"Aku ingin besok pagi kau pergi dari rumah ku!"
"Bawa semua barang-barang mu aku tidak ingin melihat satu barang mu ada di rumahku!"
"Ingat Olivia...tak satu jejak mu yang ingin aku lihat di rumah ku ini. Pergilah yang jauh!"
Kata-kata kasar itu seketika menghentakkan Olivia Quinta Ramírez. Tubuhnya gemetaran mendengar perkataan suaminya sendiri yang menikahi nya lima bulan yang lalu.
"T-api...
Brakkk..
"Kau baca itu! Kita menikah hanya sementara saja, syarat untuk mendapatkan warisan orang tua ku!"
Bagai disambar petir, tubuh Olivia gemetaran menatap tak percaya laki-laki yang dicintainya itu. Seketika Pandangannya menggelap.
Bagaimana dengan Olivia? Mampukah ia mempertahankan pernikahannya?
Yuk ikuti kelanjutan Kisah Olivia "Istri Yang Terbuang".
Semoga suka. JANGAN LUPA TINGGALKAN SELALU JEJAK KALIAN DI SETIAP BAB YA 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENGUMPATI DIRI SENDIRI
Malam kian kelam. Oliver memarkirkan mobilnya ditempat parkir khusus apartemen Claudia.
Beberapa saat yang lalu ia menghabiskan waktu dengan teman-temannya di sebuah club malam yang berada di distrik kota Houston.
Tubuh Oliver terasa penat setelah minum-minum dengan temannya. Sebenarnya temannya Gery pemilik club menawarkan Oliver penghuni baru di clubnya itu. Namun Oliver sedang tidak berminat bermain-main dengan ja*ang. Saat merasakan tubuhnya membutuhkan pelepasan, Oliver lebih memilih pulang ke apartemen Claudia.
Ia sudah berjanji malam ini akan datang menemui kekasihnya itu.
Oliver menekan bel. Tak lama berselang Claudia membukakan pintu. Wanita itu nampak begitu seksi tubuhnya dibalut bathrobe putih.
Begitu melihat Oliver yang datang, Claudia tersenyum menggoda tanpa jeda keduanya berciuman liar di balik pintu.
Oliver menarik tengkuk Claudia menyatukan bibirnya, pun begitu Claudia membalasnya tak kalah liarnya.
Tangan Oliver menarik tali bathrobe yang membalut tubuh Claudia. Seketika terpampang tubuh seksi Claudia hanya menggunakan lingerie dan G-string transparan yang sangat tipis berwarna hitam. Tubuh Claudia tercetak sempurna. Seperti tidak memakai apapun.
Tanpa ampun, Oliver mendorong tubuh kekasihnya itu hingga menyentuh sofa berukuran besar di ruang tamu apartemen mewah tersebut. Sejak di mobil tadi tubuh Oliver panas, ingin segera menyalurkan hasrat nya. Beruntung Claudia telah kembali dari Milan.
Dengan terburu-buru Claudia membuka kancing kemeja Oliver begitu pun sabuk dan celana panjang yang membalut tubuh maskulin laki-laki itu.
Keduanya terhanyut dalam pergulatan di atas sofa, bergantian saling menindih dan menjamah area sensitif masing-masing. De*ahan dan erangan memenuhi ruang tamu berukuran luas tersebut.
Oliver kembali menindih tubuh seksi Claudia. Milik Laki-laki itu siap memasuki inti Claudia. Oliver memejamkan matanya sesaat.
"Oh honey...Aku ingin kau memasuki ku sekarang. Aku merindukan tubuh mu Oliver". Suara Claudia begitu menggoda dan mende*ah. Jemari lentik Claudia mengusap lembut dada bidang Oliver.
Namun Oliver tersentak. Ketika membuka matanya, wajah Olivia tepat berada di bawah wajahnya. Wajah sendu menahan kesakitan tanpa suara saat Oliver meniduri nya. Wajah yang biasa Oliver lihat saat bercinta dengan Olivia.
Oliver terdiam dengan mulut terbuka. Beberapa kali ia mengerjapkan matanya dan menggelengkan kepalanya.
Claudia tahu ada yang tidak beres dengan kekasihnya itu. Milik Oliver tak kunjung masuk dan menyentuh miliknya.
"Honey...ada apa?"
"Ah...shitt!
"Oliver ada apa dengan mu?", cerca Claudia menatap tajam Oliver yang berdiri dan memakai kembali pakaiannya dengan terburu-buru. Claudia sangat kesal diperlakukan seperti itu.
"Masalah pekerjaan ku benar-benar mempengaruhi ku, Claudia. Sebaiknya kau tidur sekarang. Aku harus pulang", ucap Oliver mengecup kening kekasihnya yang masih berada di atas sofa.
"Apa maksud mu pulang Oliver. Aku menginginkan mu malam ini. Sudah satu bulan lebih kita tidak bertemu. Aku membutuhkan mu Oliver", seru Claudia.
"Mengerti lah Claudia, pikiran ku sedang kacau. Aku butuh istirahat. Kita bisa melakukannya lain waktu", jawab Oliver tak terbantahkan.
Laki-laki itu mengambil kunci mobilnya, pergi meninggalkan Claudia yang tak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah Oliver.
"Brengsek kau Oliver. Lima tahun menjadi kekasih mu tapi aku masih belum bisa menaklukkan mu!", umpat Claudia kesal. Berdiri dalam keadaan polos dan meminum wine langsung dari botolnya.
*
"Shitt...shitt!"
"Bagaimana bisa saat bercinta dengan kekasih ku aku membayangkan wajah Olivia".
"Kenapa wajah wanita bodoh itu selalu ada di kepala ku. Brengsek kau Olivia!"
Brugh
Brugh
Oliver memukul setir mobilnya sendiri. Sesaat ia menenangkan dirinya. Mengatur nafas dan memejamkan matanya. Oliver menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi. Laki-laki itu mengetatkan rahangnya.
"Ada apa dengan ku. Sepertinya aku harus memeriksakan diri ku ke dokter. Lama-lama aku bisa gila. Wajah bodoh itu selalu ada dalam kepalaku. Aku tidak bisa fokus bekerja, aku tidak bisa melakukan apapun. Bahkan aku tidak bisa bercinta dengan Claudia, selalu ada wajah menyedihkan itu dalam pikiran ku".
...***...
To be continue