Damian dan Alexa adalah ayah dan anak, namun semakin hari perasaan Alexa terhadap Damian berbeda, beda dengan perasaan anak terhadap ayah. Namun dengan sikap Damian yang terus membuat Alexa kadang senang dan kadang menyakiti Alexa
cuss langsung baca aja yukk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fida lia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
"daddy.. emmphhh...." Alexa terus meracau kenikmatan saat Damian mulai mere*mas gundukan kembar miliknya\, ia begitu melayag saat tangan kekar itu memainkan squishinya itu dengan penuh damba dan begitu menggoda\, bahkan Damian dengan lihai memil*in dan memuta*tar pucuk squishi miliknya
"daddysss... emmpphhh....shhhh" suara Alexa adalah candu untuk Damian, pria itu dengan gila dan lihai membuka satu persatu pakaian milik Alexa dan juga dirinya, ia sudah tidak bisa menahan gelora yang ada didalam dirinya, ingin langsung menyatukan dirinya dengan gadis yang selalu membuat dirinya tidak tenang
"daddy.. ini dirumah om Marco.. maluuu" ucap Alexa terbata namun tetap menikmati sentuhan demi sentuhan dari Damian,keduanya larut dalam permainan panas yang diciptakan oleh Damian pagi ini. Alexa juga hanya bisa pasrah saat Damian ingin melakukan penyatuan mereka
"jangan takut sayang. daddy akan pelan-pelan melakukannya" ucap Damian saat melihhat raut wajah Alexa yang terlihat takut dan meringis, mungkin karna baru sekali pasti akan terasa masih sempit dan susah untuk Damian memasukinya
Damian mencoba untuk pelan dan mengarahkan juniornya untuk memasuki lembah nikmat milik Alexa, awalnya memang sangat sulit dan harus dengan kesabaran ekstra untuk melakukanya, namun Damian bisa menahan itu dan berhasil menjebol lembah Alexa meskipun gadis itu sedikit meringis kesakitan
Damian mengerakkan tubuhnya dengan pelan sambil menci*um bibir ranum Alexa, dia menikmati setiap gerakannya pada tubuh mungil itu, tubuh yang membuat dirinya candu bahkan tidak bisa tidur semalaman karna mengingat Alexa
"aahhkk daddy.." suara Alexa terus menggema diseluruh ruangan, Damian tidak bisa bermain dengan cepat bahkan ketika Alexa sudah mencapai uncak kedua kalonya, Damian masih setia bermain diatas tubuhnya, pria itu tau betul membuat Alexa melayang sampai ke nirwana
"eempphh.. sayang... aahhkkk"
"aammmmppp"
"dad...ddyyy"
begitulah suara mereka didalam ruangan segi empat itu, Alexa yang terus mengelurkan suara erits saat Damian terus memainkan tubuhnya dengan penuh kenik*matan yang haqiqi, Alexa bahkan berapa kali meremas sprei karna merasakan pucuk squishinya dimainkan oleh Damian
sampai akhirnya, Damian membawa Alexa untuk terbang melayang dan menyudahi permaianan panas pagi mereka, Damian mengerluarkan cairan miliknya didalam rahim Alexa, mmebuat Alexa merasakan kehangatan didalam sana, mereka saling berpelukan satu sama lain
"terimakasih sayang.. i love you" ucap Damian mencium pucuk kepala Alexa dan membawa wanita kecilnya kedalam kamar mandi, mereka akan memberishkan tubuh agar turun kebawah. sudah dipastikan jika Marco dan juga El menunggu mereka dibawah
butuh waktu 30 menit untuk keduanya mandi, Alexa digendong oleh Damian ala bridal style dari dalam dan mengeringkan rambut Alexa, Damian begitu telaten mengurus Alexa seperti seorang anak kpcil, ia bahkan mengambil baju Alexa dari lemari pakaian dan memberikannya kepada gadis kecilnya
"makasih dad.. daddy juga bersiaplah katanya kita akan pulang" ucap Alexa mengambil baju dari tangan Damian dan mengenakannya tepat didepan pria itu, tidak ada rasa sungkan lagi diantara mereka. Damian hanya menelan salivanya ketika melihat gundukan Alexa seolah menantang dirinya
"sudah sayang?" ucap Damian menatap Alexa, gadis yang begitu cantuk dan menggetarkan hatinya. tidak ada yang bisa menggantikan Alexa dimata Damian, hanya gadis itu dan selamanya akan begitu. dia bahkan mnjaga Alexa dari orok sampai menjelma gadis yang sangat cantik
"sudah dad.. ayo turun" jawab Alexa menggandeng tangan Damian, mereka berdua turun dengan mata yang sudah menatap mereka agaknya mau menelan mentah-mentah. Marco kesal karna menunggu dua orang itu harus menahan lapar hampir 1 jam
"maafkan kami om.. daddy mandinya lama" ucap Alexa mengambil alibi karna melihat tatapan Marco yang ingin memakan mereka, berbeda dengan Damian yang hanya cuek dan tidak peduli. ia menggeser satu kursi untuk Alexa dan menyuruh gadis itu duduk
"siapa yang menyuruh kalian menunggu, aku bahkan tidak mengatakan apapun" ucap Damian datar dan mengambil makanannya, membuat Marco ingin rasanya mencekik leher pria disampingnya itu sampai mampus, bisa-bisanya Damian berkata begitu saat mereka sudah hampir mati menunggu
setelah sarapan, mereka langsung bersiap untuk pergi ke kediaman Adithama, Alexa merasa senang namun juga bercampur tegang, saat ini ia tau kalau dirumah itu mereka akan memberitahu siapa dirinya sebenarnya, bukan soal kehilangan harta atau apapun, hanya saja Alexa tidak mau kehilangan Damian
sosok yang sudah dia anggap begitu penting dalam hodupnya, pria yang selalu memprioritaskan dirinya atas semua urusan Damian, dan sekarang ia harus melatih hatinya untuk kehilangan pria itu, meskipun ia menyesal telah memberikan kesuciannya untuk Damian, yang sudah ia anggap sebagai daddynya
"ayo sayang kita turun" ucap Damian, kini mereka sudah sampai dirumah utama mereka. Alexa dengan rasa yang cukup gugup mengikuti setiap langkah kaki Damian, juga El dan Marco yang ikut bersama mereka. namun ketika mereka pertama kali masuk, sudah ada Carlos dan Adelia disana serta Rania
"akhirnya kalian datang juga Dami.. kami sudah lama menunggu" ucap Adelia sambil menatap kearah mereka berempat, juga Rania yang merasa senang bisa melihat Damian dengan wajah tampan dan berkharismanya. Rania sengaja datang pagi karna diundang oleh Adelia
"duduklah Dami.. kalian juga" ucap Carlos dan Damian menarik tangan Alexa untuk duduk bersama, keduanya masih sama seperti dulu tidak bisa dipisahkan oleh sesuatu apapun, sejauh apapun jarak diantara mereka Damian pasti akan langsung mendekat kepada Alexa
"kenapa wanita itu ada disini ma?" ucap Damian emnatap Rania, meskipun mamanya begitu setuju dengan Rania namun karna hal yang akan ia sampaikan begitu penting harusnya wanita itu tidak ada disini." biarkan saja, toh juga Rania gak bikin masalah" jawab Adelia sambil menyentuh tangan wanita itu
"ya sudah.. tapi kuharap ketika kalian mendengar keputusanku tidak ada omongan yang membuatku melupakan siapa aku dikeluarga ini!' ucap Damian mulai mengeluarkan berkas yang ia bawa, ia juga menyuruh El untuk membuka file video yang mereka punya
"sebelumnya, aku meminta maaf pada kalian jika keputusanku membuat kalian kecewa, juga untuk Alexa.." Damian emnatap gadis kecilnya itu sambil memegang erat tangan Alexa, agaknya masalah ini memang sedikit berart untuk mereka berdua
"Alexa Adithama.. sebenarnya kamu bukanlah anak kandung daddy, maafkan daddy jika selama ini menutupi semuanya dari kamu sayang. bukan maksud daddy untuk menyembunyikannya, namun daddy tidak bisa kehilangan kamu Ale.."
"tapi hari ini, kenyataan ini akan daddy ungkapkan didepan kalian semua. kemarin aku sengaja pergi ke Paris untuk menyelidiki semua bukti tentang Alexa, siapa sebenarnya ayah kandungnya. jika kamu bertanya siapa mama kamu, jawabnya dia sudah tiada, dia meninggal ketika melahirkan kamu"
"dan dengan video dan beberapa foto didalam sini, kalian akan tau siapa ayah kandun Alexa" ucap Damian dan memberikan foto-foto itu kepada ornagtuanya, ia juga memeluk Alexa yang menangis karna mendengar siapa mamanya sebenarnya, meninggal? sejahat itukah dunia ini untuknya?
"Mar..marco?" ucap Carlos terbata karna melihat foto yang ada ditangannya, ia menatap perlahan kearah Marco yang duduk tenang disana, awalnya ia merasa terkejut, kenapa Carlos memanggil namanya, namun detik selanjutnya ia mengerutkan keningnya heran
"ada apa tuan" ucap Marco namun suaraynya sedikit hilang, tidak terdengar jelas. begitu juga dengan Adelia ia bahkan menjatuhkan foto-foto itu dan syok, ia menatap kearah Marco dan juga Alexa, kebenaran yang sulit untuk mereka percayai saat ini
"iya.. Marco adalah ayah kandung Alexa, mungkin kalian akan syok mendengar dan tau hal ini, namun inilah faktanya, Marco ingatkah kau dnegan gadis didalam foto ini?' ucap Damian memberikan foto Tania kepada Marco, namun Alexa saat ini sudah tidak sanggup mendengarnya, ia menangis sejadi-jadinya dipelukan Damian
sedangkan Rania, ia tak kalah terkejut namun merasa bahagia, kesempatannya untuk mendekati Damian akan lebih besar, Alexa bukan anak dari Damian dan otomatis bukan pewaris dari keluarga mereka, Rania akan mengambil hati Damian secepatnya, pikirnya
"di..dia.. Tania...Alexa..." suara Marco tidak berautan, ia tidak mampu untuk sekedar buka suara, bibirnya terasa kaku dan ia memejamkan matanya, ia mengingat dengan bebarap video yang diberikan El didepan matanya, yahh Marco saat itu memang mabuk berat namun ingatan itu mulai muncul kembali
"jadi.. Alexa...adalah anak..ku?' ucap Marco dengan airmata yang sudah mengalir, ia menatap Alexa dengan tatapan yang tidak bisa digambarkan, tak pernah ia menyangka jika gadis didalam foto itu adalah Tania, kakak dari Damian yang meninggal karna melahirkan anaknya
namun, bagaimana bisa Marco tidak tau jika anak yang dilahirkan itu adalah putri kandungnya, bahkan ia sempat menjaga Alexa ketika Tania diantarkan dirumah istirahatnya yang terakhir, namun Mraco benar-benar tidak tau akan hal itu, ini sungguh menyakitkan dan juga haru untuknya
"iya, Tania mengandung anakmu pasca kalian melakukan hubungan hari itu, jika kau maish ingat dengan dirimu yang mabuk dan tidur degan wanita, itu adalah Tania, kakak ku dan ibu dari Alexa" ucap Damian, tepat Damian mengatakan hal itu, Alexa jatuh dipelukannya dan pingsan
"sayang.. hei bangun sayang" ucap Damian, mereka menatap Alexa yang langsung dibawa kekamar oleh Damian. tidak peduli dengan Marco yang hanya menangis dan seperti orang kehilangan arah tujuan hidupnya, Marco amsih menadangi foto dan juga video dirinya tengah mabuk disalah satu apatemen sepupunya, di Paris
"El.. jadi selama ini, gadis yang ada didepanku adalah putriku" ucap Marco smabil tersenyum senang, ia tidak perlu membuktikannya dengan tes DNA, karna ia yakin dengan hal itu. ia masih mengingat jelas suara tangis dari wanita yang ia ambil kesuciannya wanitu itu
namun, Marco tidak tau jika itu adalah Tania, ketika pagi hari dia bangun kamar itu sudah kosong, hanya tersisa dirinya dengan tubuh yang tidak mengenakan apapun saat itu, dan sepucuk surat yang sampai sekarang disimpan oleh dirinya dirumah
"iya tuan.. jika tuan tidak percaya kalian bisa melakukan tes DNA sekarang" ucap El, namun hal itu dibantah oleh gelengan kepala Marco, ia yakin dengan fakta ini bahwa Alexa adalah putrinya, ia bisa merasakannya ketika melakukan sentuhan fisik dengan gadis kecil itu
"kami tidak tau harus mengatakan apa lagi Marco,tapi kami merasa bahagia akhirnya Alexa bisa bertemu dnegan ayah kandungnya, selama ini kami juga mengiginkan hal itu" ucap Carlos, ia sudah menetapkan hatinya, siapapun ayah kandung Alexa, gadis itu tetap bagian keluarga mereka
"itu benar Marco, akhirnya kami bisa lega jika Alexa menemukan ayah kandung, berarti Damian tidak perlu lagi mengurusi gadis itu dan bisa menikah dengan Rania" ucap Adelia dengan tatapan tidak suka namun juga merasa senang, akhirnya rencananya menjodohkan Damian semakin lancar
sesuatu yang sulit diterima akan menjadi momen paling kita ingat dalam idup kita
#fid.nch
#MDIS
Alexa jgan d buat cengeng thor,jdi wanita mandiri dan tegas gitu