Yang Qing Xia di bunuh secara kejam oleh ibu tiri dan kakak tirinya. Belum puas melihat kematian adiknya, sang kakak melempar tubuh Qing Xia ke sebuah hutan yang terkenal sebagai sarang serigala.
Sebuah jiwa dari alam lain tiba-tiba terbawa dan masuk ke dalam tubuh Qing Xia. Jiwa itu menyadari keberadaannya di dalam hutan dan saat ini dia di kelilingi oleh kawanan serigala yang sedang kelaparan.
"Haruskah ku bunuh kalian semua?"
"Wanita yang benar-benar menarik!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Win, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35. Cinta yang tulus
Qing Xia memundurkan langkahnya, dia benar-benar tidak ingin Han Ze Xin melihat penampilannya saat ini. Alasannya cukup jelas, dia tidak ingin Han Ze Xin salah paham dengan pakaian yang sedang dia kenakan.
Apalagi Han Ze Xin adalah seorang Pangeran, dia pasti sangat menjaga martabat dan juga kehormatan keluarga. Jika melihat Qing Xia berpenampilan seperti seorang wanita murahan, Qing Xia merasa laki-laki itu pasti akan jijik terhadapnya.
"Lepaskan!" perintahnya lagi sambil menatap wajah Qing Xia yang terlihat lebih pucat dari pada sebelumnya.
Qing Xia menundukkan wajah, dia menatap ke lantai. Dia takut menghadapi tatapan Han Ze Xin yang akan memandang rendah dirinya.
"Yang Qing Xia, lepaskan selimut itu!"
Suara Han Ze Xin semakin meninggi, membuat hati Qing Xia semakin tertekan. Han Ze Xin kehilangan kesabaran, dia melangkah maju lalu menarik paksa selimut Qing Xia hingga terlepas. Tubuh Qing Xia yang berbalut kain tipis transparan kini terlihat jelas di depan mata Han Ze Xin.
"Apa yang kau lakukan dengan pakaian ini?" tanya Han Ze Xin penasaran.
"Aku...!" Qing Xia masih menurunkan wajahnya, dia menjadi gugup secara tiba-tiba.
"Kau kenapa?" tanya laki-laki itu semakin penasaran.
"Sudahlah, lagi pula dia akan tetap bertanya sampai aku menjawab. Aku akan menceritakan semuanya, terserah dia percaya atau tidak." benak Qing Xia.
"Baru saja, aku di jual ke tempat pelac*ran." jawab Qing Xia sambil memejamkan mata, dia tidak sanggup menghadapi tatapan Han Ze Xin yang akan segera menghina dan menganggapnya sebagai wanita kotor.
Tapi ternyata, apa yang Qing Xia pikirkan sangat jauh berbeda dengan kenyataan. Han Ze Xin segera memeluk tubuhnya, dia lalu bertanya secara bertubi-tubi.
"Kau baik-baik saja?"
"Apakah ada yang terluka?"
"Apakah ada yang terasa sakit?"
"Di bagian mana mereka menyakitimu?"
Han Ze Xin menatap wajah Qing Xia, kedua bola mata wanita itu kini berkaca-kaca menahan air mata yang hendak keluar.
"Kenapa menangis? Apakah sangat menyakitkan?" tanya laki-laki itu lagi dengan wajah cemas.
Melihat reaksi Han Ze Xin yang sangat berbeda dari bayangannya, tangisan Qing Xia langsung pecah. Dia menangis dalam pelukan Han Ze Xin selama beberapa saat. Setelah menenangkan diri, Qing Xia melepaskan pelukan dari Han Ze Xin.
"Jangan menangis lagi, aku akan menyembuhkan luka dan rasa sakitmu." bujuk Han Ze Xin yang tidak tahan melihat air mata Qing Xia.
Qing Xia menggelengkan kepalanya, "Aku tidak apa-apa, aku tidak sakit, aku juga tidak terluka." jawabnya sambil menatap mata Han Ze Xin.
"Hahhh...!"
Han Ze Xin melepaskan napasnya yang sejak tadi dia tahan. Dia merasa lega karena wanita di hadapannya ini tidak terluka.
"Jika kamu tidak terluka, kenapa menangis?" tanya Han Ze Xin penasaran.
"Sejujurnya, aku takut kamu akan melihatku dengan tatapan jijik. Aku takut kamu akan berpikir jika aku adalah wanita kotor dan ternoda. Aku takut... Aku takut kehilangan cinta dan kasih sayang darimu." jawab Qing Xia mengeluarkan isi hatinya.
"Kau ini bodoh ya? Apa sih yang ada di dalam kepalamu itu?" Han Ze Xin memukul pelan kening Qing Xia, dia benar-benar penasaran dengan isi di kepala Qing Xia.
"Isi di dalam kepalaku?" tanya Qing Xia.
Han Ze Xin segera mengangguk, "Benar, apa yang selalu kau pikirkan dengan kepalamu yang kecil itu?"
Qing Xia menatap mata Han Ze Xin yang masih tetap sama ketika menatapnya, tatapan yang menyayangi dan mencintainya dengan sepenuh hati.
Han Ze Xin kembali menghela napas, dia memeluk Qing Xia untuk menenangkan hatinya.
"Dengar, aku akan selalu mencintaimu dan hanya kamu seorang. Jika lain kali hal ini terjadi lagi, jangan melakukan hal bodoh. Kamu harus tetap hidup karena aku akan menemukanmu. Apapun yang mereka lakukan, rasa cinta dan kasih sayangku tidak akan pernah berubah. Cintaku tidaklah sedangkal itu, aku mencintaimu apa adanya. Meskipun ribuan laki-laki menyentuhmu, aku akan tetap mencintaimu. Kau mengerti?"
Qing Xia merasa tangisannya akan semakin deras, dia sangat tersentuh mendengar kalimat yang di ucapkan oleh Han Ze Xin. Qing Xia tidak menyangka jika dirinya di anggap begitu berharga di hati Han Ze Xin.
"Kau berbohong kan?" tanya Qing Xia setelah melepaskan pelukan Han Ze Xin. Dia menatap mata laki-laki itu untuk memastikan perkataannya.
"Aku tidak berbohong." jawab Han Ze Xin dengan wajah serius.
"Kau pasti berbohong!" tuduh Qing Xia lagi karena sulit mempercayai kata-kata dari Han Ze Xin.
"Perlukah aku membuktikannya?" tanya Han Ze Xin sambil mendekatkan wajahnya.
Qing Xia terdiam, dia berpikir bagaimana cara meminta bukti yang tidak jelas seperti itu. Tangan Han Ze Xin menarik tangan Qing Xia, dia mengarahkan tangan Qing Xia ke junior miliknya yang sudah bangkit sejak tadi.
"Ini bukti yang paling nyata! Aku selalu menginginkanmu." bisik Han Ze Xin yang lalu menggigit pelan daun telinga Qing Xia.
Wajah Qing Xia memerah, dia baru mengetahui benda apa yang sedang dia pegang saat ini. Benda tumpul yang sudah berulang kali memasuki tubuhnya dan menanamkan benih di dalam rahimnya.
Qing Xia lupa jika pakaiannya saat ini hanya sekedar kain tipis transparan, semua lekukan di tubuhnya terlihat jelas oleh Han Ze Xin, membuat adik juniornya meronta mencari pelampiasan.
Qing Xia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, tapi Han Ze Xin menahan tangannya lalu berbisik lagi ke telinga Qing Xia.
"Bukankah ini sangat terlambat? Kamu harus bertanggung jawab karena sudah membangunkan adikku yang kelaparan."
Han Ze Xin tersenyum nakal, dengan segera dia mencium bibir merah Qing Xia. Malam panas yang bergairah pun kembali terjadi di dalam sana. Seperti biasa, tidak cukup hanya sekali. Han Ze Xin terus meminta jatah hingga berulang kali, membuat Qing Xia lelah dan akhirnya terlelap.
Han Ze Xin memakaikan kembali pakaian Qing Xia, perlahan dan sangat lembut agar tidak membangunkan calon istrinya itu. Dia menatap wajah Qing Xia sangat lama sebelum pergi meninggalkan kediaman Su.
"Gadis bodoh, aku pergi dulu. Mimpi indah dan jangan menangis lagi. Aku mencintaimu, Yang Qing Xia." Han Ze Xin mengecup kening dan bibir Qing Xia, lalu menghilang dalam sekejap mata.
"Yu kumpulkan pasukan Elang!" perintah Han Ze Xin setelah dia tiba di kediaman Han.
Dalam waktu beberapa menit, semua pasukan sudah berkumpul di halaman depan.
"Tutupi wajah kalian, ambil senjata biasa dari gudang. Kita akan menghancurkan semua tempat pelacur*n di kota ini!" perintah Han Ze Xin.
"Baik, Tuan Muda!" jawab mereka serentak.
Malam itu, satu persatu rumah bord*l di bakar. Mereka mengusir semua penghuni dan mengancam dengan kata-kata yang sama.
"Jika kalian mendirikan tempat ini lagi, saat itu, kalian akan ikut terbakar di dalam bangunan ini!"
Lima rumah hiburan terbesar menjadi arang dan kumpulan asap hitam. Besok paginya, semua warga menceritakan kejadian aneh itu. Sebab semua tempat hiburan para laki-laki sudah hangus terbakar dalam satu malam.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di sebuah ruangan, barang-barang antik bersusun rapi dan indah. Seorang laki-laki duduk di atas kursi sambil memeluk seorang wanita dengan pakaian yang sedikit terbuka.
Laki-laki itu berdiri, dia menendang seorang pelayan yang sedang berlutut di depannya. Tatapannya kini mengarah ke wajah seorang wanita muda yang berdiri di samping pelayan.
"Dasar anak tidak berguna!"
"Plakkkk!"
^^^BERSAMBUNG...^^^