Sejak malam pertama pernikahan, hidup Azkia sudah seperti berada di dalam neraka. Sang suami, Ardan, tak pernah membiarkan dirinya hidup tenang tanpa adanya penyiksaan.
Bukan hanya menyakiti secara fisik, Ardan juga sering melontarkan kata - kata kasar, menghina, dan merendahkan hingga membuat mental Azkia pun mulai terguncang.
Ardan menikahi Azkia hanya karena ingin membalaskan dendam saudara kembarnya, Ardi, yang meninggal dunia satu tahun yang lalu.
Kebencian Ardan semakin dalam ketika di malam pertama, dia mengetahui jika Azkia sudah tak perawan lagi.
Azkia hanya bisa pasrah menerima nasibnya hingga kematian sang papa menyebabkan dirinya berubah. Perceraian kala itu menjadi pilihan satu-satunya.
Sanggupkah Ardan hidup jika suatu saat nanti seluruh kebenaran telah terungkap dan takdir mengubah segalanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Ardan nyaris tak bisa bernafas karena sangat terkejut melihat video vulgar yang Meysa kirimkan kepada Ardi, kakak kembarnya tersebut.
“ Bagaimana mungkin ?.....”, batin Ardan tak percaya.
Dia terus saja menyangkal semua hal yang baru saja dia saksikkan dalam video berdurasi pendek tersebut sambil menggeleng – gelengkan kepalanya dengan cepat.
“ Tidak….”
“ Yang Meysa cintai adalah aku, bukan kak Ardi….”, Ardan menolak keras fakta yang ada.
Dihadapan Ardan, video tentang pernyataan cinta Meysa kepada Ardi dengan suara manja yang menggoda terus menyala.
Bahkan dalam video tersebut, wanita yang selama ini Ardan anggap polos dan lugu tersebut terlihat tak tahu malu berusaha untuk menggoda dengan tubuh sintal yang dimilikinya.
Selain menyatakan cinta, dalam video tersebut Meysa juga menampilkan pose centil dan nakal sambil melepaskan satu persatu pakaian yang dikenakannya hingga tubuhnya menjadi polos.
Dan dengan tak tahu malu dia melenggak – lenggokkan tubuhnya berbuat binal sambil meneriakkan nama Ardi diantara desahannya.
Ya…dalam video tersebut Meysa memuaskan dirinya sendiri dengan tak tahu malunya dan merekamnya untuk diberikan kepada Ardi.
“ Tidak !!!…”
“ Meysa tidak mungkin melakukan hal serendah itu…..”, batin Ardan terus berusaha menolak fakta yang ada dihadapannya.
Ardan masih belum bisa menerima jika wanita yang selama ini dia agung – agungkan dalam hatinya bertindak seperti p*****r didalam video tersebut.
Diantara lima video yang ada, tiga video yang telah berhasil dibuka Ardan menampilkan rekaman mengenai ungkapan hati Meysa terhadap Ardi.
Dengan pakaian minim yang nyaris telanjang, wanita tersebut mengungkapkan seluruh isi hatinya kepada Ardi.
" Mungkin Meysa salah ucap...."
" Bukan Ardi, tapi Ardan....", Ardan terus saja berguman sendiri hanya untuk meyakinkan jika semua ucapan yang dia dengar dan lihat tidak benar adanya.
“ Vie xxx blue 1 dan vie xxx blue 2…..”, guman Ardan dengan suara bergetar.
Ardan kembali mengingat jika Ardi sering menamai video porno yang dia miliki dengan symbol vie x blue.
Dengan tangan gemetar, Ardan mencoba membuka satu video dengan judul vie xxx blue 1.
Dalam video tersebut terdapat beberapa video pendek Meysa berhubungan badan dengan berbagai macam pria yang rata – rata bule.
Dan video yang kedua merupakan video tunggal dimana video tersebut berdurasi cukup panjang dan menampilakn adegan lengkap mulai dari pemanasan hingga adegan intim yang sangat vulgar, bukan hanya video singkat seperti sebelumnya.
Dapat Ardan lihat dengan jelas betapa lihainya Meysa memuaskan hasrat seorang bule yang wajahnya tak asing baginya dengan binal.
“ Ini pasti editan…”
“ Ya, pasti ada orang yang sengaja mengedit video ini untuk membuat nama baik Meysa hancur….”, Ardan masih saja terus menolak semua fakta yang ada.
Rasa cinta dan kepercayaan Ardan yang tinggi terhadap Meysa membuat lelaki itu seakan menutup mata atas sebuah keburukan yang wanita itu buat.
Itulah kenapa Robby memilih agar Ardan mencari tahu sendiri karena sekeras apapun dia menjelaskan, Ardan tak akan mungkin percaya dengan semua ucapannya.
Fakta yang ada dihadapannya saja masih mencoba Ardan sangkal sekuat tenaga apalagi jika orang lain yang mengatakannya dan membeberkannya.
Ardan berlaku seperti itu karena baginya Meysa adalah wanita lemah lembut dan polos seperti yang dia tampilkan dihadapannya selama ini.
Otak Ardan seakan tercuci oleh setiap omongan yang Meysa ucapkan hingga lelaki itu langsung percaya apapun kata yang keluar dari mulut teman masa kecilnya tersebut.
Dalam diri Ardan kali ini terdapat pergelokan hebat dimana satu sisi dirinya berusaha untuk mempercayai fakta yang ada sedangkan sisi lainnya berusaha untuk menolak.
“ Arghhh…..”, teriak Ardan kesakitan.
Ingatan baru mulai muncul didalam kepalanya membuat Ardan berteriak sambil memegangi kepalanya menahan rasa sakit yang mendera.
Karena malam semakin larut dan tak ada seoarng pun yang ada diluar ruangannnya sehingga dengan terhuyung – huyung Ardan mengambil obat pereda nyeri dalam tas kerjanya dan meminumnya.
Selanjutnya, diapun segera membaringkan tubuhnya diatas sofa berharap rasa sakit yang menyerang kepalanya segera hilang.
Saat memejamkan kedua matanya, perlahan ingatan – ingatan mengenai masa lalunya bersama Meysa mulai muncul satu persatu.
Bukan hanya ingatan bahagia saja yang Ardan terima dalam kepalanya, namun ingatan paling menyakitkan hingga kejadian yang membuatnya terpuruk dahulu berhasil masuk dikepalanya.
Semuanya seperti kaset terputar dengan sendirinya didalam kepala Ardan tanpa diminta membuat rasa sakit yang dia rasakan semakin bertambah kuat.
Dalam kaset memorinya Ardan berhasil mengingat jika dia pernah memergoki Meysa sedang bertukar peluh dan saliva diapartemen pribadi miliknya yang dipakai kekasihnya itu bersama lelaki bule yang dia lihat tadi didalam video.
Tidak bisa dijelaskan bagaimana perasaan Ardan saat ini. Sakit, terluka, kecewa, hancur , marah campur aduk didalam hatinya.
Ardan sama sekali tak mengerti kenapa baik dulu maupun sekarang dia sangat percaya dengan apapun yang Meysa ucapkan.
Kepercayaan yang Ardan berikan terhadap Meysa terlalu tinggi bahkan dia akan selalu mempercayai setiap ucapan dan tindakan Meysa tanpa mempertanyakan dan mencari kebenarannya.
Dan sekarang, dengan mata kepalanya sendiri Ardan melihat bukti pengkhianatan yang pernah dilakukan oleh Meysa dimasa lalu.
Sakit dan merasa bodoh, itulah yang Ardan rasakan saat ini dengan kembali mengingat pengkhianatan oleh orang yang sangat dia cintai dan dia percayai.
Bahkan Ardan sama sekali tak menyangka jika Meysa pernah menembak Ardi melalui video vulgar yang dikirimkan kepada kakak kembarnya itu.
Jika dilihat dari tanggal dimana video tersebut tersimpan didalam laptop, itu adalah dua bulan sebelum dia jadian dengan Meysa.
“ Apakah Meysa berpacaran denganku sebagai pelampiasan karena ditolak oleh kak Ardi ?....”, batin Ardan penuh tanya.
Ardan yang sibuk dengan pemikirannya sendiri tiba – tiba dikejutkan oleh bunyi ponselnya yang menandakan ada pesan masuk disana.
“ Apalagi ini…..”, batinnya tercenggang.
Diapun segera membuka file yang dikirim anak buahnya yang dia tugaskan untuk mencari informasi mengenai Rudolf.
Belum juga keterkejutan Ardan mengenai fakta yang didapatkannya dalam laptop Ardi hilang dia kembali dikejutkan dengan data yang dikirim oleh anak buahnya.
“ Jadi Rudolf adalah suaminya Meysa…..”, geram Ardan penuh marah.
Dengan wajah penuh emosi Ardanpun segera memerintahkan anak buahnya untuk menangkap Rudolf dalam keadaan hidup – hidup dan membawanya ketanah air secepatnya.
“ ARGGGG !!!!....”
“ BRENGSEKKK !!!!.....”, teriak Ardan frustasi.
Dia menghancurkan apa saja yang ada diatas meja yang ada di hadapannya hingga hancur berantakan berserakan diatas lantai dengan nafas tersenggal.
“ Harusnya sejak awal aku mengevaluasi proposal yang masuk dan mencari tahu semuanya sebelum masuk kedalam jebakan mereka….”, Ardan terlihat mengepalkan tangannya yang berdarah terkena pecahan kaca meja.
Tapi dia tak perduli, baginya rasa sakit terkena pecahan kaca lebih sakit hatinya setelah mengetahui kebenaran yang ada.
Tiba – tiba Ardan teringat perkataan ibundanya tempo hari yang ragu jika Meysa menderita penyakit mematikan seperti apa yang wanita itu ucapkan kepadanya.
Tak ingin kembali terpedaya, Ardanpun segera menghubungi temannya yang seorang dokter kebetulan dia berada dirumah sakit tempat dimana Meysa menjalani pengangkatan rahim dan melakukan pengobatan selama diluar negeri.
“ Kuharap, masalah penyakitmu ini benar adanya….”
“ Jika tidak maka aku akan benar – benar menghancurkan seluruh keluargamu….”, guman Ardan penuh emosi.
Ardan yang merasa jika adalam laptop Ardi masih tersimpan banyak fakta lainnya segera duduk kembali dikursi kerjanya sambil tangannya menari – nari diatas keyboard mengetikkan sesuatu disana.
“ Apa ini ?....”, Ardan sedikit mengernyitkan keningnya melihat ada sebuah file yang sulit dia buka.
Setelah menghubungi temannya yang seorang hacker maka Ardan bisa melihat isi dari file tersebut setelah dipulihkan.
“ Tidak….”
“ Ini benar – benar tidak mungkin…..”, ucap Ardan syok.
seharusnya apa yang dialaminya harus diceritakan sama orang terdekatnya. kalau masalah Ayah nya
seandainya pun terjadi yang paling buruk sekalipun itu adalah takdir dari Tuhan.. akhirnya dia menderita sendiri semoga aja tidak gila.
hanya ini lah anak satu satu nya harapan orang tua
sedingin apa balok es itu pasti akan meleleh...
Bikin ardan se bucin2nya thor..