Anak Genius Milik CEO

Alex sudah terlihat tampan, dia terlihat begitu bersemangat. Dia senang, akhirnya bisa melakukan perjalanan cuma panjang dengan orang-orang yang dia cintai. Meskipun dia masih harus berjuang mendapatkan cinta ibu dari Anak-anaknya.

"Mi, Alex berangkat dulu ya. Doakan Alex, semoga Bella bisa segera membuka hatinya untuk Alex. Setelah kepulangan kami dari Paris, kami sepakat akan menikah. Namun, Bella mau menikah dengan Alex karena terpaksa," ucap Alex.

"Tanpa kamu minta, Mami akan selalu mendoakan kamu. Mami pun sangat ingin melihat kamu hidup bahagia dengan Bella, dan kedua anak kalian. Berangkatlah! Ambil hati Bella. Tapi ingat, jangan dengan sebuah paksaan! Jangan buat Bella semakin membenci kamu! Luka yang kamu goreskan, begitu dalam. Dia butuh waktu untuk menyembuhkannya," sahut Mami Rachel dan Alex menganggukkan kepalanya.

Alex sudah meminta Jo mengurus perusahaannya, selama dia tak ada di Indonesia. Dia akan kembali, dalam kurun waktu yang tak bisa ditentukan. Karena dia ingin kembali bersama Bella dan juga Anak-anaknya. Untungnya, dia memiliki asisten yang selalu bisa dia andalkan.

"Setelah saya pulang dari Paris, saya dengan Mommynya Anak-anak akan menikah. Mulai sekarang kamu urus pernikahan kami. Saya ingin menikah di gereja, agar Mommynya Anak-anak tak berpikir untuk berpisah dari saya. Saya juga ingin mengadakan pesta yang sangat meriah. Agar semua orang tahu, siapa istri saya," ucap Alex kepada sang asisten.

"Memangnya, Nyonya Bella sudah mau menikah dengan Anda?" tanya Jo tanpa rasa bersalah.

Alex menatap tajam Jo.

"Tentu saja. Mengapa kamu meragukan Saya? Tak ada yang mampu menolak pesona Alexander," jawab Alex ketus.

Hal itu membuat Jo geleng-geleng kepala. Bukan itu yang dia maksud. Dari segi itu, memang Joy tak meragukan lagi. Namun, yang menjadi pertanyaan Jo sebenarnya adalah apakah Bella sudah mau memaafkan bosnya itu, dan akhirnya menerima bosnya itu.

Jo memilih untuk tak melanjutkan perbincangan lagi. Dia tak ingin merusak mood bosnya itu. Apapun yang terjadi pada bosnya, Jo ikut merasa bahagia. Dia sangat tahu perjuangan bosnya, untuk menemukan Bella.

Mobil mereka sudah sampai di parkiran Mansion Bella. Alex turu dengan sangat gagah. Kedua anaknya langsung menyambutnya. Bukan hanya Alex saja yang merasa bahagia, melakukan penerbangan ini. Kembar pun merasa bahagia, karena akhirnya dia memiliki keluarga yang utuh dan bahagia. Berbeda halnya dengan Bella yang justru merasa tak nyaman, karena harus berjam-jam di dalam pesawat dengan sosok yang dia tak inginkan. Dalam beberapa hari, dia juga akan selalu bersama.

"Kita berangkat sekarang?" tanya Alex kepada Bella.

Bella pun sudah turun menghampirinya. Alex begitu tergila-gila pada sosok cantik wanita di hadapannya. Bella justru merasa canggung, saat Alex menatapnya dengan tatapan tak biasa.

"Aku pamit sama Daddy aku dulu ya," ucap Bella.

"Aku ikut," sahut Alex.

"Untuk apa?" Kata Bella ketus.

"Sebentar lagi Daddy kamu akan jadi mertua aku. Sudah sepantasnya aku bertemu dengannya. Aku ingin mengatakan padanya, kalau aku akan bertanggung jawab menikahi putri cantiknya. Aku akan menebus perbuatan aku dulu. Please, aku mohon padamu! Jangan melarang aku! Aku rasa ini waktu yang tepat untukku, mengatakan rencana ini," jawab Alex.

"Pernikahan ini hanya formalitas saja. Hanya karena kedua anak kita butuh akte kelahiran. Bukan pernikahan sesungguhnya. Aku tak menyukai pernikahan ini. Jangan berharap terlalu jauh, akan pernikahan ini. Kamu tak perlu bertemu dengan Daddy! Ya sudah, aku masuk dulu sebentar. Agar kita bisa segera berangkat," Bella berkata penuh penekanan.

Alex tak ingin bertengkar. Terlebih kedua anaknya memberi kode kepadanya, untuk mengalah. Kali ini dia mengalah, karena tak ingin merusak momen keberangkatan mereka.

"Mommy wanita yang keras. Papi harus bersabar menaklukkan hatinya. Kami yakin, seiringnya waktu Mommy akan menerima kehadiran Papi," ucap Feli.

"Ya Sayang, Papi akan lakukan itu. Demi rasa cinta Papi pada Mommy kamu, dan juga kalian," sahut Alex sambil mengusap kepala anaknya dengan penuh kasih sayang.

Bella sudah selesai pamit dengan daddy-nya, dan langsung keluar kembali menemui Alex dan juga kedua anaknya. Dia juga sudah berpesan pada ARTnya, menitipkan daddy-nya.

Mereka sudah dalam perjalanan menuju Bandara. Bella terlihat hanya diam, melihat kedekatan Alex dengan kedua anaknya. Jo ikut terharu melihatnya. Mereka terlihat seperti keluarga bahagia.

Alex dan Feli terlihat saling kode, melihat Mommynya yang sejak tadi menatap ke arah jalanan. Alex menyuruh sang anak untuk tidak menggangu Mommynya. Setelah melakukan perjalanan kurang lebih dua jam, akhirnya mereka sampai di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

Sesampainya di sana, Alex menggandeng kedua anaknya. Sedangkan Bella berjalan di sebelah Feli. Bella terlihat menunduk, dan memakai kaca mata hitam. Dia tak ingin dirinya terekspos dengan kalangan media. Bisa jadi kedekatan dia dengan Alex, akan menjadi pemberitaan. Dia tahu, kalau calon suaminya itu bukanlah orang sembarangan.

Jet pribadi milik Alex, termasuk ke kelas eksekutif. Jet itu sangat mewah. Kembar terlihat senang, karena bisa merasakan naik jet. Lagi-lagi pemandangan kedekatan Alex dengan kedua anaknya, mampu menggetarkan hatinya. Rasanya tak tega untuknya merusak kebahagiaan anaknya. Bukankah baginya, kebahagiaan sang anak menjadi prioritas untuknya?

"Mommy, ayo kita foto bersama! Aku ingin punya foto kenang-kenangan kita di sini. Aku ingin menunjukkan foto keluarga bahagia kepada Teman-teman aku di sana. Aku pun bisa seperti mereka. Dulu, aku hanya memendamnya saja, saat mereka dengan bangga menceritakan kebahagiaan mereka bersama kedua orang tuanya," ucap Feli.

Mendengar penuturan sang anak, tentu saja Bella tak tega. Dia berusaha tersenyum, menunjukkan sebagai keluarga yang bahagia. Meskipun dia lakukan demi anaknya. Alex tersenyum, kala kedua anaknya meminta mereka foto berdua.

"Yang mesra dong, Pi! Cium Mami," pinta Feli membuat Bella memberikan tatapan tajam ke arah anaknya. Namun, Feli mengabaikannya. Yang terpenting baginya, dia bisa membuat kedua orang tuanya dekat.

"Mommy jangan tegang gitu dong! Peluk mesra Papi dong."

"Anak Papi yang pinta."

Berbeda halnya dengan Alex yang justru memuji sikap Feli, Bella justru merasa kesal. Karena ulah anaknya. Dia harus berkontak fisik dengan Alex. Terlebih Alex dengan sengaja, memanfaatkan keadaan.

"Aku bahagia banget, bisa memiliki keluarga yang utuh. Semoga kita selalu bisa seperti ini, sampai kapanpun," ucap Feli.

"Papi pun merasa bahagia, karena akhirnya kita bersama! Semoga Mommy dan Papi bisa bersama, sampai kalian hidup bersama dengan pasangan kalian," sahut Alex.

"Papi cinta banget sama Mommy kamu. Sampai kapanpun, hanya Mommy kamu yang ada di hati Papi," kata Alex lagi.