Karena sudah bosan dengan hidup susah, akhirnya Dinda memilih jalan pintas mengikuti teman-temannya yang menjadi wanita simpanan para pria kaya di luar sana. Sebutan kerennya sugar baby.
Mereka bisa hidup mewah dan banyak uang bahkan temannya ada yang dibelikan mobil hingga membuat Dinda tergiur untuk melakukan hal itu saat sekolah demi membantu ekonomi keluarganya karena dia mulai bosan makan dengan tahu dan tempe saja.
Lalu, akankah Dinda mendapatkan apa yang diinginkannya dengan standar yang begitu tinggi untuk calon sugar Daddy-nya karena dia tidak ingin laki-laki tua dan perut buncit seperti sugar daddy-nya Intan teman sekolahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Perjodohan
Daniel baru saja pulang ke rumahnya dan dia sudah mendapatkan berita yang tidak enak. Sungguh, rasanya Dia benar-benar muak dengan keluarga ini. Jika bukan karena memperjuangkan harta kakeknya, Daniel tidak akan kembali ke negara ini lebih memilih tinggal di negara lain daripada harus bertemu dengan keluarga yang menyebalkan ini menurutnya.
"Besok keluarga Arnelo akan datang ke rumah karena mereka akan membicarakan tentang pernikahan kamu dan juga Putri mereka, Sofia. Jadi besok kosongkan jadwal pekerjaan kamu dan jangan pulang malam seperti ini lagi." ucap daddy-nya saat dia pulang ke rumah.
"Kalian yang mengatur pernikahan ini, jadi kalian saja yang mengurusnya. Lagi pulang tidak peduli sama sekali dengan perjodohan-perjodohan seperti ini karena menurut tidak penting sama sekali. Jika kalian ingin aku melakukan perjodohan ini maka lakukan sesuai dengan perintahku. Aku tidak bisa menunda pekerjaanku yang telah dirusak oleh putra kesayangan kalian berdua. Tanyakan pada putra kalian apa yang dilakukannya pada investor Jepang. Jika bukan karena memikirkan nama baik keluarga maka aku sudah menghajarnya habis-habisan saat di perusahaan tadi." Daniel langsung pergi meninggalkan ruangan keluarga begitu saja setelah dia mengatakan apa yang ingin dikatakannya pada mereka berdua.
Masih teringat jelas diingatan Daniel apa yang investor Jepang jelaskan padanya bahwa adik tirinya mengajukan proposal untuk mengambil uang proyek yang katanya akan digunakan untuk pembukaan lahan proyek yang akan dibangun. Sumpah demi apapun rasanya Daniel benar-benar sangat malu pada investor Jepang yang telah banyak menjalin kerjasama dengan dirinya. Jika dia tidak sabar, maka habislah anak itu si tangannya.
"Daniel! di mana letak sopan santun mu?!" tanya Daddy-nya ketika mendengar jawaban dari Daniel yang terkesan tidak sopan padanya.
"Aku sudah mengatakannya sopan santunku hilang saja kalian berdua mengkhianati mommy ku dan itu semua karena kalian!" teriak Daniel. Untuk pertama kalinya lagi dia melawan daddy-nya, bahkan dengan berani Daniel menunjuk wajah ibu tirinya di hadapan daddy-nya langsung.
"Kau, untuk pertama kalinya dalam hidupku aku bicara denganmu dan kau harus mengingatnya. Aku, tidak akan membiarkan dirimu ataupun anakmu mencuri sepeserpun harta dari kakekku. Aku adalah pemilik seluruh harta warisan dari kakekku dan aku tidak akan membiarkan kalian mendapatkan apa yang kalian inginkan. Selama aku masih hidup aku bersumpah bahwa aku tidak akan membiarkan siapapun mengambilnya!" tangan nyonya Ghani terkepal erat dan rasanya dia ingin menampar wajah Daniel agar anak itu paham bahwa dia juga memilki hak di sini.
"Daniel, aku bilang hentikan itu!" daddy-nya marah ketika Daniel bersikap kurang ajar seperti itu pada ibu tirinya.
"Jika ingin menghentikan ku maka pergi saja dari rumah ini. Rumah ini sudah menjadi milikku dan tertera di surat wasiat kakek bahwa seluruh bangunan ini beserta isinya adalah milik ku, jadi kalian bisa pergi jika tidak suka dengan diriku!" jelasnya lagi dan pergi meninggalkan daddy-nya begitu saja setelah berhadapan langsung dengan ibu tirinya.
Brak!
Daniel sengaja menutup pintu kamarnya dengan kasar dan itu sampai terdengar di telinga kedua orang yang masih berada di bawah sana.
"Lihat, anak kamu itu Delson. Dia benar-benar menuruni sifat ibunya!"
"Berhenti menyalahkannya karena kesalahan kita berdua Ghani! Anya tidak salah sama sekali karena yang salah adalah kita berdua, jadi berhenti menyalahkan Anaya atas kesalahan yang tidak pernah di perbuat olehnya!"
***
jadiningatwaktuitudi depanaltar❤❤❤❤