Sugar Baby Om Ganteng
"Gila! Lu beneran di kasih mobil sama itu tubang?" tanya Siska pada Intan yang terus saja tersenyum sejak tadi. Bukan main teman mereka yang satu itu. Bisa-bisanya dia mendapatkan mobil Brio merah pemberian dari sugar Daddy-nya.
"Kok gila? Seharusnya kalian ikut seneng dong gue dapat mobil. Buat apa capek-capek jadi sugar baby kalau gak dapat apa-apa dong! Lagian jadi sugar baby kalau gak dapat duit buat apa? Di tidurin doang gue mah ogah!" jawab Intan yang membuat Dinda yang sejak tadi diam saja kini mulai berani berbicara. Sejak beberapa bulan yang lalu dia terus saja mendengarkan cerita dari teman-temannya tentang sugar daddy dan kali ini sepertinya dia mulai tergiur dan imannya mulai goyah. Dinda sudah mulai bosan hidup susah dan dia bosan makan dengan tahu dengan tempe setiap harinya. Dia merubah hidupnya dan menikmati kemewahan seperti apa yang Intan dan Siska miliki.
"Gue mau dong sugar Daddy juga!"
"What?!" pekik Intan tang tak kalah kagetnya dengan Siska yang menyemburkan jus jeruk yang ada di dalam mulutnya ketika mendengar apa yang keluar dari bibir Dinda. Dia antara mereka bertiga hanya Dinda lah yang memiliki iman yang cukup tebal tapi kini dia mulai goyah dan ingin mencari sugar daddy seperti mereka.
"Kenapa sih? gue tuh juga pengen hidup enak kayak kalian berdua. Bosen ah maka tahu sama tempe doang tiap harinya. Kalian bisa jalan-jalan ke mall, beli barang-barang mewah. Gue juga pengen tau!" ujarnya lagi hingga membuat Indan dan Siska mulai bisa mengontrol diri mereka dengan apa yang anda katakan.
"Tapi gue nggak mau sugar Daddy kayak punya lo!" tunjuknya pada Intan. Mana dia mau dengan pria tua bangka dengan perut buncit seperti itu. Setidaknya yang masih usia 30 tahunan 40 tahunan itu bisa. Dia tidak ingin jika pria itu lebih dari 40 tahun karena menurutnya itu terlalu tua sedangkan dia masih berusia 17 tahun dan sebentar lagi mereka akan tamat sekolah. Dinda ingin melanjutkan cita-citanya dengan berkuliah. Banyak impian yang ingin dicapainya tapi itu tentu saja tidak mudah karena keterbatasan ekonomi keluarganya. Dinda ingin sukses dan tidak lagi hidup susah seperti saat ini. Bisa saja dia makan tahu ganti setiap harinya tapi bagaimana dengan kedua adiknya yang masih kecil? mereka harus mendapatkan gizi yang cukup dan untuk itu Dinda memutuskan bahwa dia siap menjadi sugar baby dan menggadaikan harga dirinya demi keluarganya hidup tenang. Cita-citanya jika dia sudah menjadi sugar baby nanti dia akan mengajak kedua orang tuanya pindah dari perkampungan kumuh itu dan tinggal di kota.
"Belum apa-apa udah pasang spek tinggi loh. Nanti deh gue tanyain sama Daddy gue. Kan Daddy masih muda jadi mungkin aja punya temen yang mau punya sugar baby kayak kita." Mereka mulai bicara dengan berbisik karena siswa-siswa yang lainnya mulai berdatangan ke kantin dan mereka tidak ingin jika apa yang mereka bicarakan di depan banyak orang.
"Yaudah, besok weekend kita ketemuan di mall. Gue beliin lu baju bagus buat ketemu sama calon Daddy lo nanti. Inget, lu hutang ini sama gue ya."
"Ide bagus tuh!" jawab Siska yang menyetujui ucapan Intan. Pembicaraan mereka selesai sampai di sana karena mereka akan kembali ke kelas.
***
Dinda sedang membantu ibunya melipat pakaian di rumah kontrakan mereka. Ibunya seorang buruh cuci dan ayahnya hanya buruh harian lepas di pasar sebagai kuli panggul yang setiap harinya hanya bisa membawa uang sebesar 70 ribu. Belum lai biaya makan dan sekolah adik-adiknya. Beruntung Dinda mendapatkan beasiswa hingga dia tidak di pungut biaya sekolah. Hanya saja dia juga merasa kasihan dengan adik-adiknya yang masih kecil.
Saat Dinda membantu ibunya seperti ini, tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu kontrakan mereka dengan berteriak-teriak seperti itu. Mereka sudah tahu siapa itu karena ini memang saatnya mereka membayar kontrakan.
"Mana? katanya mau bayar sekarang! kalau kalian nggak bisa bayar sekarang silakan pergi dari kontrakan ini. Saya nggak butuh orang-orang yang ngontrak nggak bisa bayar kayak kalian ini. Saya kasih waktu sampai besok kalau kalian juga nggak bisa bayar maka silahkan tinggalkan kontrakan saya!" ucap wanita gendut yang banyak memakai emas itu. Ibunya Dinda hanya bisa memohon dan mengatakan padanya untuk memberikan mereka waktu lagi setidaknya sampai ibunya Dinda gajian nanti namun pemilik kontrakan itu menolaknya.
"Saya mohon buk, bantu saya sekali ini saja. Saya saya akan melunasinya, tapi tolong bantu saya dalam beri saya waktu dua hari lagi." mendengar ibunya terus memohon tak seperti itu membuat Dinda tidak tega melihatnya. Dia memilih pergi dari rumah dan menemui kedua temannya. Selama ini dia tidak pernah bercerita pada teman-temannya jika dia hidup dengan penuh kesusahan seperti ini. Sekalipun Dinda tidak pernah meminta bantuan dari teman-temannya padahal jika dia menginginkannya Siska dan Intan bisa saja membantunya tanpa pamrih.
Dinda menghubungi kedua temannya dengan ponsel jadul miliknya. Dia mengajak kedua temannya itu bertemu di taman kota. Tak lama setelah dia menunggu mereka datang dan menghampirinya.
"Ada apa?" tanya Siska karena tidak biasanya Dinda menghubungi mereka di siang hari seperti ini.
"Iya nih, ada apaan?" tanya Intan yang datang dengan motor beat miliknya karena dia belum bisa mengendarai mobil dan dia belum mengurusi untuk bisa membawa mobil pemberian sugar daddy-nya.
"Gue minta tolong banget sama kalian pinjami gue duit 2 juta untuk bayar kontrakan. Ibu gue udah ada didatengin sama yang punya kontrakan terus dimaki-maki. Kalau sampai besok pagi ibu nggak bisa bayar kontrakan maka kita semua akan diusir." Dinda menelan rasa malunya demi bisa menyelamatkan keluarganya. Sekalipun dia tidak pernah meminta bantuan pada teman-temannya dan ini adalah pertama kalinya. Jika tidak terdesak seperti ini dia juga tidak akan melakukannya dan ini adalah cara terakhir baginya.
"Lu kok gak bilang sih? Udah hayuk kita ke ATM. Gue gak kasih pinjem. Gue kasih buat elu aja. Sekalian kita beli makan buat adik-adik Lo deh. Hayuk, Kuta ambil duitnya. Terserah elo mau boncengan sama gue atau sama Siska. Pokonya kita bayar tuh mulut nyai kontrakan itu! Belagu banget jadi orang!" umpat Intan yang merasa kesal dengan cerita Dinda. Akhirnya mereka peri ke ATM untuk mengambil uang dan membayar kontrakan tempat tinggal Dinda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
sahabat yang baik. 🤲😍
2024-03-05
1
Evy
setia kawan juga teman-teman nya...
2024-01-19
1
Idahas
teman2 nya bgs smart
2023-12-18
1