NovelToon NovelToon
Tidak Pernah Ada Kata Perpisahan Antara Kita

Tidak Pernah Ada Kata Perpisahan Antara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Poligami / Lari dari Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: jnxdoe

Selama 2 tahun menjalin mahligai rumah tangga, tidak sekali pun Meilany mengucapkan kata 'tidak' dan 'tidak mau' pada suaminya. Ia hanya ingin menjadi sosok seorang isteri yang sholehah dan dapat membawanya masuk surga, seperti kata bundanya.

Meski jiwanya berontak, tapi Mei berusaha untuk menahan diri, sampai pada akhirnya ia tidak bisa menahan lagi ketika suaminya meminta izinnya untuk menikah lagi.

Permintaan itu tidak membuat Mei marah. Ia sudah tidak bisa marah lagi ketika sudah kehilangan segalanya. Tapi ia juga tidak bisa tinggal di tempat yang sama dengan suaminya dan memilih pergi.

Selama 7 tahun Mei memendam perasaan marah, sampai pada suatu ketika ia menemukan kebenaran di dalamnya. Kebenaran yang sebenarnya ada di depan matanya selama ini, tapi tidak bisa ia lihat.

Bisakah Mei memperbaiki semuanya?

*Spin off dari "I Love You, Pak! Tapi Aku Takut..."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jnxdoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12 -

\= Terminal 3. Bandara Internasional, kota J \=

"Sudah check in?"

Tanpa berkata-kata, lelaki tinggi itu mengulurkan tiket dan juga boarding pass-nya.

"Kopernya masuk bagasi. Nomornya ada di belakang."

"Makasih mas. Untung saja mas punya kenalan di bandara."

Terdengar dengusan dari hidung Aslan. Matanya menyapu ruangan yang luas itu.

"Mana orang itu? Dia harus masuk sekarang, dari pada terlambat untuk pemeriksaan paspor."

Mei menghela nafas panjang. Ia menunjuk salah satu toilet yang ada di ujung.

"Muntah lagi. Sepertinya hangover-nya cukup parah."

"Merepotkan saja. Untung kamu bangun lebih pagi."

Pipi Mei sedikit merona dan wanita itu terkekeh pelan. Ingatannya melayang saat tadi ia terbangun di dalam pelukan seorang lelaki. Tadinya ia menyangka dirinya bermimpi basah saat sadar, kalau pria ganteng yang sedang memeluknya itu adalah suaminya sendiri.

Melihat ekspresi isterinya yang malu-malu dan menunduk, jantung Aslan berdebar di d*danya. Tangannya terulur dan mengelus lembut belakang leher wanita itu yang berbulu halus.

Sentuhan itu membuat Mei mendongak. Pandangannya bertanya.

"Mas?"

Sejenak pria itu hanya menatapnya diam dan perlahan, bibirnya tersenyum.

"Mas paling suka lihat kamu malu-malu begini, Mei. Kamu buat mas berdebar dan merasa sudah ngelakuin sesuatu yang sangat istimewa buat kamu. Ini yang mas rasakan tiap melihat kamu mengantar mas pergi ke kantor dan juga menyambut mas pulang di rumah, Meichan."

Pengakuan jujur itu membuat mata Mei mengerjap. Ia merasa perutnya dipenuhi kupu-kupu.

Jari-jari Aslan di leher Mei memijat lembut dan mata cokelat terang itu bergerak-gerak saat menatapnya.

"Mas sangat rindu kamu, Mei... Mas rindu suaramu... Mas rindu tawa kamu... Mas rindu masakan kamu... Mas rindu lihat punggung kamu waktu kamu sibuk dengan tanaman kamu..."

Bola mata itu perlahan berkaca-kaca dan suara berat lelaki itu sedikit serak.

"Mas merindukan kehangatan kamu waktu mas peluk... Mas benar-benar rindu kamu, Meichan... Sangat rindu sampai mas mau mati rasanya... Kamu ga tahu, betapa mas ingin mati waktu kamu pergi dulu, Mei..."

Ekspresi sakit lelaki itu tidak tergambarkan dan membuat Mei tertegun beberapa saat.

"Mas Aslan-"

"Mei!"

Panggilan itu membuat Aslan langsung melepas tangannya. Kepalanya tertunduk dan ia sedikit menjauh.

Tampak Conrad berjalan menghampiri dari arah toilet. Pria tampan itu menarik nafas dalam dan tersenyum. Wajahnya masih pucat, tapi rautnya terlihat tidak separah pagi tadi saat datang ke airport.

"Tuan Conrad? Anda baik-baik saja?"

Senyuman pria itu pada sekretarisnya melebar.

"Yep. Sudah lebih baik. Setelah jackpot tiga kali, aku yakin aku akan baik-baik saja. Baru kali ini sebuah kloset terasa seperti wanita cantik di mataku. Oh ya, kau masih menyimpan obat mual barangkali?"

Wanita itu terkekeh dan membuka tasnya. Tampak ia mengulurkan beberapa butir obat dalam plastik.

"Sudah saya duga. Ini simpanan buat Anda di pesawat, sir. Saya sudah menyiapkannya."

"Wow! Kau memang sekretarisku yang luar biasa, Mei. Sudah kubilang, aku ini butuh isteri seperti dirimu."

Dua orang itu tertawa seperti teman lama, tidak sadar ada seseorang yang sama sekali tidak tertawa di sana.

D*da Aslan terasa panas. Ia sangat cemburu. Tangannya yang mengepal, sangat ingin memberikan tonjokan pada lelaki di depannya. Meski ia sendiri pria tulen, tapi mata dan pikiran yang paling waras pun bisa menilai kalau Julius Conrad adalah pria yang sangat tampan.

Kedua matanya mengerjap cepat saat melihat interaksi antara Mei dengan atasannya itu. Meski tetap ada jarak tak kasat mata, tapi jelas kalau pria itu tertarik pada isterinya. Gesture Conrad berusaha mendekati wanita di sampingnya yang dengan luwes, menghindar untuk tetap memberi batasan.

Batasan yang kini ia sadari, juga telah terjadi antara dirinya dengan isterinya selama ini.

Semakin lama, Aslan merasa ada sesuatu yang tidak terlihat memisahkan wanita itu semakin jauh darinya. Raut pria itu yang tadinya keras, perlahan mulai tampak kosong.

Kekosongan yang dengan lihai dimanfaatkan sebagai celah oleh pria bermata hijau di sana.

"Mei. Bisa aku minta tolong lagi?"

Mendecak kesal, Mei menatap atasannya datar.

"Minta tolong apa lagi, sir?"

"Tolong beliin aku kopi hitam, dong. Aku butuh di pesawat."

Alis Mei yang melengkung sedikit naik. "Oh? Tumben. Saya kira Anda minta dibelikan minuman keras."

Mengucek kedua matanya, kepala Conrad menggeleng. Pria itu terlihat sedikit lemas.

"Tidak. Aku sepertinya memang harus mengurangi. Tolong kopi hitam, Mei."

Permintaan itu membuat Mei tersenyum. Matanya melirik ke arah Aslan yang tampak memandanginya.

"Oke, sir. Tunggu sebentar ya. Biar pak Aslan yang akan menemani sebentar."

Setelah sosok mungil wanita itu menjauh, kepala Conrad menoleh pada Aslan di belakangnya.

Tampangnya yang tadinya ramah, kini mulai menggelap. Tampak ia mengantongkan dua tangan ke dalam celana panjangnya. Tubuhnya tegak berdiri dan mengeluarkan aura permusuhan pada pria di depannya.

"Jadi, kau ini lelaki yang membuatnya tidak pernah mau menerimaku?"

1
Sri Mulyati
lanjut Thor ceritanya seru
Anis Rohayati
jujur gua malah jiji klu smpe mei balikan lagi sma si smpah aslan ingat laki2 modelan kya gini ga harus di pertahan kan pantes di buang
Sunaryati
Segera urai kesalahpahaman kalian, mulai dari awal jika sudah kembali bangun komunikasi yang baik jangan ada hal yang harus ditutpi
Harun Gayam
hadeuh muter² tetuss
Sunaryati
Itu akibat tak ada komunikasi yang jelas tujuh tahun yang lalu
Sunaryati
Dobell up Thoot makin menarik ceritanya
Sunaryati
Makin ada kejelasan, tapi tetap saja penyebabnya Ashlan telat menjelaskannya pada Mei sehingga Mei menyimpulkan jika Ashlan bersedia menikahi Cristine apalagi dugaan itu dikuatkan dengan kebersamaan Ashlan dan Cristine di kedai kopi dan terlihat Ashlan memegang tangan Cristine
Sunaryati
Itu sepenuhnya bukan salahmu, karena Ashlan tidak menjelaskan setelah kamu kecelakaan yang menyebabkan keguguran, seharusnya waktu itu mengurai kesalahpahamanmu memergoki Ashlan dan Cristine di kedai, karena sebelumnya Ashlan minta izin menikah
Ma Em
Aku kasihan pada Aslan kalau memang Aslan tdk menikah dan tdk pernah tidur dgn Cristine bilang sama Mei dan buktikan agar Mei percaya
Ma Em
Luar biasa
Sunaryati
Selidiki duli Mei, dan kamu Ashlan jika kamu tidal menikahi Cristine buktikan. Kesalahan kamu dulu minta izin menikahi Cristine, dua kamu ketemuan sama Cristine yang dipergoki Mei sehingga Mri kecelakaan dan keguguran
kesalahau besar Ashlan
Sunaryati
Lanjuut donel up Thoor, ceritanya semakin seru dan menarik
Sunaryati
Jelaskan dulu Ashlan Mei dan pembaca juga penasaran, kamu jadi menikahi Cristine? Jika ya kabulkan permintaan Mei untuk menceraikannya, jika tidakk kejar dan perjuangkan cintami, karena Mei sangat setia padamu
Sunaryati
Ceritanya menarik jika berkenan tolong up tiap hari Thoor
Sunaryati
Jika Ashlan tidak jadi menikah dengan Cristin, kembalilah. Namun jika sudah menikah lebih baik mundur dari pada sakit hati
Sunaryati
suka, jika penasaranku terjawab ttg Cristine tak kasi bintang 5
Sunaryati
Lanjuut fobel up, ya
Sunaryati
Bagaimana pernikahan Ashlan dengan Cristine, Thoor, bukankah kepergian Mei karena Ashlan akan menikahi mantannya itu
Sunaryati
Oh ternyata Mei keguguran ketika kecelakaan saat melihat Ashlan dan Cristin di Cafe, kasihan Mei
jnxdoe: Terima kasih kak buat komentarnya... Tetep baca sampai tamat ya... 🥰🙏
total 1 replies
Sunaryati
Sebelum pergi kan mengabarkan kehamilan Mei pada Ashlan, mana anak Mei?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!