Arjuna Gardana menghadiri acara reuni Pelita Bangsa Internasional School dengan keadaan hati yang hancur karena sang kekasih, Shakila menolak lamarannya, karena Shakila ingin mewujudkan cita-cita'nya sebagai seorang balerina terkenal dan meminta Arjuna menunggunya sampai mimpinya yang sudah di depan mata tercapai. Arjuna sangat patah hati karena ini adalah yang ketiga kali-nya Shakila menolak lamarannya.
Diacara itu Arjuna pun bertemu dengan Elsitha Putri yang ternyata juga sedang patah hati karena baru memergoki sang kekasih dengan wanita lain diacara reuni itu. Mereka pun menghabiskan malam dengan bermabuk-mabuk'an bersama dan berakhir di sebuah hotel.
Keesokan paginya, mereka pun sepakat untuk menganggap kalau malam itu hanyalah one night stand saja dan tidak perlu berhubungan lagi.
Tapi siapa sangka, ternyata Arjuna adalah bos di tempat Elsitha magang. Kesepakatan awal pun tidak berlaku dan mereka pun menjalin hubungan tanpa status yang lebih panas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Hampir Saja
🍁 Happy Reading 🍁
Setelah mengambil tissue yang menempel di bawa bibir Sitha, tiba-tiba saja mata Juna salah fokus ke bibir Sitha yang begitu menggoda dan seolah-olah memanggil bibirnya untuk segera me-mukbang bibir Sitha.
Sama dengan Juna, mata Sitha juga menjadi berpusat pada bibir Juna. Juna seperti sedang terhipnotis oleh aura bibir Sitha yang menggoda, tanpa sadar Juna memajukan wajah-nya untuk mendekati bibir itu. Otak Sitha yang masih dalam keadaan sadar pun memberi perintah pada tangan Sitha untuk mendorong tubuh Juna dan memberi perintah pada mulut Sitha untuk mengeluarkan sepatah dua kata untuk mengingatkan Juna tentang kesepakatan yang sudah mereka buat. Tapi nampaknya baik mulut dan tangan Sitha tidak bisa bekerja sama dengan baik dengan si otak, karena sekarang Sitha malah memejamkan matanya dan bibir-nya sedikit terbuka seolah sedang mempersiapkan tempat mendarat untuk bibir Juna di bibirnya.
Bibir Juna pun berhasil mendarat mulut di bibir Sitha. Juna pun mulai melu.mat bibir Sitha dengan lembut dan bibir Sitha yang tidak bekerjasama dengan otak Sitha malah membalas lu.matan-lu.matan lembut yang Juna berikan sambil melingkarkan kedua lengannya di leher Juna.
Perlahan, Juna pun menyandarkan punggung Sitha di sandaran sofa sambil bibir mereka yang masih bertautan.Ciuman yang awal-nya lembut, makin lama pun semakin panas, kasar dan penuh gairah. Decapan-decapan bibir serta suara lenguhan Sitha dan Juna pun saling bersahutan dengan musik karaoke yang masih berputar.
Tangan kiri Juna yang awal-nya memegang sofa juga sudah merambat dari pinggang Sitha lalu semakin naik naik dan naik hingga berhasil menggapai si kembar.
Merasakan tangan Juna yang sudah menggapai salah satu si kembar, disitulah Sitha tersadar dan refleks mendorong tubuh Juna hingga tautan bibir mereka terlepas.
Begitu tautan bibir mereka terlepas, Juna pun juga tersadar dari ke-khilafannya lalu menggeser duduknya menjauh dari Sitha. Begitu pun dengan Sitha, ia juga menggeser duduknya menjauh dari Juna.
Satu menit..
Dua menit..
Tiga menit..
Sitha dan Juna sama-sama diam.
Hingga di menit kelima, barulah Juna membuka suara-nya.
"Sorry, gue khilaf." ucap Juna.
"Iya, gak pa-pa. Gue juga khilaf bales ciuman loe." jawab Sitha.
Untuk beberapa detik mereka pun kembali terdiam. Tak bisa di pungkiri, mereka sangat canggung sekarang, bahkan lebih canggung setelah malam panas mereka setelah acara rauni.
"Udah malem, kayaknya kita harus pulang sekarang deh." ucap Sitha.
"Iya, gue setuju kita harus pulang sekarang." balas Juna.
Sitha pun mengambil tas-nya lalu berdiri dari duduknya.
"Gue ke toilet dulu. Loe tunggu aja gue nanti di mobil." ucap Sitha lalu cepat-cepat keluar dari dalam room.
"Shiiit! Goblok! Kenapa bisa sih gue hilang kendali tadi! Bener-bener udah gak beres nih otak gue!" Juna mengumpat dirinya sendiri sambil menjambak rambutnya.
Juna pun berdiri dari duduknya lalu keluar dari dalam room dan menunggu Sitha di mobil.
Sedangkan di toilet, ada Sitha yang sedang mencuci wajah-nya yang kepanasan karena malu, gugup, dan kesal. Ia kesal dengan dirinya sendiri yang malah terbawa arus ciuman panas tadi.
"Untung aja gue cepet sadar, kalau gak, bisa terulang lagi kejadian malam itu!" gerutu Sitha.
Setelah mendinginkan wajah-nya dan menenangkan detak jantungnya yang berdetak tidak normal, barulah Sitha keluar dari dalam toilet dan menyusul Juna yang sudah menunggu-nya di mobil.
🍁 🍁 🍁
Kini mobil yang Juna kendarai sudah memasuki area perumahan rumah Mama Ernita.
"Berhenti disini aja." ucap Sitha memecah keheningan di dalam mobil, karena sejak tadi baik Juna dan Sitha sama-sama tidak ada yang membuka suara.
"Ini udah larut malam, gue anter sampe depan rumah loe aja." tolak Juna.
"Gak usah repot-repot, gue bisa jalan sendiri kok." tolak Sitha.
"Yang bilang loe gak bisa jalan siapa? Gue juga tau kok loe bisa jalan! Kalau ini masih sore sih gak pa-pa loe jalan sendiri, tapi ini udah larut malam, gue takut loe kenapa-kenapa! Biar ini perumahan tempat tinggal loe, tapi yang namanya kejahatan kan ada dimana-mana kalau loe kenapa-napa, pasti orang yang pertama di cari polisi itu gue karena gue orang terakhir yang pergi sama loe. Jadi daripada gue repot berurusan sama polisi, jadi mending gue anter loe sampe depan rumah." balas Juna.
Sitha pun mengalah, lagi pula kaki-nya juga sudah sangat lelah jika harus diajak berjalan lagi. Sitha pun menunjukkan belokan kerumah-nya. Dan ternyata dari tempat Juna menurunkan Sitha waktu itu sampai ke rumah Mama Ernita masih lumayan jauh jika harus di tempuh dengan berjalan kaki.
"Itu, rumah yang cat-nya hijau pastel." ucap Sitha sembari menunjuk rumah Mama Ernita.
Juna pun memberhentikan mobil-nya tepat di depan rumah yang Sitha tunjuk.
"Makasih yah." ucap Sitha sembari melepas sabuk pengamannya.
"Tunggu.." cegah Juna saat Sitha hendak membuka pintu mobil.
"Apalagi?"
"Soal yang tadi, gue bener-bener minta maaf." ucap Juna.
"Emm.. its oke. Tapi gue harap mulai besok kita kembali ke kesepakatan kita, pura-pura gak kenal kalau di luar pekerjaan." jawab Sitha.
"Oke." balas Juna.
"Ya udah, gue keluar yah." Pamit Sitha dan dibalas dengan anggukkan kepala oleh Juna.
Sitha pun membuka pintu mobil dan keluar dari dalam mobil.
Setelah Sitha keluar dari mobilnya, Juna pun melajukan mobilnya berlalu dari depan rumah Mama Ernita. Setelah mobil Juna pergi, barulah Sitha masuk ke dalam rumah.
🍁 🍁 🍁
Bersambung...