" Meskipun Anda adalah ayah biologis saya, tapi Anda bukanlah ayah dalam kehidupan saya!" ucap Haneul Ahmad Syafi.
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun berkata tajam kepada pria dewasa yang mengenakan jas putih. Dia tahu bahwa pria itu adalah orang yang membuatnya dirinya ada di dunia ini sekaligus membuat sang ibu menderita selama bertahun-tahun.
Bagiamana pria itu meluluhkan hati putra dan wanita yang pernah ia buat menderita karena perbuatan jahatnya di masa lampau?
Akankan Haneul dan ibunya bisa menerima pria itu di kehidupan mereka, mengingat trauma yang dibuat pria itu cukup membuat sang ibu merasa menderita?
Yuuk baca, yang tidak suka di skip tidak apa-apa.
Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JSI 25: Saya Sailendra
" Tuan dan Nyonya, hasil tes dari Nona Hyejin sudah keluar. Dokter akan menjelaskan kepada Anda berdua terkait hasilnya."
Seorang perawat mengarahkan Hwan dan Brigita ke sebuah ruangan. Di sana sudah ada seorang dokter yang duduk sambil memperlihatkan hasil tes milik Hyejin pada layar monitor. Dokter tersebut tersenyum ramah dan mempersilahkan Hwan dan Brigita untuk duduk.
" Perkenalkan terlebih dahulu, saya adalah Sailendra, dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular. Tadi dokter IGD memberitahu saya ada seorang pasien yang diindikasi mengalami pembengkakan jantung. Tenang, anda berdua jangan takut dulu. Saya akan menjelaskannya agar mudah dimengerti, saat ini Nona Hyejin memang mengalami pembengkakan jantung akibat penyakit katup jantung. Ehmm ada dua penangan untuk kasus ini yakni dengan obat dan operasi. Jika penyakit katup jantungnya tidaklah parah maka bisa disembuhkan dengan obat namun jika parah atau mengancam nyawa maka apa harus dilakukan pembedahan atau operasi, dan, putri bapak dan ibu termasuk golongan yang harus dioperasi."
Daaaaar
Meskipun tadi sudah diindikasi tentang hal itu dan juga tapi tetap saja Hwan dan Brigitta terkejut. Yang namanya operasi itu pasti tidak mudah, terlebih ini adalah operasi yang harus membuka dada. Membayangkan saja membuat Brigitta bergidik ngeri.
" Apakah operasinya sulit, Dokter?"
" Pak, tidak ada operasi yang mudah. Semua operasi sulit, apalagi kita membangun harus membuka dada dan yang kita operasi adalah jantung dimana jantung merupakan salah satu organ vital dalam kehidupan. Tapi kami termasuk orang yang berkompeten dalam bidang ini. Jadi, kami akan berusaha melakukan sebaik mungkin. Jika bapak dan ibu setuju, saya akan melakukan operasi lusa. Karena besok saya ada operasi jadi saya baru bisa melakukannya lusa."
Hwan dan Brigitta jelas setuju karena memang itu tindakan medis yang diperlukan. Penjelasan Sai juga mudah dipahami. Katanya Hyejin tidak perlu mengganti katup jantung dan hanya diperbaiki tapi hal itu juga fleksibel karena akan terlihat saat operasi nanti. Tapi yang jelas saat ini yang dilihat dari hasil adalah Hyejin mengalami kekakuan (stenosis)pada katun aorta dimana hal tersebut membuat aliran darah dari verrtikel kiri menuju ke pembuluh aorta yang dilanjutkan ke seluruh tubuh tidak lancar. Namun jika terjadi kebocoran dan tidak bisa diperbaiki, mau tidak mau tetap harus dilakukan penggantian katun jantung.
" Baiklah kalau begitu Pak, Bu, sepertinya penjelasan saya sudah cukup dan Anda bisa menemani Nona Hyejin dan menenangkannya. Nanti say pun juga akan menjelaskan kepada pasien sebelum operasi lusa."
" Baik, terimakasih Dokter Sai, terimakasih banyak."
Tap tap tap
Cekleek
Dugh!
Ketenangan Sai seketika musnah ketika kedua orang tua Hyejin meninggalkan ruangannya. Ia menjatuhkan kepalanya di meja dengan sangat keras. Beberapa saat yang lalu saat dokter IGD memanggilnya, Sai terkejut ketika mendapati pasien yang ditangani adalah wanita yang tadi ia cari.
Hyejin, nama wanita itu seperti bukan nama yang lazim dimiliki oleh warga negara ini. Dan semua dibuktikan dari wajah Hyejin yang memang tidak sepenuhnya pribumi. Sai lalu mengeluarkan foto-foto yang diberikan oleh Linggar. Keduanya jelas mirip dan memang wajah Hyejin ketika ada di negara sana seperti warga sana juga. Maka dari itu Sai awalnya beranggapan bahwa wanita itu bukanlah dari Indonesia.
Tapi saat ini bukan itu yang menjadi fokus Sai. Fokusnya adalah apa yang terjadi kepada Hyejin. Rasa bersalah yang membelenggu hati Sai semakin besar setelah mendengar bahwa Hyejin mangalami trauma dan bahkan mengonsumsi obat depresan sejak lama. Ia tahu pasti semua karena kejadian waktu itu.
" Aku meminta maaf seribu kali pun tidak akan bisa menebus apa yang sudah ku perbuat padamu. Meskipun aku belum yakin 100% bahwa kamu adalah dia, tapi hatiku mengatakan bahwa itu memang kamu. Haah, bagaimana aku bisa berhadapan denganmu. Melihatku sja kamu bisa menjadi seperti itu."
Sai juga mendengar penjelasan dari dokter IGD alasan mengapa Hyejin bisa masuk IGD. Dia mengalami sesak nafas dan nyeri di bagian dada. Sai menjadi ingat saat mereka bertemu sebelum itu. Ketika mata mereka bertemu Hyejin langsung syok, nafasnya tidak beraturan dan dia menekan dadanya sendiri. Wajah Hyejin pun langsung pucat.
Saat ini Sai sedang memikirkan cara agar Hyejin tidak melihatnya hingga operasi berlangsung. Tapi sebagai dokter dia juga harus menemui pasien sebelum operasi dijalankan. Sai mengambil ponselnya lalu menghubungi Hendar, tidak berselang lama dokter residen itu pun masuk. Sai meminta Hendar untuk duduk.
" Lusa kita akan mengoperasi seorang pasien. Sebelum operasi, Hen datanglah ke sana bersama Robin dan jelaskan prosedur operasinya."
" Eeh bukannya seharusnya Dokter, karena Dokter Sai kan dokter utamanya."
" Benar, tapi lusa aku ada urusan sebentar jadi kau datanglah bersama Robin untuk menjelaskan. Aku akan masuk setelah pasien selesai di anestesi."
Dari ucapan Sai, Hendar tahu bahwa itu tidak bisa dibantah atau disanggah. Ia pun akhirnya hanya bisa mengangguk setuju. Tapi Hendar merasa heran, belum pernah sebelumnya Dokter Sailendra bersikap begitu. Ia termasuk dokter yang rajin menemui pasiennya apalagi sebelum operasi dilakukan. Namun, Hendar juga tidak berani bertanya lebih lanjut. Baginya mematuhi perintah itu lebih utama, karena pasti atasannya itu memiliki alasan yang tidak perlu ia ketahui.
TBC
cerita ini sangat bagus bagus banget menurut ku. dan mengenai haneul yang dewasa padahal usia nya masih kecil itu di real juga ada jadi g heran kalau haneul punya pikiran sedewasa itu.
semangat berkarya kk othor 💪💪💪.
sangat2 bijak sekali.
sukses slalu k