NovelToon NovelToon
The Unstella : Antagonist Talent

The Unstella : Antagonist Talent

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Tamat / Reinkarnasi / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Masuk ke dalam novel
Popularitas:14.2k
Nilai: 5
Nama Author: Estellaafseena

Hal yang membuatmu ragu dalam melangkah, adalah dirimu sendiri.

***
Aku mengalami kecelakaan disaat-saat terbaik. Menjadi seorang chef terkenal dan menghasilkan banyak uang dengan sampingan menjadi seorang penulis handal adalah impianku.

Namun, semua hilang saat jiwaku bereinkarnasi ke dunia lain, di tubuh yang berbeda sebagai seorang antagonis dalam novel romantis kerajaan.

Petualangan ku dimulai, di Akademi Evergreen menjadi seorang antagonis.

***
"Aku tidak melakukannya karena keinginanku, melainkan ikatan yang melakukannya." - Aristella Julius de Vermilion

[COPYRIGHT FYNIXSTAR ]

[INSPIRATION FROM ANIME]
1. RAKUDAI KISHI NO CAVALRY
2. GAKUSEN TOSHI ASTERISK
3. CLASSROOM OF THE ELITE

[ENJOY]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Estellaafseena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER XXXII

Layla kebingungan harus apa, menatap Mexis sedikit panik untuk meminta bantuan. Layla hendak mengulang kalimat sambutan, namun Mexis menggeleng, memintanya untuk tidak terlibat. Dia mengambil alih kertas yang ada di tangan Layla, mendekatkan microfon untuk bicara.

"Ulangi," tegasnya membuat sorakan girang semua orang terhenti menatap bingung, "Kita sambut dengan meriah. Yang Mulia Kaisar Liegorald, Raja Reaffles, Raja Demonic, dan Raja Vermilion."

Ya. Masalahnya adalah tidak tertera nama Vermilion di daftar itu. Saat Mexis mengambil alih dan menyebutkan nama itu saja, semua orang saling menatap bingung seakan tidak mengenal nama Vermilion sejak lama.

"Vermilion?"

"Kau tahu? Aku tidak pernah mendengarnya."

"Bukannya nama Vermilion sudah hilang sejak lama?"

Envy menoleh, menatap Stella sesekali merasa kesal. Tangannya sudah mengepal, entah kenapa lebih marah daripada biasanya. Yang Stella lakukan, hanya menghela napas tipis, menatap datar seperti biasa. Sesekali melirik ke tempat dimana keempat tamu terhormat itu duduk di kursi singgasana.

Kaisar berada di tengah, kursinya lebih besar dari yang lain. Sebelah kanan dan kirinya, terdapat Raja Reaffles dan Raja Demonic. Sedangkan Raja Vermilion—ayah Stella—berjarak sedikit jauh dari ketiga orang itu.

Stella menatap tajam pada sang Ayah. Beruntung Raja Vermilion bertemu tatap dengannya. Seakan melakukan telepati, Stella memberikan sebuah gerakan tangan, untuk bicara dengan artian, "Aku akan mengalahkan mereka dan membuat mereka malu atas nama Vermilion."

Di akhir kalimat, Stella mengepalkan tangan kanannya di depan dada kiri. Mengerti hal itu, Raja Vermilion sempat terheran, tapi dia tersenyum tipis, sedikit terkekeh di balik kepalan tangannya karena melihat tatapan serius Stella namun terlihat datar di bawah sana. Senyumannya itu hanya sekilas sebelum wajahnya kembali datar seperti tak peduli.

Sebagai balasan, ia melakukan komunikasi dengan gerakan tangan yang sama seperti anak perempuannya itu, membuat Stella mengangguk, mengacungkan ibu jari dengan wajah datar.

"Ya. Berjuanglah."

Begitulah kira-kira balasan sang ayah. Stella melirik lawan-lawannya saat ini. Terutama pasangan lawannya Riana dan Leon. Riana memberikan tatapan serius meski kedua pipinya menggembung, mengepalkan kedua tangan di depan, bermaksud memberikan semangat.

Stella menghela napas lelah, 'Dia ini. Padahal, kita sekarang adalah musuh.' batinnya tak paham dengan pemikiran Riana.

"Jangan khawatir." Envy tiba-tiba angkat bicara menatap Stella, membuat Stella sedikit menoleh padanya.

"Kita akan menang. Itu janjiku padamu."

Dalam batin, Stella tersenyum miring namun tidak dengan wajahnya. Alih-alih khawatir, rasa hendak melihat ekspresi jantungan orang-orang itulah yang ia tunggu-tunggu. Terutama, Kaisar.

'Kita lihat saja nanti.'

...***...

Aku menghela napas lelah. Meski berkata seperti itu, lawan kali ini tidak bisa diremehkan. Semuanya berasal dari kelas A, meski aku juga berada di kelas itu, namun kekuatan mereka tidak bisa ditebak.

Ya. Itu tentu saja. Salah satu hal yang membuat pertandingan kali ini ramai, adalah mereka yang terkejut dengan murid kelas E. Aku berhasil mengejutkan mereka.

Tujuanku semakin dekat untuk dicapai. Dendam Aristella dan Raja Vermilion juga akan segera terlunasi. Sekarang melaksanakan dendam lebih dulu dengan melawan dua orang itu.

Putra mahkota kekaisaran Liegorald, Ried Piola van Liegorald kelas A. Bersama dengan rekannya, pangeran kedua kekaisaran, Liam Emik van Liegorald kelas A. Mereka murid tahun kedua, alias seniorku. Lumayan.

Sejak tadi aku menimbang-nimbang kekuatan keduanya yang mengalah pasangan pertama di pertandingan puncak.

Putra mahkota itu bahkan tidak bergerak sedikitpun, namun sekali ayunan pedang dapat menghempaskan tubuh lawannya hingga berjarak sampai sepuluh meter.

"Iblis. Apa ada orang yang memiliki kekuatan sebesar itu?" Envy protes di sampingku.

Kami duduk mengamati layar besar di sebuah ruangan khusus. Setiap pasang peserta hari ini disediakan tempat khusus, bermaksud untuk meningkatkan chemistry antar tim.

Aku bersandar pada punggung sofa, bersedekap tangan menatap datar, berpikir sejenak kembali pada novel yang ku baca sebelumnya. Jika tidak salah ingat, Ried juga merupakan tokoh yang sekilas tertarik pada Riana.

Namun, itu hanya sebuah obsesi. Sifatnya benar-benar tidak mencerminkan seorang Putra Mahkota. Untung saja Kaisar memiliki banyak anak. Jika kekaisaran dipimpin oleh Ried, habis sudah. Akan ku jamin dalam satu tahun kekaisaran akan hancur karena berada di bawah kepemimpinan orang itu.

Dibalik sifatnya yang bisa dibilang buruk, terdapat sebuah kemampuan petarung terbaik. Ya. Ried merupakan murid posisi keempat terkuat di akademi ini.

'Aku lebih memilih pangeran kedua itu daripada seorang Ried.' batinku.

Aku sekilas melirik Envy. Jika sampai di titik ini merupakan tujuanku untuk membalas dendam serta mencapai kembali kejayaan Vermilion, bagaimana dengannya? Alasan. Dia pasti memiliki alasan itu, dilihat dari ucapan dan tatapannya waktu itu, dia sama sepertiku.

"Hey kau, gadis gila." Envy tiba-tiba membuka percakapan, membuat pikiranku terbuyar otomatis, "Setelah ini giliran kita bukan? Kita harus menang."

Aku mengangguk pelan, mengerti apa maksudnya itu. Melihat kedua tangan Envy yang saling menyatu erat, dia benar-benar serius akan apa yang diucapkannya. Lantas ku jawab singkat saja, "Pasti."

...***...

Waktu siang, namun terlihat malam di tempat ini. Dunia bawah berbeda dengan permukaan. Kastil yang masih berdiri kokoh meski termakan oleh lumut di setiap dinding betonnya, menampilkan banyaknya pasukan yang berjejer di halaman luas kastil.

Hanya dengan pencahayaan dari lentera lilin yang terpajang di setiap sisi kastil, pasukan kecil sampai yang terbesar berkumpul menjadi satu di setiap barisan.

Barisan dengan makhluk kecil, diisi oleh makhluk hijau berbadan kurus kering bersisa tulang dan kulitnya yang berwarna hijau. Ya. Ras Goblin. Terdapat sekitar lebih dari 10.000 pasukan Goblin.

Di barisan belakang para Goblin, terdapat makhluk manusia setengah serigala, dengan cakar yang panjang dan begitu tajam, gigi yang terus mengeluarkan air liur saat ia mengerang—mengatupkan rahangnya. Serta seluruh tubuhnya yang tumbuh rambut berwarna hitam kelabu dan mata berwarna merah tajam. Ras Half Wolf, 20.000 pasukan.

Sisanya, sekitar lebih dari 30.000 pasukan, makhluk berbentuk aneh seperti manusia, berbadan kekar dengan kepala banteng, dan macam-macam senjata yang mereka genggam, mengisi belakang kedua barisan lain. Ras Minotaur.

Salah satu dari ras Minotaur melangkah mantap dengan senjatanya, berlutut satu kaki di depan Sang Penguasa yang berdiri dengan jubah hitam. Di telapak tangannya terdapat bola sihir yang melayang.

"Pasukan siap, Tuan Evola." Panglima Minotaur bicara dengan bahasa aneh. Seakan pengucapannya berisi huruf mati.

Evola menyeringai, menatap seluruh pasukannya yang ia panggil selama bertahun-tahun. Dari berbagai ras yang memiliki jiwa iblis dan monster, mendengar panggilan Evola dari gelombang energi hitamnya.

Itu, masih sebagian kecil. Belum lagi apa yang akan ia undang selanjutnya.

"Besok, akan lebih menyenangkan. Sacra Arbor, akan menjadi milikku seutuhnya."

^^^つづく^^^

...ーARIGATO FOR READINGー...

...THANKS...

1
Eins
kak, gak mau di bukuin aja kah? aku mau beliii beneran dehh, atau e-booknya gitu?
lee ary
ayuh mulakan
syrd_hiyya
Suka dengan alur ceritanya. Adegan pertarungannya di jelaskan secara detail jadi kita bisa membayangkannya.
muti
ini seriusan envy sama stela GK bersatu/Sob//Sob/ pdhl mau liat mereka bucin.
𝚁𝚊𝚢𝚊♡
ehh kirain bakal berlayar
Monifa Shani
Kalau tidak salah, kalian sama-sama bokek, kan? Lebih hemat untuk memasak daripada membeli makanan
Ni Ketut Patmiari
Luar biasa
Ni Ketut Patmiari
semangat thor... ceritanya menarik👍
Darkness Crystal14
kak kok di wp di unpublish
Fyn_Casttle: maaf ya ... ketentuan kontrak NT/Cry/
total 1 replies
Jihan
Asli ini klo bnrn karam, sedih asli asksksk pls, udh trbang sm duo ini dhl..
Jihan
btw kak, klo di spam like, gbkl knp² kn ini?
Fyn_Casttle: amann
total 1 replies
Jihan
Kapal gue, mau merenung dlu sih, klo envy bnrn g sama stella😔
Jihan
maapkeun ktinggalan
Jihan
kak, ini knp jdi Aiden? kapal gue tnggelem kah?
Monifa Shani: Apa Envy akan melakukan hal sinting, lagi?
Jihan: selalu mantau dhl ka, eh bnrn up exchap, tpi mau merenung dlu sih grgr kapal gue..
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!