NovelToon NovelToon
FOREVER HATE YOU

FOREVER HATE YOU

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand
Popularitas:486.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Chyntia R

Jika ada yang paling dibenci oleh Brianna di dunia ini, itu adalah sosok lelaki bernama Arthur Matthews.

Arthur bukan hanya pria yang membully-nya di Universitas, tapi dia juga yang sudah menghancurkan hidup Brianna.

Lalu, apa jadinya jika mereka kembali dipertemukan dalam keadaan Brianna yang sudah berbeda? Apakah Arthur masih bisa bersikap semena-mena padanya? Atau justru ini adalah saat yang paling tepat untuk Brianna membalaskan dendamnya pada lelaki itu?

"Aku bukan lagi gadis yang dulu bisa kau injak-injak. Aku sudah menjadi wanita yang independen dan mampu melawanmu. Apapun yang terjadi, aku akan tetap membencimu, Arthur! Selamanya!" -Brianna Walton.

"Meski penampilanmu sudah berubah, tapi kau tetaplah Brianna yang dulu. Aku tidak sabar untuk kembali mengusik hidupmu karena kau adalah permainan yang selalu menyenangkan." -Arthur Matthews.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chyntia R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Memberikan pilihan

Mobil yang Arthur kendarai akhirnya memasuki sebuah basement Apartmen. Brianna tak tau ini dimana yang jelas dia mengira Arthur akan menemui Serena seperti rencana awalnya.

"Masuk!" Arthur menarik tangan Brianna untuk masuk ke pintu Apartmen yang kini ada dihadapannya.

Brianna tidak mengeluarkan suara lagi setelah keributannya dengan Arthur di mobil tadi.

"Duduk!" Arthur mendudukkan tubuh Brianna di sofa yang ada disana.

Arthur mengambil posisi tepat dihadapan Brianna, dia seperti seorang polisi yang tengah menginterogasi wanita itu dengan tatapannya yang mengintimidasi.

Belum ada kata-kata yang kembali keluar dari bibir Arthur, dia hanya menatapi Brianna dari posisinya.

Sedangkan Brianna, merasa seolah tengah berada diruang persidangan. Seperti menunggu putusan dari Arthur yang akan mengetuk palu untuk kelanjutan nasibnya. Brianna lemah, saat Arthur sudah mengetahui mengenai Chico. Jika biasanya dia akan melawan, tapi sekarang dia ciut saat memikirkan kemungkinan terburuk yang akan Arthur lakukan terhadap putranya.

"Kenapa kita disini? Apakah kita tidak jadi menemui Serena?" Akhirnya Brianna bertanya, suaranya mungkin terdengar bergetar sekarang, sejatinya dia sedang menutupi ketakutan yang timbul didalam dirinya.

Arthur berdecak lidah saat mendengar Brianna malah menanyakan soal Serena. Dia menatap lekat pada netra kecoklatan milik wanita itu.

"Tidak ada yang lebih penting saat ini, kecuali pembahasan kita mengenai Chico," katanya menekankan.

Brianna meneguk ludahnya dengan susah-payah. Dia tak berani beradu mata dengan tatapan setajam elang milik Arthur disana.

"Aku akan bertanggung jawab atas hidupnya, Brianna. Maka dari itu, biarkan dia bersamaku!"

What? Brianna menatap sengit pada Arthur. "Sudah ku bilang jangan mengusik Chico dari hidupku!" katanya keras.

Arthur tertawa sumbang. "Kau tau, akhir-akhir ini ibuku mendesakku untuk menikah hanya karena menginginkan agar aku memiliki keturunan, jadi ku pikir dengan adanya Chico semuanya akan lebih mudah... aku tidak perlu menikahi wanita pilihan ibuku."

Brianna menyugar rambutnya dengan frustrasi. Dia memang pernah mendengar Arthur tak tertarik dengan pernikahan, dan Chico pasti seperti jawaban untuk Arthur agar dia tidak perlu mengikuti keinginan Jane yang mau menjodohkannya.

"Arthur, aku sudah banyak mengorbankan hidupku untuk Chico. Masa mudaku, gelar sarjanaku, semuanya musnah saat aku mengetahui bahwa aku mengandungnya. Jadi, ku mohon ... jangan ambil Chico dariku. Dia adalah hidupku, Arthur." Brianna menangis dengan gelengan kepala yang menunjukkan keberatan atas ujaran Arthur sebelumnya.

Demi apapun, setelah sekian tahun Arthur mengenal sosok wanita bernama Brianna. Baru kali ini dia melihat wanita itu menangis dan memohon padanya. Biasanya Brianna akan selalu melawannya, atau paling tidak, Brianna akan diam dan mengacuhkannya. Dan semua ini Brianna lakukan hanya demi seorang anak yang adalah darah dagingnya.

Arthur membuang pandangan, tak ingin menyaksikan wajah kuyu Brianna diseberang sana. Tanpa dia perkirakan, tiba-tiba wanita itu mendekat dan bersimpuh dikakinya.

"Aku tau kau adalah orang yang berkuasa. Kau bisa mengambil apa yang kau inginkan termasuk Chico dari kehidupanku, tapi sekali lagi ku mohon kali ini gunakanlah hati nuranimu, Arthur. Jangan pisahkan aku dengan putraku."

Brianna tau apa yang dia lakukan sekarang jelas-jelas merendahkan harga dirinya sendiri. Tapi dia juga sadar bahwa kekuasaan yang Arthur miliki serta uang yang dia punya takkan mampu membuat Brianna berkutik, apalagi Arthur benar-benar ayah biologis Chico, yang justru akan membuat Brianna tetap kalah telak jikapun dia membawa kasus ini ke ranah pengadilan.

"Kenapa kau merahasiakannya dariku? Jikapun kau menuntutku di meja hijau maka aku tidak akan disalahkan karena kau sendiri yang tidak pernah mengatakan apa yang terjadi padamu!" cetus Arthur tanpa menatap Brianna yang masih berada dikakinya.

Brianna menangis sejadi-jadinya. Dia tau dia salah, sejak awal dia tak mengadu pada Arthur mengenai apa yang dialaminya, tapi dia melakukan itu karena dia tak mau Arthur memintanya membuang janin yang saat itu sudah terlanjur hadir dirahimnya.

"Aku takut kau menyuruh aku untuk menggugurkannya," ujar Brianna tergugu.

"Kau bilang apa? Kau bahkan belum mencoba mengatakannya padaku tapi kau sudah membuat kesimpulan sendiri!"

"Aku tau. Aku tau sejak awal aku yang sengaja merahasiakannya, aku hanya tidak mau kau berbuat nekat untuk melenyapkan janin yang ku kandung hanya karena kau tidak pernah menginginkan kehadirannya."

"Tapi aku berhak tau!" sergah Arthur. "Bagaimanapun janin itu milikku, Brianna. Milikku!" lanjutnya menekankan.

Brianna terus memeluk kaki Arthur diiringi dengan isakannya. Dia tak tau lagi harus bagaimana agar Arthur menarik kata-katanya untuk mengambil Chico darinya. Biarlah dia begini terus yang penting Arthur akan berubah pikiran.

"Kau pikir aku akan mengubah keputusanku ketika kau bersujud dikakiku seperti ini?" Senyum sinis terbit diujung bibir Arthur, menyadarkan Brianna jika usahanya ini hanyalah sia-sia.

Brianna menatap Arthur dengan tatapan mengiba. "Jangan pisahkan aku dari Chico, Arthur. Aku ibunya!" katanya lemah.

"Aku juga ayahnya! Ayahnya yang tidak pernah mengenalnya karena keegoisan ibunya!"

Brianna memejamkan matanya rapat-rapat karena ucapan Arthur terdengar sangat keras. Arthur tidak tau saja bahwa dia sengaja merahasiakan ini demi menjaga putranya dari kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja Arthur lakukan pada sang anak. Siapa yang bisa menebak apa isi kepala Arthur jika dia mengetahui Brianna hamil anaknya? Sedangkan Arthur saja sering menyakiti Brianna.

Arthur menghela nafas dalam, sampai akhirnya dia berucap pelan,

"Pertemukan aku dengannya."

"Baiklah. Kau bisa bertemu dengannya, tapi jangan memisahkan aku dengannya, Arthur." Brianna menyahut lirih.

"Kau mau tetap bersama Chico, kan?"

"Tentu saja."

"Aku juga ingin bersamanya jadi kita menikah saja!"

"A--apa?" Brianna menatap Arthur tak berkedip. Dia speechless dengan ujaran pria itu yang terdengar sangat mengentengkan sebuah pernikahan.

"Kita menikah dan mengasuh Arthur bersama."

"Kau bercanda!" Brianna tersenyum sinis.

Arthur mengendikkan bahunya. "Itu semua terserahmu, aku hanya memberikanmu opsi terbaik agar kau tidak berpisah dari Chico tapi jika kau keberatan maka aku juga tak akan memaksamu."

"Pernikahan itu ikatan yang sakral. Aku tidak mungkin menikah denganmu," tutur Brianna dengan tatapan yang menerawang entah kemana.

"Kenapa tak mungkin? Kita bisa memulainya demi putra kita."

Cih, putra kita katanya, batin Brianna langsung berdecih mendengarnya.

"Sudah ku katakan padamu, aku membencimu. Aku tidak mungkin menikah denganmu. Itu sesuatu yang mustahil," gumam Brianna yang masih terdengar sampai indera pendengaran Arthur.

"Aku juga sudah bilang padamu bahwa aku tidak memaksamu. Semua keputusan ada padamu. Jika aku mendatangi Chico dan mengatakan padanya bahwa aku adalah ayahnya. Kira-kira apa yang akan Chico lakukan? Ku pikir, dia pasti menginginkan ayah dan ibunya untuk bersama," ujar Arthur setenang mungkin.

Brianna tak menyahut, dia melepaskan pelukannya di kaki Arthur saat sadar semua permohonannya itu tak berarti apa-apa, sebab sekarang justru Arthur yang melemparkan pilihan kepadanya.

"Aku memberimu waktu untuk berpikir selama 2 hari. Tidak, 1 hari saja sudah cukup, maka pikirkan ini baik-baik, Brianna Walton, karena aku tidak akan membiarkan putraku terlalu lama menyandang nama belakang yang berbeda dari namaku."

...To be continue ......

1
Syarifah Syarifah
Luar biasa
Henny Aprilaz
bagus ceritanya
Henny Aprilaz
keren thor🥰
Henny Aprilaz
nah lho...gaskeun arthur🤣
Henny Aprilaz
wkwkwkw...cing garong🤣🤣🤣🤣
Henny Aprilaz
Haha ketemu c arthur...jodo yaaaa
Henny Aprilaz
loading otak c Arthur...tak menyadari bahwa dia mencintai c Bri....😇😇😇
Henny Aprilaz
semangat Bri🥰
Henny Aprilaz
kampret lo Arthur 😡😡😡
Henny Aprilaz
apakah Brianna mendapat pelecehan dari Arthur...d masa lalu
Henny Aprilaz
kayaknya waktu masa kuliah juga Arthur sudah menyukai Brianna dengan cara membully Brianna...menurut qu yaaaaa🤭
ncapkin
Luar biasa
Sry Handayani
flo bener" perempuan tulus
Lilis Ernawati
ceritanya bagusss... tp yg like kok ga byk yaaa
Sri Udaningsih Widjaya
Bagus ceritanya thor
Sry Handayani
bisa tur bisa
Lilis Ernawati
baguuuss bgt ceritanyaaa...
Sry Handayani
Luar biasa
Naruto Kurama
maksdnya 🫣 tiba2 the end,😁
sakura
....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!