Sienna Blair, seorang wanita mandiri dan kuat, dikhianati oleh kekasihnya Landon Pierce dan adik tirinya, Sabrina Horison. Setelah insiden tragis di Hotel Savoy yang mengguncang hidupnya, ia melarikan diri ke luar negeri dalam keadaan hamil. Lima tahun kemudian, ia kembali ke London bersama kedua anak kembarnya, Hunter dan Hazel, dengan tekad untuk membalas dendam dan membangun kembali kehidupannya.
Tanpa disadari, jalan hidup membawanya bertemu dengan Sebastian Cole, CEO dingin Cole Group, yang ternyata ayah kandung anak-anaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
Begitu pria itu melihat wajah cantik dan menawan Sienna, matanya langsung melotot.
Wajahnya berubah menjadi senyum mesum. “Wah, ternyata kau cantik sekali."
Sambil bicara, pria itu mengulurkan tangan kotornya yang berminyak, hendak menyentuh Sienna.
“Pergi Jangan mendekat, Kalau tidak, aku panggil polisi!” Sienna panik, melepaskan tangan yang mencengkeramnya dan mundur dengan waspada. Punggungnya menempel pada ubin dingin dinding kamar mandi. Ia menjerit dalam hati.
“Jangan galak-galak, dong.” Pria itu tak peduli dengan ancaman Sienna dan malah semakin mendekat.
Namun sebelum tangannya berhasil menyentuh pakaian Sienna, terdengar jeritan kesakitan.
“Ahhh...” Teriakan pria itu bergema di kamar mandi.
Sienna terkejut melihat sosok yang tiba-tiba muncul. “Blake!”
Blake mengabaikannya.
Tapi gerakan tangannya justru semakin kuat. Pria itu berteriak lebih keras dan gemetar, “Bro, aku salah! Tolong lepaskan! Tanganku bisa patah!”
Blake mencengkeram lengan kiri pria itu ke belakang dengan kuat, membuatnya tak bisa bergerak.
Dengan tatapan jijik, Blake menatap pria itu sebelum akhirnya melepaskan cengkeramannya.
Pria itu jatuh ke lantai dengan keras. Hidungnya menghantam marmer, mengeluarkan suara nyaring, disusul dua garis darah yang mengalir.
“Pergi!” Blake mengelap tangannya dengan sapu tangan, tampak jijik.
Pria itu ketakutan dan merangkak keluar dari kamar mandi.
Sienna belum sempat bicara, Blake langsung menatapnya tajam dan dingin. Karena wanita itu memanggil namanya dengan tepat, ia mengernyit dan bertanya malas, “Mau minta tanda tangan? Foto bareng?”
Tanda tangan? Foto bareng?
Sienna menepuk keningnya. Jadi dia mengira aku penggemarnya…
“Blake!!!” Sienna berteriak kesal.
Ia memperhatikan Blake dengan saksama di bawah cahaya redup bar. Poni acak-acakan menutupi sebagian matanya. Kantung mata hitam membuat wajahnya tampak lelah.
Dan entah kenapa terasa familiar, seolah...
Belum sempat ia berpikir lebih jauh, Blake tiba-tiba berkata, “Kenapa? Mau tukar, tubuhmu denganku, ya?!”
Blake menyeringai, menatapnya penuh minat.
Sienna terperangah, menatapnya lebar-lebar, tak tahu harus bilang apa.
Apa Blake ini gila?
Sementara itu, Blake terus memperhatikan Sienna. Baru sekarang ia menyadari betapa cantiknya wanita di depannya. Fitur wajahnya lembut, wajah kecil seukuran telapak tangan. tubuhnya memancarkan keanggunan.
Menarik sekali.
Tanpa berpikir panjang, Blake melangkah maju dan mendorong Sienna ke dinding. Tangannya bertumpu di kedua sisi bahunya, menjebaknya. Senyum misterius tergambar di sudut bibirnya.
Napas hangatnya menyentuh pipi Sienna. Secara refleks Sienna ingin mundur, tapi dinding di belakangnya membuatnya tak bisa ke mana-mana. Ia menelan ludah, wajahnya penuh kewaspadaan. “Kamu... mau apa?”
Ia mengulurkan tangan ke dada Blake, mencoba menjauh.
Karena gugup, wajah Sienna memerah. Tanpa makeup, kulitnya yang putih kemerahan tampak bercahaya di bawah cahaya redup.
Fitur wajahnya yang lembut sangat menarik perhatian. Bibirnya yang diberi lip gloss memantulkan kilau menggoda di bawah lampu.
Blake terpaku, emosi aneh mulai menyusup dalam hatinya. Ia sudah lama berada di dunia hiburan, sudah melihat banyak wanita.
Tapi wanita ini... satu-satunya yang membuatnya nyaman untuk dilihat.
“Cantik,” bisik Blake pelan, matanya berkilat.
Sebelum Sienna bicara, Blake sudah mendekat lagi, tertawa kecil, “Jadilah pacarku!”
Sienna terkejut dan langsung menolak. “Blake Apa sih yang ada di kepalamu? Minggir!”
Baru saja keluar dari mulut harimau, sekarang masuk kandang anak serigala?
Blake benar-benar menyebalkan.
“Tidak mau! Kalau kamu ga setuju, aku akan…” Blake menyeringai, wajahnya semakin dekat, seperti mau mencium.
Sienna panik melihat wajah tampan itu semakin mendekat. Ia buru-buru menenangkan diri, mengutuk dalam hati.
Tidak boleh terpesona, Dia masih remaja.
Baru hendak mengangkat kaki untuk menendang, tiba-tiba terdengar suara nyaring.
“Sienna!”
Lena muncul, terkejut melihat mereka, dan menunjuk dengan wajah tak percaya. “Kalian… sedang apa?!”
Sienna tersentak, langsung mendorong Blake sekuat tenaga.
Ia buru-buru mundur menjauh, menghela napas lega. Rasa panas di wajahnya langsung menghilang.
Ia masih ingat tujuan datang ke sini: urusan kerja!
Lena tampak shock. Ia mendekat dan berbisik, “Sienna, kamu ibu dua anak. tidak boleh melakukan hal seperti hal itu."
Sienna menepuk kepala Lena dengan kesal. Dasar wanita ini, pikirannya ke mana-mana.
Apa dia mengira aku sapi tua yang makan rumput muda? Aku ga ada niat apa-apa sama Blake.
Blake menatapnya santai, tersenyum.
Sienna mendesah kesal, menarik napas dalam-dalam, lalu berbicara tenang, “Halo, namaku Sienna Blair, dan aku manajermu.”
Blake tampak terkejut. Matanya bersinar heran, lalu ia mengangkat alis. “Sepertinya perusahaan memperlakukanku cukup baik, sampai memberiku manajer secantik ini.”
Menghadapi sikap seperti ini, Sienna nyaris putus asa. Ia menahan amarah dan berkata, “Blake, ikut aku pulang. Kita harus selesaikan masalah perkelahianmu di kamp pelatihan artis.”
“Oke, tapi aku punya syarat.” Blake melangkah mendekat.
Sienna mengangguk pasrah. “Katakan saja.”
Asal bocah ini pulang dengan patuh, apa pun boleh!
“Aku mau kamu jadi pacarku.” Blake tersenyum menyeringai.
Sienna langsung mundur ke sisi Lena, wajahnya kembali datar. “Blake, aku harap kamu sadar situasimu. Sebagai manajermu, aku harus ingatkan. Kalau kamu terus begini, kamu benar-benar ga punya harapan.”
Blake mengangkat alis, bersandar santai senyumnya tetap malas. “Aku ga peduli.”
Sienna memutuskan untuk tegas. “Blake Mau sampai kapan kamu bersembunyi? Kamu tahu ga seberapa parah kamu sekarang? Kamu tidak bertanggung jawab pada dirimu, juga ke perusahaan!”
Setelah jeda, ia tertawa dingin. “Menurutmu, sampai kapan kamu bisa andalkan wajah tampan? Publik juga bosan. Mereka nggak akan terus menyukai ‘Snack Kosong’ Kamu kabur, itu artinya kamu pengecut!”
Wajah Blake langsung berubah dingin, senyumnya menghilang. Poni panjangnya menutupi mata.
“Aku bukan Snack” katanya tegas.
“Ya, kamu bukan vas. Tapi kamu pengecut!” Sienna membalas cepat. “Kamu ga punya nyali untuk hadapi masalahmu sendiri. Mau begitu seumur hidup?”
Blake mengepalkan tinjunya, wajahnya menunjukkan amarah. Tapi ia diam.
Lena menarik lengan baju Sienna pelan, khawatir. Mungkin Sienna terlalu keras.
Sienna melemparkan tatapan menenangkan, memberi isyarat bahwa dia tahu batas.
Dan benar saja.
Blake akhirnya berkata, “Baik, aku ikut denganmu.”
“Oke. Besok kamu datang ke perusahaan. Kita selesaikan semuanya bersama.” Ekspresi Sienna melunak. “Kalau kamu kabur lagi, aku akan…”
Belum selesai, Blake menyela, “Aku bukan orang yang tidak punya komitmen. Aku akan datang besok."
Setelah itu, ia menekan tepi topinya dan berjalan melewati Sienna, meninggalkan mereka dengan gaya sombong dan santai.
Sienna menatap punggung Blake dan menghela napas pelan. Dalam hati, ia merasa kasihan. Blake menanggung banyak hujatan netizen, tapi masih bisa bersikap seperti biasa.
Lena berseru kagum, “Sienna, kamu keren banget langsung beresin masalah.”
Sienna tersenyum getir. Andai saja anak itu bisa begini dari awal, semuanya ga akan seribet ini.
Karena sudah larut malam, ia tak tinggal lama. Kedua anaknya masih menunggu di rumah. Setelah pamit buru-buru, ia pun pulang.
Namun saat membuka pintu rumah, senyumnya langsung membeku. Melihat sosok tak diundang di ruang tamu, rasanya seperti ingin pingsan.
kenapa si gigolo sialan ini ada di rumahnya?
Begitu melihat Sienna di pintu, Hazel langsung berlari. “Mima Akhirnya pulang Lihat Papa Dia datang menemani aku dan Hunter hari ini!”
“Iya, Mima! Kami senang sekali!” sahut Hunter dari samping.
pls Sienna jangan ada rasa deh untuk sekarang ,,be strong woman ok jangan lembek