Ava Seraphina Frederick (20) memiliki segalanya kekayaan, kekuasaan, dan nama besar keluarga mafia. Namun bagi Ava, semua itu hanyalah jeruji emas yang membuatnya hampa.
Hidupnya runtuh ketika dokter memvonis usianya tinggal dua tahun. Dalam putus asa, Ava membuat keputusan nekat, ia harus punya anak sebelum mati.
Satu malam di bawah pengaruh alkohol mengubah segalanya. Ava tidur dengan Edgar, yang tanpa Ava tahu adalah suami sepupunya sendiri.
Saat mengetahui ia hamil kembar, Ava memilih pergi. Ia meninggalkan keluarganya, kehidupannya dan juga ayah dari bayinya.
Tujuh tahun berlalu, Ava hidup tenang bersama dengan kedua anaknya. Dan vonis dokter ternyata salah.
“Mama, di mana Papa?” tanya Lily.
“Papa sudah meninggal!” sahut Luca.
Ketika takdir membawanya bertemu kembali dengan Edgar dan menuntut kembali benihnya, apakah Ava akan jujur atau memilih kabur lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20
Jeremy benar-benar sudah mencapai batas kemanusiaannya. Ia berusaha mati-matian menenangkan si kembar.
Lily, yang sudah naik ke atas punggung Jeremy, menjambak rambutnya sambil tertawa geli. Tidak cukup, ia bahkan menggigit telinga Jeremy karena kesal terus diajak pulang.
“Lily, Luca, ayo kita pulang! Apa kalian sengaja ingin membuat Paman Jeremy dipecat!” rengek Jeremy.
Luca, yang lebih tenang, hanya diam. Ia menyilangkan tangan di dada, menonton tingkah laku saudara kembarnya itu seperti sedang menyaksikan pertunjukan komedi tunggal.
Kenzo, yang mendengar keributan itu, menghampiri mereka. Ia mencoba membantu Jeremy, tetapi Lily menolak untuk turun.
“Paman Kenzo, suruh Paman Jeremy berhenti! Kami tidak akan pulang sebelum bertemu Tuan Anderson!” teriak Lily.
Kenzo menghela napas. Ia tahu cara terbaik adalah dengan membiarkan si kembar bertemu Edgar, setidaknya untuk menenangkan mereka.
Tepat saat Kenzo hendak memanggil intercom, pintu lift terbuka. Edgar dan Ava melangkah keluar, wajah Ava tampak pucat karena sentuhan Edgar, sementara Edgar masih mempertahankan wajah dinginnya.
Ava membelalakkan mata saat melihat Lily dan Luca.
“Astaga, bagaimana bisa mereka sampai di sini? Dasar bocah-bocah nakal!” geram Ava dalam hati.
“Mama!” Lily berteriak kegirangan, langsung melompat turun dari punggung Jeremy dengan cekatan.
Luca juga berlari menghampiri Ava. Mereka memeluk kaki Ava erat-erat, seolah tidak terjadi apa-apa.
“Mama?” gumam Edgar. Ia menatap kedua bocah itu, lalu menatap Ava bergantian.
Pikirannya berputar. Anak-anak itu, apa mereka milik Ava?
“Kenapa kalian tidak mau mendengarkan mama!” Ava, dalam kepanikan, bereaksi sebagai ibu yang marah. Ia menjewer telinga Luca dan Lily, meskipun jeweran itu tidak terlalu keras.
“Ampun, Mama! Sakit!” ucap mereka berbarengan, ekspresi mereka lucu dan menggemaskan.
Tangan Edgar terkepal erat. Ia berdebar sekaligus marah melihat interaksi itu.
Jadi, selama ini Ava sudah menikah dan punya anak? Pantas saja ia merasa sangat familiar melihat mereka. Ternyata mereka adalah anak Ava, wanita yang ia cari dan ia inginkan.
Kenzo menghampiri Ava, mencoba menjadi mediator.
“Sudahlah, Ava. Mereka masih anak-anak. Jangan terlalu keras padanya.” Kenzo meletakkan tangannya di bahu Ava sambil mengusapnya.
“Tapi Ken, mereka melanggar janji! Aku tidak suka itu. Dan aku harus menghukumnya!” balas Ava, mencoba mempertahankan peran ibu tunggal yang disiplin.
Melihat kedekatan Kenzo dan Ava, melihat Kenzo memeluk anak-anak Ava, hati Edgar terasa sesak, sakit yang menusuk.
Ternyata mereka adalah milik Kenzo, ataukah suami Ava itu adalah Kenzo?
“Drama menyebalkan!” gerutu pria dingin itu.
Edgar memilih pergi, merasa orang asing diantara mereka. Ia berbalik dan melangkah menuju basemebt.
Entah kenapa, dadanya begitu sesak. Ia gagal mendapatkan Ava tujuh tahun lalu, dan kini ia terlambat menjadi ayah bagi anak-anak Ava.
“Tuan, tunggu!” Jeremy, yang sudah bebas dari siksaan, segera menyusul Edgar. Ia merasakan kejanggalan dalam emosi tuannya.
Tepat saat Edgar melangkah, Lily berteriak lagi. Kali ini, ia tidak berteriak untuk menarik perhatian, tetapi berteriak dengan keyakinan yang naif.
“Papa! Jangan pergi lagi!”
Ava terkesiap. Ia langsung menahan Lily sekuat tenaga, memeluknya erat-erat, berharap Edgar tidak mendengar.
“Mama, kenapa menahan Lily! Lily mau ketemu Papa!” teriak Lily, meronta dalam pelukan Ava.
“Cukup, Lily! Jangan aneh-aneh! Dia bukan papamu!” desak Ava, berbisik keras di telinga
putrinya.
Edgar berhenti. Kata papa yang Lily ucapkan memaksanya untuk berbalik.
“Mama mau sampai kapan berbohong pada aku dan Lily?” kini Luca ikut menyahut. “Meski dia sudah punya anak dari wanita lain, tetap saja dia papa kami kan?”
Deg!
Jantung Ava seolah jatuh ke dasar perut. Si kembar bahkan tahu kalau Edgar punya putri dari wanita lain? Apakah Edgar dan Ivy sudah memiliki putri?
“Ava kau baik-baik saja?” tanya Kenzo.
Ava masih terdiam tak tahu harus berkata apa.
“Apa ucapan twins benar kalau kau dan pamanku pernah ada hubungan spesial di masa lalu?” tanya Kenzo lagi masih penasaran.
Kenzo menatap Edgar dan Ava bergantian. Jika benar, Kenzo akan patah hati. Selama ini, Kenzo memendam perasaan pada Ava.
Ava memejamkan mata. Ia sudah kalah. Semua usahanya terasa sia-sia.
Luca akhirnya angkat bicara. Ia mengurai pelukan Ava, menatap Edgar Anderson dengan mata yang sama persis dengan pria itu.
“Dia memang Papa kami,” sahut Luca.
Semua orang terdiam. Kenzo menatap Ava dengan pandangan terluka dan tidak percaya. Jeremy menatap Edgar dengan pandangan penuh rasa bersalah yang menusuk.
Edgar Anderson, miliuner dingin yang baru saja yakin dirinya mandul, menatap Luca. Replika dirinya dalam bentuk mini.
Sementara Ava hanya bisa memeluk Lily, menundukkan kepalanya, tidak mampu menatap Edgar.
“Apa kalian sedang bermain drama orangtua dan anak untuk membuatku cemburu karena aku bukan pria sempurna! Jika ya, selamat. Kalian berhasil!”
lanjut kak sem gat terus💪💪💪
apa² jgn² kamu menyukai ivy...
kl iya tamat lah riwayat mu jeremy
untung edgar cocok y coba kl ava ataupun edgar tidak cocok... pastinya mereka disuruh memilik anak lagi🤔
lanjut thor semngat💪💪💪