NovelToon NovelToon
Dok, Berikan Aku Obat Cintamu!

Dok, Berikan Aku Obat Cintamu!

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / One Night Stand / Anak Genius / Dokter Genius / Menikah Karena Anak
Popularitas:32.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Satu malam naas mengubah hidup Kinara Zhao Ying, dokter muda sekaligus pewaris keluarga taipan Hongkong. Rahasia kehamilan memaksanya meninggalkan Jakarta dan membesarkan anaknya seorang diri.

Enam tahun kemudian, takdir mempertemukannya kembali dengan Arvino Prasetya, CEO muda terkaya yang ternyata adalah pria dari malam itu. Rahasia lama terkuak, cinta diuji, dan pengkhianatan sahabat mengancam segalanya.

Akankah, Arvino mengetahui jika Kinara adalah wanita yang dia cari selama ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

09. Ethan Bocah itu mirip aku?

Sementara Kinara sibuk memeriksa kondisi Tuan Besar Prasetya di kamar utama, Ethan dengan riang menjelajahi kamar Arvino yang tengah bersiap ke kantor. Bocah kecil itu memandangi setiap sudut ruangan dengan rasa kagum, matanya berbinar melihat rak buku, jam dinding besar, dan lemari kaca berisi koleksi piala serta foto-foto lama.

“Daddy Arvino umur berapa?” tanya Ethan tiba-tiba dengan polos, memiringkan kepala.

Arvino yang sedang merapikan dasi di depan cermin sempat tertegun. “Tiga puluh lima,” jawabnya ragu, masih belum terbiasa mendengar bocah itu memanggilnya Daddy.

Ethan mengangguk mantap. “Oh, sudah matang. Cocok banget jadi Daddy Ethan.”

Ucapan itu membuat Arvino hampir tersedak napasnya sendiri. Dia menoleh, menatap bocah itu dengan tatapan campur aduk antara geli dan bingung.

“Cocok jadi Daddy kamu, ya?” Arvino tersenyum samar. “Kalau begitu, Daddy kamu yang asli ke mana?” tanyanya dengan nada lembut, separuh penasaran. Namun sebelum Ethan sempat menjawab, pintu kamar diketuk oleh seorang pelayan.

Tok tok tok!

Pintu terbuka sedikit, seorang pelayan berdiri di sana.

“Maaf, Tuan. Asisten Anda, Pak Zaki, sudah menunggu di ruang tamu.”

Arvino hanya mengangguk, lalu menatap kembali Ethan. Bocah itu tampak masih enggan pergi.

“Ethan nggak suka sama Tante yang di kantor Daddy,” ucap Ethan tiba-tiba, membuat Arvino tertegun.

“Tante yang mana?” tanyanya heran.

“Tante yang rambutnya dicat merah. Dia licik, cuma suka uang Daddy aja.” Ethan bersedekap, bibirnya mengerucut kesal. “Tapi Mommy Ethan beda, Mommy itu baik, cantik, dan kaya juga. Mommy nggak suka orang yang suka uang, Mommy cuma mau Daddy yang sayang sama Ethan.”

Arvino menatap bocah itu lama, lalu menahan senyum yang tiba-tiba muncul di sudut bibirnya. Dia mengusap kepala Ethan lembut.

“Kamu ini jago banget promosiin Mommy kamu, ya?” katanya pelan, sedikit tergelak.

Ethan hanya mengangkat dagu bangga, tapi wajahnya cemberut ketika Arvino berkata, “Ayo, kita turun. Daddy ... eh, Saya harus kerja."

Dalam hati, Arvino masih memikirkan ucapan Ethan barusan. Siapa ayah anak ini sebenarnya, anak sepintar ini malah disia-siakan. Dan setiap kali melihat wajah Kinara, ada sesuatu di dalam dirinya yang bergetar seperti kenangan lama yang ingin kembali, tapi belum bisa ia pahami sepenuhnya.

Begitu Kinara keluar dari kamar Tuan Besar Prasetya, Mawar sudah menunggu di depan pintu dengan senyum hangat.

“Bagaimana keadaan Ayah mertua saya?” tanyanya lembut.

“Sudah jauh lebih baik, Nyonya. Tekanannya stabil. Saya hanya menyarankan agar istirahat total untuk sementara waktu,” jawab Kinara sopan sambil merapikan tas dokternya.

"Saya nanti bisa membuatkan ramuan untuk membuat tubuhnya kembali segar," lanjut Kinara. Mawar mengangguk, kemudian menatap ke arah tangga saat langkah kecil terdengar menuruni anak tangga. Ethan berlari kecil sambil menenteng boneka kecil yang tadi ia temukan di kamar Arvino.

“Mommy!” serunya riang, lalu mendekat pada Kinara. Mawar tertawa kecil melihat tingkah bocah itu.

“Lucunya kamu, Ethan. Ayo, sarapan dulu. Nanti sarapannya dingin.”

Kinara buru-buru menggeleng, menahan sopan. “Terima kasih, Nyonya. Kami sudah sarapan di rumah tadi pagi.”

Namun Ethan langsung mengangkat kepala dan bersuara lantang, “Belum, Mommy bohong! Mommy bilang baru mau sarapan nanti setelah dari rumah Kakek Prasetya! Mommy nggak jago masak,”

Ucapan itu membuat Kinara tertegun dan tersipu. Arvino yang baru muncul dari arah ruang kerja mengambil beberapa berkas, menahan tawa di balik tangannya, sementara Mawar justru tertawa pelan, menatap Ethan dengan penuh kasih.

“Tidak apa-apa, Dokter Zhao,” ucap Mawar lembut sambil berjongkok sejajar dengan Ethan. “Sarapan bareng kami saja, ya. Biar nanti pulangnya perutnya nggak kosong.”

Ethan mengangguk cepat, matanya berbinar. “Boleh ya Mommy!” katanya ceria, lalu menggenggam tangan Mawar tanpa ragu.

Kinara hanya bisa menghela napas, pasrah ketika Mawar menuntun Ethan menuju meja makan besar yang sudah tersaji penuh dengan roti, sup ayam, dan buah segar. Arvino ikut duduk, diam memperhatikan interaksi ibunya dan bocah kecil itu.

Mawar tampak begitu lembut kepada Ethan, bahkan menyuapi roti kecil sambil bercanda ringan. Sesekali tawa mereka memenuhi ruangan, membuat suasana pagi di kediaman Prasetya terasa jauh lebih hidup dari biasanya. Arvino bersandar di kursinya, pandangannya tak lepas dari pemandangan itu. Ethan tampak seperti menempati tempat yang selama ini kosong di rumah itu.

'Anak ini benar-benar pandai menarik perhatian Ibu,' batinnya.

Dia teringat Savira wanita yang sudah enam tahun ia kenal, yang selalu berusaha merebut hati Mawar namun tak pernah berhasil membuat ibunya luluh. Tapi bocah kecil berumur lima tahun ini hanya dengan satu senyum polos dan ucapan jujur, mampu membuat ibunya tertawa dan memegang tangannya dengan lembut.

Ada sesuatu yang aneh sekaligus hangat terasa di dada Arvino. Dia menatap Kinara yang tampak menahan malu di sisi meja, sementara Ethan sibuk makan sambil mengoceh riang.

'Entah kenapa, mereka terlihat seperti keluarga kecil yang utuh,' gumamnya pelan dalam hati.

Setelah sarapan yang penuh percakapan panjang itu, suasana di ruang makan besar mulai mereda. Pelayan sudah mulai membereskan piring dan cangkir, sementara sinar matahari pagi menerobos dari balik tirai sutra, memantulkan cahaya lembut di meja panjang keluarga Prasetya.

Ethan menggenggam tangan ibunya erat. “Mommy, ayo pulang. Ethan mau kasih salam ke Nenek dulu.” Suaranya lembut tapi jelas, membuat Mawar yang duduk di ujung meja tersenyum hangat.

Anak kecil itu berjalan menghampiri Mawar dengan langkah kecilnya, lalu menunduk sopan seperti yang diajarkan Kinara.

“Terima kasih, Nenek, sudah ajak Ethan sarapan. Lain kali Ethan boleh main ke sini lagi, kan?”

"Ethan," tegur Kinara yang sedikit tak enakan.

Mawar tersenyum lebar, wajahnya terlihat benar-benar bahagia.

“Tentu saja, sayang. Kamu boleh datang kapan pun. Nenek senang sekali kamu mau makan bersama Nenek pagi ini." Dia lalu menepuk lembut kepala Ethan. “Kamu benar-benar anak yang sopan.”

Kinara menunduk hormat. “Terima kasih, Nyonya Mawar, atas sambutannya. Kami pamit dulu. Saya harus ke rumah sakit siang ini.”

“Baiklah, Dokter Zhao,” jawab Mawar lembut. “Kalau sempat, datanglah lagi. Kakek juga pasti senang kalau melihat Ethan bermain di taman belakang.”

Kinara tersenyum sopan. “Tentu, Nyonya.”

Ketika mereka melangkah keluar dari ruang utama, Zaki yang sedari tadi berdiri di dekat tangga segera menghampiri. Pria muda itu tampak ragu sejenak sebelum akhirnya memberanikan diri membuka percakapan.

“Dokter Zhao,” panggilnya pelan.

Kinara berhenti dan menoleh. “Ya, ada apa, Pak Zaki?”

Zaki menundukkan kepala sedikit. “Saya tahu mungkin ini mendadak, tapi saya ingin menyampaikan sesuatu. Rumah sakit Prasetya Budi sedang membutuhkan tenaga ahli dalam riset medis, terutama untuk proyek pengembangan terapi saraf.” Ia menatap Kinara penuh harap. “Dan setelah melihat latar belakang Anda … saya rasa Anda orang yang sangat tepat, Dokter.”

Mendengar nama itu, Prasetya Budi, tubuh Kinara seolah membeku. Suara Zaki menghilang sesaat di telinganya. Semua yang ada di sekelilingnya mendadak kabur, yang terdengar hanyalah gema dari masa lalu.

Enam tahun lalu. Di rumah sakit itu, semua mimpinya lenyap. Kariernya, kepercayaannya, dan sesuatu yang jauh lebih berharga. Jantungnya berdegup kencang. Dia menelan ludah pelan, mencoba menenangkan diri sebelum menatap Zaki kembali.

“Kenapa harus saya?” tanyanya lirih, nyaris berbisik.

“Karena rumah sakit itu membutuhkan seseorang yang bukan hanya ahli, tapi juga berpengalaman menangani kasus-kasus kompleks. Saya sudah membaca semua laporan riset Anda di Beijing, Dokter Zhao,” jawab Zaki tulus. “Dan … Tuan Arvino juga setuju jika Anda mau mempertimbangkan tawaran ini sekali lagi.”

Kinara menarik napas dalam, menatap Ethan yang sedang sibuk berbicara kecil dengan salah satu pelayan di halaman. Akhirnya ia mengangguk pelan. “Baiklah, saya akan mempertimbangkan kembali."

Zaki hanya mengangguk pelan, menatap wanita itu dengan rasa hormat yang bercampur penasaran. Saat mereka akhirnya keluar menuju halaman depan, seorang pelayan membukakan pintu mobil untuk Kinara. Ethan berlari kecil menuju kursi belakang, tertawa kecil sambil membawa boneka beruang kecil pemberian Mawar.

Namun sebelum Kinara sempat melangkah naik, tumit sepatunya tersangkut di tepi karpet batu marmer. Tubuhnya terhuyung ke depan dan dalam sekejap, sebuah tangan kuat menangkap lengannya sebelum sempat terjatuh.

"Hati-hati,"

Kinara terkejut, matanya membulat sempurna, Arvino berdiri di hadapannya.

“Pelan-pelan,” katanya singkat, menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.

Kinara buru-buru menarik diri, wajahnya memerah. “M-maaf, saya tidak sengaja…”

Arvino hanya mengangguk kecil, tapi matanya sempat menatap lama wajah wanita itu. Ada sesuatu di sana, campuran rasa ingin tahu, dan entah kenapa keakraban yang aneh.

Ethan yang melihat dari dalam mobil langsung berseru riang, “Mommy, Daddy tangkap Mommy!”

Semua mata di halaman seketika menoleh. Kinara menatap anaknya dengan panik, sementara Zaki yang berdiri tak jauh dari mereka hanya bisa menahan tawa kecil.

Arvino menegakkan tubuhnya, lalu berdeham pelan sambil menyembunyikan senyum di sudut bibir.

“Pergilah,” katanya akhirnya. “Jalanan sudah mulai ramai.”

Kinara menunduk cepat. “Terima kasih, Tuan Arvino.”

Dia masuk ke dalam mobil, sementara Ethan melambaikan tangan dari jendela, berteriak kecil,

“Daddy, nanti main ke rumah Ethan, ya!”

Arvino hanya tersenyum tipis, menatap mobil itu perlahan menjauh dari pelataran rumah besar keluarga Prasetya. Entah kenapa, perasaan hangat yang tak biasa tertinggal di dadanya.

'Perasaan ini tak asing, ada kenyamanan yang seperti sudah sejak lama aku rasakan,'

1
IbuNa RaKean
knp ga ada pengumuman c tuh d RS kalo Savira bukan tunangan arvino lagi🤭biar ga merajalela trs tuh Mak Lampir..
tp lbih bgus skr lgsg d pecat
sryharty
dasar ma lampir
udah salah belaga playing victim lagi
Ucio
Lambat Vino,tapi boleh la tambh tamparan nya lagi
Teh Euis Tea
dasar ular betina jahat bgt
Ddek Aish
akhirnya terbebas dari ulat bulu
Kimo Miko
woi...... babi ngepet gak salah ? justru kamu yang seolah olah jadi korban waktu itu padahal kamu yang menjerumuskan kinara , kau buat kinara gak sadar. dasssaaarrr parahhh!!!
Kimo Miko: 🤭🤭🤭🤭🤭🤭😁
total 2 replies
ken darsihk
Eehhh Savira di sini yng jahat lo ya , koq membalikkan fakta seperti nya lo yng paling tersakiti 😠😠😠
Lusi Hariyani
sebelum y km yg merebut posisi kinara hei savira malah skrg seolah2 km yg terluka dasar pelakor g th diri
Ucio
Wah ular berbisah mulai menebar racunny
sum mia
yeesss....lega , kakek Prasetyo sadar dan Kinara segera bawa ke KUA .
Zaki.... segera urus semua berkas pernikahan Arvino dan Kinara .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia: berita yang sangat menggembirakan ya 😍😍
total 2 replies
sum mia
yes....untung Arvino datang tepat waktu .
dan Arvino harus pantau terus Kinara dan Ethan di manapun mereka berada . karena Savira dan Andrian selalu mengikuti mereka dan mencari celah untuk menghasut Kinara .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Wiwi Sukaesih
akhrny bs nafas lega ..Kinara sudah tau siapa Daddy Ethan
up LG Thor 😍
Citra
keren vino 👍 langsung digas kan aja jgn nunggu2 lg
ken darsihk
Yesss lah keputusan yng tepat Arvino dan harus di ingat , kamu harus menjaga mereka dari si uler keket Savira dan Andrian
ken darsihk
Pagi author ❤❤
Aisyah Alfatih: pagi kak 💕
total 1 replies
Kimo Miko
maannntaaaffff..... langsung ngaciiirrrrr...... ke kua ya. zakiiiiii..... segera berangkat urus semuanya besok stau hari ini ijab qobul👍🤭😁
Eva Karmita
lanjut thoooorr...🔥💪🥰
Esther Lestari
segera nikahi Kirana dan jangan biarkan ulat bulu Savira menganggu nya Vino
IbuNa RaKean
brrti ethan tuh cucu buyut ny Prasetya ya thorr,ayah ny vino sudah meninggal ya🤔
Aisyah Alfatih: cicitnya kak 😁
total 1 replies
Kimo Miko
wah .... vino... kamu so sweet banget... tak malu untuk mempublikasikan siapa kinara dan ethan.... 👍👍👍👍👍🤭🤭🤭😍😍😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!