena waktu sudah malam pakde memintaku untuj menginap di rumahnya.

"mas ini sudah malam, lebih baik mas menginap di rumah saya saja"pinta pakde.

"tapi saya belum ijin dengan pak rt pakde"jawabku.

"besok kita kerumah pak rt, nanti saya yang bantu bicara"ujar pakde.

Setelah lama aku berpikir dan pakde pun terus memaksaku untuk tetap menginap, akhirnya aku menyetujui tawaran dari pakde.

Aku tidur di ruang tamu kosong yang memang disediakan oleh pakde, untuk tamu yang akan menginap di rumahnya.

Pada pukul tiga dini hari aku di bangunkan oleh pakde, untuk membantunya belanja ke pasar.

"mas, sudah bangun apa belum? "panggil pakde padaku.

Beberapa kali pakde memanggilku, aku terbangun karena mendengar suara memanggil.

"iya pakde, saya sudah bangun"jawabku langsung duduk.

"bantu saya mas, belanja ke pasar"pinta pakde.

"iya pakde"balasku yang keluar dari kamar.

"mas bisa kan belanja ke pasar, nanti saya kasih catatan apa saja yanh di belanja kan"ucap pakde.

"bisa pakde"jawabku menghampiri pakde.

"ini catatannya, ini kunci motornya"balas pakde menyerahkan kertas dan kunci.

Pakde adalah seorang pedagang sayur keliling, setiap jam tiga pagi dini hari pakde belanja ke pasar. Dan paginya pakde keliling berjulan ke setiap kampung, pakde berjualan memakai gerobak sayur yang memang sudah pakde sediakan.

Aku bersiap untuk berangkat ke pasar, udara yang masih dingin membuatku sedikit menggigil. Ku nyalakan mesin sepeda motor, lalu ku pakai helm dan ku lajukan sepeda motor tua milik pakde dengan perlahan.

Sepeda motor melaju dengan santai, dengan suasana yang masih sepi tidak membuatku terjebak macet. Lampu jalanan yang agak redup membuat suasana malam agak sedikit mencekam.

Beberapa makhluk menampakkan wujudnya, setiap kendaraan yang melintas mereka tatap dengan wajah menyeramkan. Mereka berharap ada manusia yang melihat wujudnya, tapi tidak semua manusia bisa melihat mereka.

Hanya manusia yang iman nya lemah bisa di ganggu oleh mereka, bebetapa manusia yang iman nya kuat pun mereka ganggu tapi mereka yang terbakar.

Aku yang sudah mulai terbiasa dengan makhluk gaib, tidak merasa ada rasa takut saat melihat wujud mereka yang menyeramkan.

Terlihat olehku keramaian dari kejauhan, mungkin itu pasar yang aku tuju. Setelah aku sampai di depan sebuah pasar tradisional, aku parkir kan sepeda motorku.

"akhirnya sampai juga"gumamku melihat sekeliling.

Kakiku melangkah masuk ke dalam kerumunan para pembeli dan pedagang, tanganku masuk ke dalam saku untuk mengambil kertas catatan yang diberikan oleh pakde.

Aku baca setiap catatan yang tertulis di sana, aku mendekati seorang pedagang dan memesan bahan yang pertama. Setelah belanjaan pertama aku mencari bahan yang ke dua, terlihat seorang pedagang sedang menyiapkan pesanan para pembeli.

"pak ini, saya pesan yang ada di tulisan itu"aku memberikan catatannya kepada penjual itu.

Tak lama penjual itu membaca apa yang dibutuhkan olehku, lalu penjual itu menyiapkan semua bahan yang ada.

"mas yang lain lagi kosong, coba ke sebelah"pinta penjual itu.

"tapi yang ini sudah semua ya pak? "jawabku memeriksa bahan yang ada di kantung plastik.

"udah semua, cuma yang ini ga ada"balas penjual itu menunjukkan bahan yang ada di catatan itu.

"tapi saya titip belanjaannya sebentar ya pak, saya mau ke sana dulu mencari sisanya"ujarku sambil berjalan ke arah penjual sebelahnya.

Aku memberikan catatan yang belum terbeli pada penjual itu, penjual itu menerima catatan dariku dan membacanya.

Tak lama penjual itu menyiapkan semuanya, lalu memberikannya kepadaku lagi. Aku periksa kembali bahan yang tadi aku beli, semua bahan sudah sesuai dengan catatan yang pakde berikan.

Belanjaanku aku masukkan ke dalam tas khusus sepeda motor, yang memang sengaja aku bawa daru rumah.

Belanjaan sudah masuk semua ke dalam tas, aku nyalakan sepeda motorku. Saat aku mundurkan sepeda motornya, ada sebuah tangan menarik bangku belakang.

Aku menoleh ke belakang dan ternyata itu tukang parkir yang bekerja di pasar itu, aku keluarkan uang dua ribuan dan memberikan padanya.

Aku yang belum terbiasa membawa sepeda motor dengan tas belanjaan yang penuh, sepeda motor agak sedikit oleng karena beban di belakang yang berat.

Sepeda motor melaju sangat pelan karena aku masih mencoba menyeimbanginya, beberapa meter sepeda motor melaju dan aku sudah bisa mengusai keseimbangannya.

1
desyaulia wahyuni05
I was very hurt reading it
Razanur Salsa
👍👍👍
Bisma
saat ini no komen ceritanya bagus
Nurhasanah
lanjut thor
Sarah Fadhilah mumtaz
lanjut kak
Nurhasanah
keren kak
OkitaNiken
Jadi sekarang umurnya Ridwan berapa tahun?
OkitaNiken
Ada masalah apa sih Pak Budi etega itu ga pulang-pulang selama bertahun-tahun? Minimal pulanglah sesekali lihat keadaan anaknya sendirian atau kasih nomor kontak kek biar bisa dihubungi.

Syukur ada pak Ibnu yang bener bener baik dermawan
OkitaNiken
Umur 8 tahun ditinggal sendirian di rumah? Bahkan tanpa makanan, astagaa tega sekalii/Sob/
OkitaNiken
Sedih banget bacanyaa, aku kira ayahnya Ridwan jahat karena ninggalin Ridwan tinggal sama kakek neneknya di desa. Tapi ternyata ayahnya Ridwan sebaik itu/Sob/

Semangat Thor, aku suka karyamuu
OkitaNiken
Ini kisah asli author nya kah? Astaga sedih sekali, kenapa orang tuanya Ridwan cerai?
Razanur Salsa
terima kasih kak, aku pemula dan ingin benar-benar menceritakan kisah nyata hiduku. aku hanya bisa menulis yang aku tahu aja, mohon bimbingannya kalau ada kesalahan/Pray/
OkitaNiken: Ini beneran kisah hidupmu Thor?
total 1 replies
Hiro Takachiho
Wah, cerita ini seru banget, bikin ketagihan!
Itzel Juárez
Gak bisa berhenti baca ceritanya, thor kesempatan ketemu penulis kayak kamu gak banyak loh.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!