NovelToon NovelToon
Tuan Adipati, Sang Putri Hanya Ingin Punya Bayi

Tuan Adipati, Sang Putri Hanya Ingin Punya Bayi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Time Travel / Identitas Tersembunyi / Romansa / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:285.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Zhuzhu

Setelah bertransformasi menjadi bayi, mantan kepala badan intelijen rahasia, Cheng Yao yang tumbuh besar dan dikenal sebagai Putri Danyang yang malas dan tidak berguna ditipu oleh Kaisar dan dikirim ke perbatasan untuk menikahi Adipati Ning. Adipati Ning adalah adik sepupu Kaisar, dan Cheng Yao menganggap bahwa suaminya adalah pria tua yang jelek.

Namun, setelah melihat wajah asli Adipati Ning, Cheng Yao mengubah pemikirannya dan berkata ingin punya anak dengan Adipati Ning.

Adipati Ning mengabaikannya, namun dia kemudian menyadari bahwa Cheng Yao berkaitan erat dengan Master Qiheng dari Paviliun Zhanbai, organisasi intelijen rahasia nomor satu di dunia persilatan.

Akankah Cheng Yao mendapatkan keinginannya untuk memiliki anak dari Adipati Ning, Ning Ziyu tanpa menyingkirkan bayangan yang ia sembunyikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 32: Titah Pengawalan

Keintiman yang tercipta dari interaksi dan kedekatan Ning Ziyu dan Cheng Yao di kamar tidur seketika hancur tanpa sisa. Hasrat yang semula telah naik ke ubun-ubun langsung turun kembali ke dasar hati. Dongkol. Perasaan dongkol mendominasi kedua belah pihak.

Siapa yang begitu tidak tahu malu mengganggu orang di malam hari?

“Usir tamunya! Katakan untuk bertemu besok!” seru Ning Ziyu. Cheng Yao yang semula ada di bawah kurungannya berhasil menggeserkan tubuhnya menghindari pria itu. Ya Tuhan, momen ketika keintiman hampir terjadi tapi tidak jadi itu ternyata sangat canggung.

Suara di luar kembali terdengar, “Tuan Adipati, tamunya sangat penting.”

Ning Ziyu menggeram kesal. Jika tamu itu hanya main-main, dia ingin membunuhnya dalam satu tebasan. “Siapa tamunya?”

“Utusan kekaisaran.”

Untuk sesaat, Cheng Yao dan Ning Ziyu saling pandang. Meski situasinya canggung, tapi pikiran mereka masih jernih. Kabut yang semula menutupi perasaan mereka langsung hilang.

“Ahahaha…. Sepertinya memang tidak usah buru-buru,” ucap Cheng Yao canggung. “Ziyu, temui dulu tamunya.”

“Kamu tidak apa-apa?”

Ning Ziyu khawatir Cheng Yao akan marah besar dan melampiaskannya pada orang-orang. Namun setelah mendengar perkataannya, hatinya sedikit merasa tenang. Utusan kekaisaran itu sialan sekali! Beraninya dia datang tanpa tahu waktu dan merusak momen!

Ning Ziyu merapikan pakaiannya, mengenakan kembali jubahnya dan merapikan rambutnya yang agak acak-acakan akibat ulah Cheng Yao. Dia segera memakai kembali sepatunya. Saat selesai, Ning Ziyu bertanya pada Cheng Yao, “Kamu mau ikut?”

“Ya. Kamu duluan saja.”

“Em.”

Setelah Ning Ziyu pergi, Cheng Yao baru bisa bernapas lega. Keintiman itu menegangkan, Cheng Yao tidak pernah membayangkan akan semenegangkan itu. Tapi, dia juga kesal karena bisa-bisanya ada orang yang mengganggu mereka! Tamu sialan! Tidak punya sopan santun sama sekali!

Saat itu, Xiuli masuk. “Putri, kamu tidak apa-apa? Tamu itu merusak momen kedekatanmu dengan Tuan Adipati! Huh, sungguh tidak tahu malu!”

“Tidak apa. Mungkin harus bersabar sebentar lagi.”

Setelah Xiuli membantunya merapikan pakaian, Cheng Yao keluar untuk menyusul Ning Ziyu. Kediaman utama terang benderang.

Pelayan dibangunkan di tengah malam. Dalam sekejap, kediaman Adipati Ning menjadi ramai seperti siang hari, seolah-olah malam hari ini ada sebuah perayaan besar.

Utusan kekaisaran macam apa yang bisa memaksa

kediaman adipati terjaga di tengah malam? Mungkinkah…

Cheng Yao mempercepat langkahnya memasuki aula utama. Benar saja, semuanya sesuai dugaannya. Di aula, dia melihat seorang pria setengah baya dengan kumis tebal berdiri di depan Ning Ziyu.

Pria setengah baya itu adalah Luo Shen, salah seorang menteri tinggi pengadilan. Di tangannya ada sebuah gulungan berisi titah kekaisaran yang harus disampaikan segera.

Luo Shen melirik Cheng Yao, dan dia sangat terkejut melihat perubahan penampilannya. Setelah dikirim menikah kemari, Putri Danyang yang sangat sembarangan itu sepertinya sudah banyak berubah. Dia bahkan begitu tenang saat tahu ada orang dari pengadilan datang kemari.

“Adipati Ning dan Putri Danyang terimalah titah!”

Ning Ziyu dan beberapa orang yang kebetulan ada di aula langsung berlutut, kecuali Cheng Yao. Luo Shen agak tidak senang, namun dia juga tidak mampu berkomentar. Status Cheng Yao khusus, selain dirinya sendiri, mungkin hanya adipati dan Kaisar yang bisa membuatnya berlutut dengan sukarela.

“…Kaisar dengan ini memerintahkan kepada Adipati Ning, Ning Ziyu untuk mengawal Putri Chengjia ke Negara Jin sampai menikah dengan Putra Mahkota Jin. Untuk menjaga keamanan dan keharmonisan, istri Adipati Ning, Putri Danyang, dipersilakan untuk ikut mengawal bersama. Titah selesai.”

Cheng Yao langsung mengumpat dalam hatinya. Sialan, ternyata ini adalah titah pengawalan! Kaisar tua itu benar-benar tidak membiarkan Cheng Yao hidup dengan tenang! Siapa yang menikahnya tadi? Putri Chengjia? Maksudnya, Ye Ruojia si suka pamer dan tukang menindas itu?

“Aku menolak titah!”

Suara Cheng Yao yang sangat tegas dan tenang itu mau tidak mau mengejutkan semua orang. Luo Shen memandangnya dengan tidak senang. Sebelumnya, dia memang kurang suka pada Cheng Yao. Tapi, mengapa dia harus menghadapi situasi seperti ini sekarang?

“Tuan Putri, menolak titah adalah pelanggaran,” ucap Luo Shen.

“Memangnya kenapa? Aku memang tidak mau mematuhi titah ini. Kalau kalian mau pergi, ya pergi saja sendiri, tidak usah melibatkan aku!”

Cheng Yao kemudian pergi dengan kesal. Menurutnya, Kaisar yang adalah ayahnya itu sangat merepotkan. Dia malah mengirim tugas padanya. Sudah tahu Cheng Yao membenci Chengjia, mengapa Kaisar harus memerintahkannya untuk mengawal keamanannya? Apakah Kaisar berpikir Cheng Yao punya hati yang bersih?

Ning Ziyu, di dalam aula utama menghela napasnya. Dia tahu permusuhan antara istrinya dengan Putri Chengjia. Sangat wajar jika Cheng Yao menolak titah, bahkan sangat masuk akal.

Putri Chengjia sudah menindasnya sejak kecil, dan sekarang saat Cheng Yao terbebas, dia malah dilibatkan lagi dengan Putri Chengjia. Kalau itu Ning Ziyu, dia juga pasti berontak.

“Di mana Putri Chengjia sekarang?” tanya Ning Ziyu.

“Putri Chengjia ada di pos pertahanan kota. Tuan Adipati, harap Tuan segera menjemputnya karena pos pertahanan kota tidak aman untuknya,” jawab Luo Shen.

“Aku mengerti. Ling Ren, ikut aku menjemput Putri Chengjia. Ling Yun, kamu jaga kediaman dan pastikan Putri Danyang tidak berkeliaran keluar malam ini.”

Kedua pengawal bersaudara itu menjawab, “Baik, Tuan.”

Jam malam dilanggar. Prajurit penjaga kota yang hendak menghalangi Ning Ziyu segera menyingkir memberi jalan begitu melihat token adipati direntangkan di udara. Suara tapak kuda memecah malam yang sunyi, menggoda api di batang lilin dan perapian yang menyala.

Di pos pertahanan kota, beberapa kereta kuda terparkir. Penjaga pos keluar menyambut Ning Ziyu dengan hormat, lalu mempersilakan dia masuk. Di aula utama pos, seorang wanita berjubah merah sedang berdiri membelakangi pintu masuk. Di sampingnya ada dua pelayan wanita yang sedang berlutut.

“Tidak tahu apakah yang membuat Putri begitu marah hingga membuat dua pelayan ini ketakutan?”

Sosok itu berbalik untuk melihat siapa yang baru saja bicara padanya. Seketika, Chengjia tertegun.

Sosok yang barusan bicara padanya adalah pria berusia 23 tahunan yang tinggi dan tampan. Jubahnya menjuntai di lantai. Matanya punya tatapan tajam seperti elang dan sangat dalam dengan pupil sehitam tinta. Alisnya tegas dan rahangnya begitu kokoh.

“Siapa kamu?” tanya Chengjia.

“Adipati Ning, Ning Ziyu, memberi salam kepada Putri Chengjia.”

Chengjia lebih terkejut lagi. “Kamu Adipati Ning? Bagaimana bisa?”

Ia pikir Adipati Ning itu pria jelek dengan bekas luka di wajahnya. Meski pernah bertemu saat kecil, tapi Chengjia sudah lupa seperti apa fitur wajahnya. Ingatannya terhadap sosok Adipati Ning sudah sangat samar. Ia pikir pria itu cocok dengan adik perempuannya – Cheng Yao yang tidak berguna itu, sehingga dia menyarankan pada Kaisar untuk menikahkan mereka berdua.

Siapa sangka kalau Adipati Ning ternyata sosok yang punya fitur wajah sempurna?

“Putri bercanda. Jika bukan aku, lantas siapa lagi?”

Pembawaan dan gaya bicara Chengjia membuat Ning Ziyu seketika sadar kalau wanita ini, yang sebenarnya adalah keponakan jauh sekaligus saudara iparnya ini adalah orang yang angkuh dan sombong. Itu masuk akal karena ibu Chengjia adalah Permaisuri saat ini. Masuk akal pula mengapa Cheng Yao begitu membencinya.

“Putri, kediaman di pos pertahanan ini tidak nyaman ditinggali orang dengan status tinggi sepertimu. Putri, aku akan membawamu ke kediaman Adipati Ning untuk beristirahat.”

Bukankah itu artinya dia akan bertemu dengan Cheng Yao si perempuan tidak berguna yang suka dia tindas itu? Tapi, dibandingkan dengan kediaman bobrok ini, kediaman adipati adalah pilihan terbaik untuknya saat ini.

“Pimpin jalan!”

...****************...

Catatan kecil Author untuk pembaca setia: satu episode dulu ya. Sisanya nanti siang, sore, atau malam baru Otor up lagi, hehehe.

1
Evita Mala
tiap hri nunggu up smpe ta baca 5xpun ni airmta ttp g bs drem.hujan mulu klw ad ceng you m kaisar
Sun Flower: obatnya ada di eps 98-100
total 1 replies
Ayu Septiani
langsung dapat 2 bab..... makasih kak author....
semangat berkarya 💪💪♥️♥️♥️♥️♥️♥️
Yuli Ani
astaga thoor..d. episod in bkin mewek 😭😭😭semangat ap thoor..🤗🤗 semakin seruuuuu... huahahua. dimna kau brada ning ziyuuu
erna wijayanti
waduh sekali nya update langsung 2 bab..

arigato gozaimasu oneechan/oniisan

ga sabar nunggu update cerita berikut nya

/Pray//Pray//Coffee//Coffee//Beer//Beer/
sahabat pena
thor apakah adipati masih hidup dan hilang ingatan?
Erha Print
kasian cheng yao sangat sangat terpukul . karna cai meng dan ling yun meninggal dan suaminya belum ditemukan juga, serta cengjia yg meninggal akibat pendarahan setelah melahirkan anaknya... cobaan terus bertubi-tubi apakah akan cheng Yao akan kuat?
Sun Flower: strong woman Cheng Yao
total 1 replies
Evita Mala
q jd termehek-mehek
q g pny bwang g mpu bli.jd ngis
thor kau in g ad kbar
skliny up triple kill
thanks y thor sehat slu
Evita Mala
oalah onk ae drama kehilangan trz klw ktemu nti jgn smpe amnesia bs gila n tantrum nti cheng you
Sun Flower: auto dibantai
total 1 replies
Evita Mala
bru diomongin akn brjodoh eeehhh chai meng m lingren mninggoi
Evita Mala
jgn smpe tarung ningziyu msuk jurang
Evita Mala
chai meng qm g bkal mninggal kan km jodohny ling ren klw g y ling jun👍👍
yumin kwan
bawang lagi mahal Lo....tapi kok disini banyak ditabur bawang 😭😭
yumin kwan
jangan ada adegan niyu lupa ingatan ya Thor....jangan sampe sama dengan sinetron ikan terbang.
Sun Flower: otor gak suka drama yg berlebihan, tenang-tenang pemirsa😂
total 1 replies
sahabat pena
huft ternyata endingnya sad😭😭😭nangis dah di pojokkan. tanggung jawab thor up nya yg byk loh🤣
Sun Flower: belum tamat
total 1 replies
SaRW
Begini lah jika mrnjadi istri abdi Negara, ada harga yg hrs dibayar.
Siap menerima apapun kondisi nya, dan harus kuat mental
Sun Flower: nah iya, harus siap sama semua konsekuensinya
total 1 replies
alqayusi
thor kenapa banyak bawang d bab ini.othor biarkan ning ziyu dan yaoyao bahagia selamanya
Sun Flower: kan bawang lagi mahal, otor kasih gratis di sini
total 1 replies
Andi Ilma Apriani
sedih bangeettt thoorr
Andi Ilma Apriani: happy ending ya thooorrr
Sun Flower: jangan sedih dong:(
total 2 replies
Hana Agustina
keren ceritany.. aku syukaaa
Sena Ayumi
ahh knp ngak main2 kerumah bordil saja 😁😁😁😁
Sun Flower: jangan, nanti dia kepincut laki lain buat dijadiin ayah anaknya
total 1 replies
erna wijayanti
wow Daebak..

gomawo kakak buat banyak update bab ceritanya..

ditunggu hepi ending nya plus karya barumu ya hehehehe /Smile//Bye-Bye//Kiss//Beer//Beer//Pray//Pray//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!