Di hari pernikahan Kakaknya, seorang gadis terpaksa menggantikan sang kakak menjadi pengantin wanita. Ia didesak oleh kedua orang tuanya karena sang kakak lari di hari pernikahan.
Kehidupan baru dimulai bagi seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA sebagai seorang istri yang tak diinginkan. Ia terpaksa menjadi istri seorang guru yang juga mengajar di sekolahnya.
Aku melakukan semua ini demi menutupi rasa malu kedua orang tuaku. (Putri Anastasya)
Jangan pernah berharap aku memperlakukanmu sebagai seorang istri. Karena aku hanya menganggapmu sebagai muridku. (Rama Airlangga)
"Ingat, Putri! Mungkin di rumah, kita adalah suami istri. Tapi tidak di sekolah, kamu tetap saja muridku dan aku adalah gurumu. Jangan sampai ada yang tahu jika kita sudah menikah, mengerti!"
Bagaimana kisah rumah tangga mereka? Akankah cinta bersemi di antara guru dan siswa itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku cemburu
Putri berlari kecil dan segera mengambil telepon itu.
"Iya halo, Bu!"
"Putri, ibu punya kabar gembira untukmu,"
"Oh iya? Kabar apa, Bu? Apa ada kabar dari Kak Dinda? Apa kalian sudah pulang? Kak Dinda juga sudah pulang dong?"
"Iya, kami memang sudah pulang. Tapi, kakakmu tetap di sana, dia nggak mau pulang,"
"Kak Dinda nggak mau pulang? Terus, di sana dia sendirian dong, Bu? Kasihan kak Dinda sendirian. Kenapa nggak Ibu bawa pulang aja sih. Kak Dinda sedang sakit kan, Bu!"
"Iya, ibu mengerti kamu pasti mengkhawatirkan Kakakmu. Tapi, kamu tidak perlu cemas. Di sana kakakmu sudah ada yang jagain dan merawat,"
"Hah? Serius, Bu? Siapa?"
"Kakakmu dinikahi oleh Yudha Permana, pemain Bang Jacob itu loh!"
"Hah? Serius, Bu? Pemain Bang Jacob, Yudha Permana? OMG! Kakak benar-benar beruntung, dia artis idola aku, Bu! Dia selalu memerankan karakter pria brengsek dan jahat. Tapi sebenarnya dia ganteng banget!!"
Rupanya obrolan Putri dan ibunya didengar oleh Rama. Pria itu tampak mengerucutkan bibirnya saat Putri memuji sosok Yudha Permana.
"Dasar cewek! Kayak nggak pernah lihat orang ganteng saja. Dikit-dikit ngefans, dikit-dikit lebay! Nah istriku korban sinetron juga, Yudha Yudha Yudha apaan!!" sungut Rama sambil melipat kedua tangannya memperhatikan gesture tubuh sang istri yang terlihat jingkrak-jingkrak saat mendengar nama artis idolanya disebut dan digadang-gadang sudah menikah dengan Dinda.
Karena kesal, akhirnya Rama memutuskan untuk masuk ke kamar dan segera tidur. Hatinya masih dongkol kepada isterinya karena Putri yang sedang memuji-muji pria lain.
"Baiklah, Bu. Putri mengerti. Emm nanti berikan nomor kakak yang baru ya, Bu. Putri ingin ngomong langsung dengan Kakak, oke bye!"
Setelah cukup lama Putri berbicara dengan ibunya ia pun menutup teleponnya segera, kemudian Putri beranjak pergi ke kamar menyusul sang suami. Putri masuk ke dalam kamar dan ia melihat Rama yang sudah tidur dengan menutupi tubuhnya dengan selimut.
Putri mendekati suaminya dan berkata, "Kamu sudah tidur, Mas?" tanya nya sambil melihat wajah suaminya yang sedang memejamkan mata.
Tidak ada jawaban dari sang suami, hanya saja ia berganti posisi membelakangi Putri. Tentu saja Putri terkejut kenapa tiba-tiba sang suami bersikap seperti itu.
"Mas, kamu kenapa?" tanya Putri sambil menepuk pundak sang suami.
"Nggak apa-apa!" jawabnya dingin. Sifat es saljunya mulai keluar.
"Nggak apa-apa, tapi kok pakai cemberut gitu? Maaf kalau kamu kelamaan nunggu, kamu tahu sendiri aku tuh kangen banget sama ibu. Jadi, aku ya ngobrol cukup lama sama beliau. Kita tuh ngobrol tentang Kak Dinda tadi. Eh tahu nggak sih, Mas. Ternyata Kak Dinda udah nikah dan kamu tahu juga, ternyata kak Dinda itu nikahnya sama Yudha Permana, itu loh Mas pemain Bang Jacob di sinetron Ganteng-ganteng Serigala Berbulu Ketek," seru Putri dengan antusias.
"Bodo, emang kupikirin, mau ganteng-ganteng serigala kek ganteng-ganteng cicak kek, masa bodo. Mau Bang Jacob kek atau Bang kredit kek! Malas aku dengarnya," balas Rama sedikit kasar.
"Ihhh, kok kamu gitu sih, Mas? Aku kan cerita tentang kak Dinda yang dinikahi oleh Aktor Yudha itu, secara gitu loh, Yudha itu kan idola banyak cewek-cewek di sekolah ...." Putri tidak melanjutkan kata-katanya karena Rama segera memotong pembicaraannya.
"Termasuk kamu, kan? Bilang aja kamu tuh suka sama dia. Gitu aja pakai bertele-tele!" sahut Rama yang terdengar sinis. Sontak, Putri pun melongo kenapa sikap suaminya berubah saat dia bercerita tentang Yudha.
"Ihh kok kamu nyolot gitu sih, Mas. Ohhh kamu pasti cemburu iya, kan?" celetuk Putri sambil meledek suaminya.
"Nggak, siapa yang cemburu. Aku nggak cemburu kok, GR!" sahut Rama gengsi.
Putri pun tertawa kecil mendengar pengakuan suaminya. Sudah sangat jelas jika Rama memang cemburu saat sang istri menceritakan tentang Yudha.
"Ya ampun, Mas. Aku kan cuma bercanda, gitu aja dimasukkan dalam hati sih!" ucap Putri sembari mencoba merayu suaminya.
Rama masih diam dan Ia pun semakin menutupi kepalanya dengan selimut.
"Mas, Mas kamu marah beneran nih? Mas? Pak Rama, Pak guru killer, Pak jutek, Pak Rama, woi Mas!!" Putri mencoba memanggil sebutan lain untuk suaminya. Tak mendengar jawaban dari sang suami Putri pun menghela nafas panjang dan ia pun mencari cara untuk membuat sang suami kembali tersenyum.
"Beneran nih kamu marah?" tanya Putri sekali lagi.
Lagi-lagi tak ada jawaban dari Rama.
"Ya udah, itu artinya kamu nggak mau lanjutin lagi. Ya sudah aku pakai lagi bajuku ya!" ancam Putri sambil melepaskan semua yang menempel pada tubuhnya. Bukannya memakai bajunya lagi sesuai ancamannya kepada Rama.
Setelah itu ia berjalan ke arah lampu meja yang letaknya di sebelah tempat Rama berada. Dengan keadaan bugil tanpa sehelai benangpun, Putri mematikan lampu meja itu dan berharap Rama melihat dirinya. Ia ingin tahu bagaimana reaksi Rama saat tahu dirinya sedang tidak memakai apapun.
Untuk sejenak, Putri menoleh ke arah sang suami yang masih menutupi kepalanya dengan selimut. Putri tersenyum dan berkata. "Lampunya aku matikan ya, Mas! Selamat malam!!"
Putri pun mulai mematikan lampu tersebut dan tentunya rencananya untuk merayu Rama pun dimulai. Putri pura-pura tersetrum listrik saat ia mematikan lampu.
"Awww tanganku, Mas. Tanganku kesetrum aduhhh!!"
Spontan Rama membuka selimut yang menutupi wajahnya dan ia tercengang saat melihat pemandangan di depannya. Putri dengan penampilannya yang sangat menggoda iman.
"Aduhhh tanganku, Mas. Coba deh Mas kamu lihat, tanganku kesetrum, sakit!!" pekik Putri sambil menunjukkan jarinya kepada sang suami.
Rama bukannya fokus pada jari istrinya. Justru ia fokus pada dua gunung kembar yang menjulang tinggi dan sedang menggodanya untuk mendaki itu.
Rama menelan ludahnya kasar tatkala lagi-lagi ia melihat kue lapis legit yang ada diantara kedua paha sang istri, seolah kue tersebut ingin segera dicicipi.
Putri tahu jika sang suami sedang fokus pada dirinya. "Kamu nggak nahan juga kan, Mas! Sebentar lagi kamu juga pasti akan luluh di hitungan ke lima," batin Putri ketika melihat ekspresi wajah sang suami yang ingin sekali menerkamnya.
"Oh ya Tuhan. Godaan terbesarku adalah istriku sendiri, apalagi kalau lihat dia seperti ini, ingin rasanya aku ahhhh ...." batin Rama yang pada akhirnya tangannya tidak sabar untuk segera menjamah tubuh sang istri.
Putri pun mulai menghitung dalam hati. "Satu ... dua ... tiga ... empat ... li ... ma aahhh Mas!"
Benar saja, Rama pun tidak sabar untuk segera menyentuh sang istri. Dengan cepat Rama merebahkan tubuh sang istri dan ia langsung menindihnya. Tak menunggu lama, pria itu segera memberikan cumbuan kepada istrinya bertubi-tubi sehingga membuat Putri tidak bisa bergerak dan kesusahan bernafas karena Rama membungkam mulutnya dengan ciuman panas.
Untuk sejenak, Rama melepaskan ciumannya dan berganti menciumi area leher sang istri.
"Hmmm katanya tadi kamu marah? Apa seperti itu caranya Pak Rama marah??" tanya Putri sambil menahan kedua pahanya saat Rama hendak membukanya lebar-lebar.
"Iya, aku marah saat kamu menyebut nama pria lain di depanku, aku cemburu saat ada pria lain yang kau puji. Apa aku tidak pernah begitu baik di depanmu. Aku cemburu, aku tidak suka. Kamu hanya milikku, Putri. Aku mohon jangan pernah sebut dan puji pria lain. Karena hatiku sangat sakit!"
Mendengar pengakuan dari sang suami, Putri menangkup wajah suaminya seraya berkata. "Aku minta maaf, aku tidak bermaksud berkata seperti itu. Aku janji lain kali aku tidak akan mengulangi lagi. Aku tidak tahu jika kamu cemburu. Aku pikir seperti guru killer seperti Anda tidak pernah cemburu. Ternyata kamu cemburu juga!!"
"Karena kamu hanya milikku. Aku tidak ingin sesuatu yang menjadi milikku berpaling dariku karena aku sudah menjatuhkan hatiku untukmu. Aku tidak mau kecewa untuk kedua kalinya ...." ungkap Rama dengan tatapan matanya yang sendu.
Putri tersenyum, ia bisa melihat betapa besarnya cinta Rama kepada dirinya. Ia pun membalas pelukan sang suami dan membuka kedua pahanya tanpa diminta.
Tanpa ba bi bu be bo, Rama masuk ke dalam tubuh istrinya. Putri terpejam dan akhirnya keduanya saling memaafkan dan berakhir di atas ranjang.
"Aku minta maaf, Sayang! Aku terlalu cemburu buta. Itu karena aku terlalu mencintaimu!" bisik Rama disela-sela aktivitasnya bergerak manja.
"Emmm ... aku yang seharusnya minta maaf, Mas. Aku juga mencintaimu, Mas. Aku milikmu, hanya milikmu!" balas Putri yang semakin membuat Rama bergelora. Keduanya sama-sama terpejam menikmati sentuhan masing-masing.
...BERSAMBUNG...
