EXCHANGE LOVERS

Velvet terus berpikir mengenai apa yang tadi dikatakan oleh dokter. Ia merasa tak makan atau minum sembarangan, apalagi dengan obat-obatan. Obat anti depresan yang ia miliki diresepkan oleh seorang dokter. Ia tak pernah berlebihan dalam menggunakannya, bahkan meskipun belakangan ini ia merasa gelisah terus menerus, ia jarang mengkonsumsinya dan memilih untuk menahan rasa sakit dan gelisah itu.

“Apa yang sedang kamu pikirkan?” tanya Cord.

“Tidak ada. Terima kasih sudah membawaku ke sini, aku akan mengganti semua uangmu. Berikan padaku nomor rekeningmu,” jawab Velvet.

Velvet tak ingin berhutang pada orang lain, apalagi ini pada Cord, pria yang bermasalah dengannya dulu, meski sebenarnya mereka berdua adalah korban.

“Tidak perlu. Kamu tidak perlu menggantinya. Aku yang membawamu ke sini, maka aku yang akan membayarnya,” kata Cord.

Apa dia tak mengingat malam panas kami? - batin Cord.

“Tidak bisa begitu. Aku sangat berterima kasih karena kamu telah membantuku. Aku tak ingin kamu juga menanggung biaya rumah sakit,” kata Velvet.

“Aku adalah atasanmu dan kamu bekerja di perusahaan milik keluargaku. Sudah seharusnya aku memperhatikan kesehatan seluruh pegawaiku,” kata Cord menjelaskan.

Deghhh

Atasanku? Apakah ia putra Tuan Alessandro? - batin Velvet.

“Baiklah kalau kamu memaksa, tapi sebaiknya sekarang kamu pulang. Aku tidak apa sendiri. Sudah bukan tugasmu untuk menjagaku. Terima kasih atas semuanya,” kata Velvet.

Cord menghela nafasnya pelan. Sepertinya memang Velvet tak mengenali dirinya sebagai pria-nya malam itu. Bahkan setelah mengetahui bahwa dirinya adalah putra dari pemegang Kerajaan bisnis Romano, Velvet seperti tak ingin berdekatan dengannya.

“Baiklah kalau begitu. Aku harap kamu bisa segera pulih dan kembali bekerja seperti biasa. Aku mengijinkanmu tidak bekerja sampai kamu benar-benar pulih. Jangan memaksakan diri,” kata Cord.

“Terima kasih, Tuan,” balas Velvet dengan posisi antara atasan dan bawahan.

“Aku permisi dulu,” ujar Cord. Sebelum benar-benar keluar, sekali lagi ia menoleh ke arah Velvet. Siapa tahu wanita itu berubah pikiran dan memintanya menemani, tapi sampai ia keluar tak ada satu kata pun terucap dari bibir Velvet.

**

“Allan! Kapan kamu mau fitting jas dan gaun pengantin bersama Lyora?!” tanya Mom Rosa dengan nda tinggi.

“Mom, aku sibuk. Aku rasa sebaiknya menunda pernikahan kami. Aku ingin fokus dulu mengejar karirku. Kalau sudah benar-benar mantap, maka aku akan langsung menikahi Lyora. Mau dikasih makan apa istriku nanti kalau pekerjaanku belum stabil,” kata Allan beralasan. Sebenarnya, ia tak mau menikah dengan Lyora, yang akan membuatnya terikat seumur hidup, mengerikan pasti!

“Tidak bisa! Mommy akan bicara dengan Tuan Alessandro kalau begitu. Dia adalah teman Daddy dan pasti akan memberikanmu izin sebentar untuk melakukan itu,” kata Mom Rosa lagi.

“Tuan Alessandro sudah tidak akan memimpin Perusahaan Romano lagi, Mom. Putranya lah yang akan menggantikan,” kata Allan.

“Itu juga tidak akan menjadi masalah, Al. Sepertinya kamu saja yang terus-menerus mencari alasan,” ungkap Mom Rosa.

Allan menghela nafasnya tidak suka.

“Kaau begitu, cona Mommy bicara saja dengan Lyora. Aku yakin dia juga akan setuju dengan rencana penundaan pernikahan ini,” kata Allan.

“Tidak mungkin!”

“Kalau tak percaya, hubungi saja calon menantu kesayangan Mommy itu,” Allan yang baru pulang dari perusahaan pun melangkah menuju kamar tidurnya. Hampir setiap hari ia akan mendapatkan banyak pertanyaan dari Mom Rosa saat ia baru saja melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah. Hal itu tentu saja membuat Allan menjadi jengah.

Mom Rosa pun menghubungi Lyora. Satu kali, dua kali, panggilan tersebut tidak diangkat. Hingga akhirnya pada panggilan ketiga, Lyora menjawabnya.

“Iya, Aunty,” kata Lyora.

“Panggil Mommy, kamu adalah calon menantu Mommy,” kata Mom Rosa.

Calon menantu? Sepertinya tidak lagi, Mom. Sekarang tujuanku adalah Cord, putra pemilik Perusahaan Romano, yang tak lain adalah mantan kekasihku. - batin Lyora.

“Iya, Mom,” dengan terpaksa Lyora menggunakan panggilan tersebut.

“Apakah kamu belum melakukan fitting gaun pengantin lagi?” tanya Mom Rosa.

“Ah maaf, Mom. Aku sibuk dan Allan juga sibuk. Apa tidak sebaiknya kita menunda pernikahan ini? Aku tidak ingin kelelahan menjelang pernikahan nanti,” kata Lyora.

“Sayang, kamu berhenti bekerja saja. Allan akan mencukupi semua kebutuhanmu,” kata Mom Rosa.

Memenuhi kebutuhanku? Tak mungkin! Cord lah yang mampu memenuhi kebutuhanku dan aku akan mendapatkan pria itu untuk menjadi suamiku. - batin Lyora lagi.

“Aku tidak mau, Mom. Gaji Allan masih teelalu kecil untuk memenuhi semua kebutuhanku.”

🌹🌹🌹