NovelToon NovelToon
Cinta Yang Tersurat

Cinta Yang Tersurat

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:70.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lailatus Sakinah

Kisah cinta dua remaja yang membawa mereka pada impian untuk sehidup sesurga.

“Lima tahun lagi aku akan datang melamarmu, tunggu aku” kalimat itu meluncur begitu lantang dari lisan seorang pemuda berseragam putih abu, di hadapannya seorang perempuan berjilbab putih yang menjulur menutupi hampir seluruh tubuhnya tengah tertunduk malu.

“Tak perlu mengikatku dengan janji. Bila aku takdirmu, kita pasti akan bertemu. Untuk sekarang, kita kerjakan bagian kita masing-masing, aku dengan hidupku, kamu dengan hidupmu. Perihal temu, datanglah bila sudah benar-benar siap. Itu juga bila belum ada yang mendahuluimu.” Helaan nafas terdengar menjadi pamungkas dari ucapan gadis itu.

Akankah kisah cinta mereka berakhir bahagia?
Atau justru hadir orang yang mendahului?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lailatus Sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Mantan

"Namanya Nona Alexina Delia ..."

Deg ...

Cakra tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, nama yang selama dua tahun ini berusaha dihapus dari hati dan pikirannya kini kembali terdengar bahkan sosoknya ada tidak jauh dari keberadaannya saat ini.

"Bagaimana Pak?" Vina yang tidak mendapat respon dari atasannya itu kembali bertanya,

"Hah, apa?" sontak Cakra kembali terkejut, dia tidak sadar telah melamun. Segera diliriknya Kamilia yang tengah anteng merapikan bekas makan mereka, Cakra tidak sadar jika sejak tadi istrinya itu memerhatikan tingkahnya.

Netra Kamilia menangkap dengan jelas perubahan raut wajah Cakra setelah mendengar nama yang diucapkan sekretarisnya itu. Dia buru-buru mengalihkan tatapannya saat Cakra mengurai lamunannya dan menatap Kamilia.

"Kamu tahu kan kalau aku tidak akan menerima tamu yang tidak ada janji sebelumnya" sentak Cakra membuat Vina seketika menciut,

"Ba baik Pak, akan saya sampaikan" Vina buru-buru pamit, dia tidak ingin menjadi sasaran amukan Cakra.

"Heumm" Cakra berdehem untuk menetralisir raut wajah, suasana tiba-tiba terasa horor untuknya. Melihat Kamilia hanya diam membuat Cakra semakin salah tingkah.

"Sayang, biarkan OB yang akan membereskan nya" Cakra berusaha mengembalikan suasana seperti sebelumnya. Setelah kepergian Vina suasana ruangannya terasa dingin mencekam.

"Tidak apa-apa, aku juga bisa" jawab Kamilia tanpa menoleh.

"Sayang barusan ..."

"Aku akan pulang Mas, sepertinya Mas akan sangat sibuk hari ini." Kamilia memotong ucapan Cakra membuat suaminya itu semakin terlihat gugup.

"Lho ...lho ..., ini kan masih siang. Tidak aku tidak akan mengizinkan kamu pulang sekarang. Lagi pula ada hal yang harus kita bahas sekarang" tegas Cakra, dia meraih tangan Kamilia yang bersiap untuk pulang, tangan yang menenteng goodie bag berisi kotak bekas makanan diambilnya dan disimpan di atas meja.

"Ayo kita bicara!" ucap Cakra menagih janji istrinya saat mereka sedang makan tadi,

"Bicara apa?" Kamilia pura-pura lupa,

"Tentang kamu, kamu gak bisa bohong sayang kamu sedang tidak baik-baik saja" jelas Cakra lembut, dia mengarsir pipi Kamilia yang merona karena perlakuan suaminya itu.

"Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Kamilia penuh kehati-hatian, dia pikir ini harus segera dibicarakan karena jika didiamkan maka akan membuat rumah tangga mereka tidak akan tenang. Kamilia faham bahwa komunikasi yang baik akan menjadi kunci keharmonisan rumah tangga.

"Boleh sayang, tanya aja!" jawab Cakra dengan tatapan lembut,

"Foto di meja kecil di samping kursi Mas itu memang sengaja masih disimpan? Sepertinya wanita di foto itu sangat spesial, dari kedekatan kalian saat berfoto, aku menyimpulkan jika itu mantan kekasih Mas Cakra. Salah atau tidak dugaanku?" tanya Kamilia tenang, tanpa beban apapun dia mengatakan apa yang mengganjal di hatinya.

"Foto?" Cakra menautkan kedua alisnya,

"Maaf, saat menunggumu aku hanya jalan-jalan di ruangan ini sampai ke balik meja kerja dan menatap pemandangan kota yang lagi cerah, saat berbalik tidak sengaja melihat bingkai foto yang tersimpan di atas meja kecil di samping kursi kerja, karena penasaran aku mendekat dan melihatnya. Sepertinya itu foto lama, kalian tampak serasi" Kamilia mengakhiri ceritanya dengan tersenyum miris.

Cakra menekuri setiap kata yang diucapkan Kamilia, dia tidak menyangka jika Kamilia akan menemukan foto itu pada akhirnya.

"Maafkan aku sayang, itu memang fotoku dan mantanku. Aku tidak bermaksud menyimpan kenangan tentangnya melalui foto itu, aku hanya ..."

"Tidak perlu dijelaskan Mas, urusan hati memang tidak bisa dipaksakan. Walau pun kita sudah bersama selama dua tahun ini dan aku tahu kamu tampak berusaha membuka hati untukku, atas kehadiranku tapi ada hal yang di luar kehendak kita, salah satunya adalah perasaan cinta kita tertuju pada siapa. Aku hanya ingin bilang jika memang Mas ingin rumah tangga kita bertahan, merasakan sakinah, mawaddah, warahmah, berusahalah lebih keras lagi. Karena jika hatimu masih terpaut pada seseorang yang sudah menjadi masa lalumu, maka ketenangan dan kebahagiaan dalam rumah tangga kita tidak akan pernah terwujud." Kamilia menarik nafasnya dalam, setelah mengungkapkan apa yang dirasakan hatinya, kini ada kelegaan dalam dada.

"Sayang, tidak begitu, maaf jika aku belum sempat menyingkirkannya dari tempat itu. Aku janji setelah ini akan menyingkirkannya, sungguh aku hanya belum sempat menyingkirkannya dari sana, aku berani jamin bahwa hatiku rasanya biasa saja bahkan saat aku melihat foto kebersamaan kami di masa lalu, bukankah itu artinya sudah jelas jika dia tidak ada arti apa-apa lagi untukku, percayalah" jelas Cakra sejujurnya, hatinya khawatir jika Kamilia memilih tidak percaya pada alasan yang dikatakannya.

Kamilia menatap dalam netra suaminya, apa yang dikatakan Cakra terdengar sangat tulus. Kamilia pun tersenyum menanggapinya.

"Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Mas punya masa lalu, begitupun aku punya masa lalu, semua itu tidak akan bisa kita elakkan, telah hadir lebih dulu dalam hidup kita masing-masing, kita tidak bisa mengubahnya, yang terpenting saat ini adalah bagaimana kita menjalani waktu kita hari ini dan hari yang akan datang. Aku percaya padamu, Mas." balas Kamilia dengan senyum tulus dia persembahkan untuk suaminya.

Menerima Cakra sebagai suaminya adalah bagian dari komitmen hidup yang telah dia putuskan. Apapun yang terjadi selama mampu dia akan menjaga komitmen itu dengan amanah.

Cakra menarik tubuh Kamilia dan menenggelamkannya dalam pelukan. Usapan lembut dan kecupan di puncak kepala Kamilia terus dia berikan.

"Terima kasih istriku, sayang" ucap Cakra dengan mata terpejam, pertanda apa yang diucapkannya tulis dari hati yang paling dalam.

Tok ...tok ...tok ...

Suara ketukan pintu mengurai romantisme yang sempat tercipta, Kamilia perlahan mendorong dada suaminya yang tak kunjung mengurai pelukannya.

"Mas, ada yang datang" Kamilia mengingatkan, dengan sangat terpaksa Cakra pun melepas pelukannya, tidak lupa satu kecupan di bibir istrinya dia tinggalkan sebelum beranjak.

"Masuk!" titah Cakra kembali ke mode serius,

"Maaf Pak, Pak Bobby sudah datang" Vina menyampaikan informasi mengenai kedatangan klien yang akan membahas kerja sama mereka.

"Baiklah, persilahkan dia di ruang meeting, lima menit lagi aku ke sana"

"Tapi Pak, Pak Bobby sudah ..."

"Selamat siang Pak Cakra!" seru seseorang yang sudah berada di ambang pintu. Dia masuk tanpa menunggu perintah dari sang empunya ruangan.

"Siang" sambut Cakra, walau pun kesal dengan sikap kliennya namin dia tetap berusaha profesional.

"Pak Bobby, kita akan bicara di ruang meeting" Cakra memberi tahukan Bobby tentang tempat yang akan mereka gunakan untuk berbincang.

"Bagaimana kalau kita bicara di sini saja, biar lebih santai Pak" usul Pak Bobby yang sudah duduk di salah satu single sofa yang ada di ruangan Cakra.

"Baiklah" sahut Cakra datar, dia sedikit kesal dengan tingkah klien yang satu ini, selalu bersikap semaunya dia. Bukan tanpa alasan Cakra enggan meeting dilakukan di ruangannya, dia tidak ingin membuat Kamilia tidak nyaman dan terganggu dengan meeting mereke. Setelah dibujuk Kamilia akhirnya mau menunggu Cakra untuk pulang bersama.

Kamilia yang baru dari toilet yang berada di ruang suaminya itu menghentikan langkah seketika karena ternyata di sana ada tamu. Kedatangan Kamilia sontak membuat Bobby dan Cakra menoleh ke arahnya.

"Sayang, sudah selesai?" Cakra mengulurkan tangannya, meminta Kamilia untuk duduk di dekatnya.

"Wow ...inikah Nyonya Cakra?" Bobby rekan bisnis yang kebetulan seusia dengan Cakra menatap takjub ke arah Kamilia yang berjalan ke arah mereka. Mereka sudah cukup lama saling mengenal karena berasal dari kampus yang sama.

"Betul, ini istriku. Sayang, kenalkan ini Pak Bobby, mitra bisnisku" Cakra akhirnya terpaksa memperkenalkan Kamilia karena Bobby sudah tanggung bertemu istrinya itu.

"Kamilia" dengan menangkupkan kedua tangan di depan dada Kamilia memperkenalkan diri.

"Bobby" dia kembali menarik tangan yang akan bersalaman dengan Kamilia.

"Suatu kehormatan untuk saya bisa bertemu dengan nyonya Cakra" Bobby tak melepaskan pandangannya dari Kamilia dan hal itu jelas membuat Cakra semakin kesal.

"Sayang, kami mau pulang sekarang?" Cakra tidak rela istrinya terus menjadi pemandangan indah untuk Bobby, dia yang awalnya meminta Kamilia untuk menunggu, urung karena melihat gelagat Bobby.

"Iya Mas" jawab Kamilia lembut setelah beberapa detik sempat tertegun karena bingung dengan pertanyaan suaminya, bukankah tadi dia yang memintanya untuk menunggu.

"Aku amu ambil tas dulu" pamit Kamilia menuju ruang pribadi Cakra tempat tasnya berada.

"Ternyata benar ya selera Pak Cakra sudah berubah, aku kira hanya kabar burung mendengar kamu menikah dengan gadis berjilbab ternyata benar adanya ..." Bobby terkekeh saat berbicara seperti itu, dia tahu betul seperti apa selera Cakra, dia pun tahu jika sebelum menikah Cakra memiliki kekasih yang berbeda seratus delapan puluh derajat dengan wanita yang baru saja ditemuinya.

"Sepertinya kamu sangat mencintai istrimu"

"Tentu" sahut Cakra cepat,

"Kalau begitu aku pikir kamu tidak akan keberatan dengan pilihan brand ambasador untuk produk baru kita"

"Kenapa aku harus keberatan? Selama dia memenuhi kualifikasi kenapa tidak, aku akan setuju." sanggah Cakra yang merasa Bobby menilainya kurang profesional.

"Baiklah, biar lebih jelas aku akan menyuruhnya datang kemari" ucap Bobby, diapun menelepon seseorang dan memintanya untuk datang.

Selang beberapa menit ...

Tok ...tok ...tok ...

"Selamat siang" seorang perempuan yang tidak asing bagi Cakra tengah berdiri di ambang pintu dengan senyumannya.

Cakra mendongak dengan suara yang tidak asing di telinganya itu dan benar saja ternyata wanita yang datang dan menjadi BA dari produk baru yang akan diluncurkannya bekerja sama dengan perusahaan Bobby adalah wanita dari masa lalunya.

Di saat yang bersamaan, Kamilia keluar dan bersiap untuk pamit pada suaminya. Namun langkahnya seketika terhenti saat melihat perempuan yang sedang berdiri di ambang pintu dengan tatapan terkunci pada suaminya.

1
Mukmini Salasiyanti
mau bilang Aa Ariq ' syaithon' hmm gak. mungkin.....??
brrti itu godaan dan ujian, Mil....
jika iya....
hmmm mungkin...
suatu saat nanti....
Siti Fatimah
kalau pada akhirnya kamilia dan Ariq bersatu mungkin itu yang di sebut jodoh yg tertunda tapi mohon jangan ada yang tersakiti 🙏
Biru
Semoga Cinta kalian bakal berlabuh dan semoga Author nya menjodohkan kalian
Nani Rahayu
please jangan sampai Cakra tau...dia akan makin terluka
dyah EkaPratiwi
Dua2nya masih menyimpan rasa, ya Allah gmn nantinya
Meli Anja
lanjut kak ariq mulai goyah nih..sampe sapah perhitungan ..
Meli Anja
lanjut kak
Adiba Shakila Atmarini
sdih jga ya bcax..endingx apakh cakra mnggl.dan ariq nntix mnikh dngn milia..d tnggu lnjutnx lnjut up thor....
Mukmini Salasiyanti
hadehhhhhhh
babang Cakra ganggu aj deh...
ada yg GaMon nih...

Aaaaa Aa' Ariq....
bolehkah readers berharap???
(eh,.. maksud looh...? 😁)
Yhanie Shalue: tau nih bang cakra,, sibuk dulu gih😅
total 1 replies
dyah EkaPratiwi
Sabar riq semua ada ceritanya masing-masing
Mariyatun Mariya
😩😩😩😭😭😭pengennya....ariq ma Mila bersatu
Biru
Semoga Uthor nya masih menjodohkan kalian
Biru
Sedih euy 😭😭😭 Sabar riq... semua bakal indah pada waktunya
Mbing
sedih aku cakra sakit 😓
Mbing
nah kan, cakra sakit. aduuh padahal aku tim cakra thor 😓
Mbing
wah ini, cakra sakit kayanya.
Meli Anja
lanjut kak
Mbing
cakra junior otw kayanya
Mbing
tanyakan lgsg ke suami aja
Mbing
semoga samawa ya Kamila Cakra
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!