EXCHANGE LOVERS

EXCHANGE LOVERS

#1

Duarrr!!!

Sebuah petasan dinyalakan. Langit malam itu berwarna kemerahan akibat percikan api yang ditimbulkan oleh petasan tersebut. Suara riuh gemuruh pun mengikutinya.

Saat ini, di tengah lapangan utama Universitas X, diadakan acara terpenting tahun ini, yakni bertukar kekasih. Kegiatan ini memang selalu diadakan setahun sekali dan menjadi ajang yang paling ditunggu karena banyak pasangan yang ingin mencoba hal baru dan menghindari kebosanan dengan pasangan mereka yang sebenarnya.

“Halooo semuanya!!” Ketua panitia acara kali ini, Jett, menyambut kedatangan seluruh peserta acara bertukar kekasih kali ini.

Seluruh peserta bersorak menyambut suara Jett yang menandakan bahwa pertukaran akan terjadi sebentar lagi. Mereka sudah tak sabar, apalagi tahun ini akan ada hadiah luar biasa untuk pasangan terpilih. Namun, di antara seluruh peserta, ada yang tak terlalu senang. Ia merasa acara ini hanya sesuatu yang tidak berguna. Karena itu juga lah, tahun lalu ia tak mengikutinya. Hanya saja tahun ini ia terpaksa karena status hubungannya telah diketahui oleh para mahasiswa mahasiswi di Universitas tersebut.

“Vel, ayo bangkitlah! Semangat! Acara kali ini hadiahnya luar biasa, begitu-lah yang aku dengar,” kata Lyora dengan bersemangat.

“Acara ini tak ada gunanya. Aku bingung mengapa mereka tetap menyelenggarakan acara ini setiap tahun,” ujar Velvet.

Velvet Jovanka Kiev, usia 20 tahun, mahasiswi semester enam Universitas X, jurusan arsitektur. Lyora Annabelle, sahabat Velvet sejak pertama mereka kuliah di Universitas X, jurusan ekonomi. Mereka berkenalan saat acara perkenalan kampus, hingga akhirnya semakin lama semakin dekat.

“Acara pengundian akan segera dimulai! Setiap pasangan diharap berbaris dengan rapi dan akan mengambil undian satu persatu. Aturan masih sama seperti tahun lalu. Event ini akan diadakan selama 1 bulan atau 30 hari. Itu artinya, kalian tidak boleh mengganggu pasangan kalian dalam jangka waktu itu. Dannnn …. Secara khusus untuk tahun ini, ada hadiah besar menanti.”

Suara para peserta mulai kembali riuh karena ingin mengetahui hadiah apa yang akan mereka dapatkan. Mereka seakan tak sabar mendengarnya.

“Jett!! Cepat katakan!” teriak salah seorang peserta.

“Baiklah, baiklah! Aku tahu kalian sudah tidak sabar. Hadiah tahun ini dari kami panitia acara adalah liburan selama 1 minggu ke Hawaii,” kata Jett.

“Wuuuhuuuu!!!” Teriakan ramai serta tepuk tangan mulai membahana.

“Tak hanya itu, pihak universitas akan memberikan beasiswa penuh selama satu semester kepada pemenang yang kami pilih,” lanjut Jett.

Suara teriakan semakin membahana hingga para peserta semakin antusias.

“Dan hadiah terakhir yang pasti akan sangat dinanti oleh kalian semua. Aku yakin kalian akan bertepuk tangan dan berteriak jika mendengarnya. Kalian mau tahu?! Hadiah terakhir adalah nilai A untuk mata kuliah dosen killer di fakultas masing-masing!” lanjut Jett.

Dan benar saja, teriakan kali ini lebih keras dan lebih ramai dari teriakan saat hadiah-hadiah sebelumnya. Bagi mereka, nilai A dan bisa lulus dalam mata kuliah dosen killer adalah hadiah yang lebih berarti dari apapun.

“Kamu dengar itu, Vel? Nilai A! Bahkan kita bisa mendapatkan beasiswa dan juga liburan gratis ke Hawaii,” Lyora benar-benar merasa antusias dengan acara bertukar kekasih kali ini.

“Tenanglah, sayang. Ada atau tidaknya acara ini, tak akan pernah mengganggu hubungan kita. Aku hanya akan menyayangi dan mencintaimu. Hanya kamu-lah satu-satunya kekasihku, wanita yang akan selalu menggetarkan hatiku ini,” bisik Allan di telinga Velvet.

Velvet menatap Allan lalu tersenyum. Kekasihnya itu selalu bisa menenangkan hatinya. Hubungan mereka sudah berjalan hanpir dua tahun dan selama itu pula Allan selalu ada di sampingnya dan memberikannya perhatian.

“Ayo kita berbaris!” Lyora menyambar lengan Cord, kekasihnya yang baru menjalin hubungan selama 6 bulan dengannya.

Seluruh peserta kini sudah berbaris rapi. Secara bergantian mereka mengambil undian, yang diletakkan dalam sebuah kotak berwarna hitam dengan lubang di bagian atas. Suara tawa mengiringi pengambilan undian itu karena tak menyangka dengan apa yang mereka dapatkan.

Langkah Velvet terasa begitu berat saat mendekati kotak undian. Tangannya pun enggan masuk ke dalam kotak untuk mengambil undian.

“Vel, ayo cepat ambil!” ujar Jett yang adalah sahabat Allan,” atau mau kuambilkan?”

Allan mencebik kesal karena Jett selalu saja menggoda kekasihnya. Akhirnya, Allan-lah yang mengambil undian tersebut. Lyora langsung merebut kertas itu dari tangan Allan dan membuka kertas undian tersebut. Saat melihat apa yang tertulis di sana, Lyora langsung menghampiri Velvet.

“Vel, lihatlah undian yang diambil oleh Allan adalah namaku dan Cord. Itu artinya aku dan kamu akan saling bertukar kekasih,” kata Lyora dengan mata berbinar dan senyum di wajahnya.

Velvet yang sejak tadi hanya menunduk, kini mendongakkan wajahnya dan melihat ke arah Lyora.

“Aku bertukar denganmu?” tanya Velvet.

“Ya, kita bertukar. Aku dengan Allan dan kamu dengan Cord,” jawab Lyora.

Seketika Velvet menghela nafas lega. Sedari tadi ia seperti tak bisa bernafas, apalagi kalau sampai Gabby yang bertukar dengannya, bisa-bisa ia akan membuat keributan di acara itu. Namun kini, ia bisa tersenyum. Setidaknya ia bertukar dengan sahabatnya sendiri. Ia tak perlu takut akan kemungkinan buruk yang timbul. Ia sangat percaya pada Lyora dan juga Allan, apalagi Lyora memiliki Cord.

“Benarkah aku bertukar denganmu?” tanya Velvet sekali lagi. Ia takut jika tadi ia salah mendengar apa yang diucapkan oleh Lyora.

“Kamu tidak salah dengar, Vel. Aku bertukar denganmu.”

“Ah leganya hatiku, terima kasih,” Velvet langsung memeluk Lyora dengan senang. Kalau saja Leslie ada di sini, ia juga akan memeluk sahabatnya yang satu lagi. Sayangnya Leslie belum memiliki kekasih, jadi ia tidak mengikuti pembukaan acara bertukar kekasih tahun ini.

**

Keesokan paginya, seperti biasa Velvet akan menunggu Allan menjemputnya. Sudah menjadi kebiasaan bagi Allan untuk menjemput Velvet dan mengantarnya ke kampus. Velvet melihat ke arah jam di pergelangan tangannya berkali-kali.

Sudah lewat 30 menit dari waktu biasa Allan menjemputnya. Ia pun segera mengambil ponsel dari dalam tas ranselnya dan menghubungi kekasihnya itu.

Satu kali, dua kali berbunyi, tapi tidak ada jawaban sama sekali dari Allan.

“Ke mana dia pergi? Mengapa tidak menjawab panggilanku?” gumam Velvet.

Tak berapa lama, sebuah motor berhenti di depan pintu rumahnya. Velvet menautkan kedua alisnya karena tidak biasanya ada motor yang datang.

Apa ada paket untukku? Tapi aku tidak memesan apa-apa. - batin Velvet.

Pengendara motor tersebut membuka helm-nya dan menampakkan sosok Cord. Tatapannya yang datar dan dingin membuat Velvet menatapnya tak suka.

“Cepat naik! Aku akan mengantarmu,” ujar Cord.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

k

2024-09-17

0

Fajar Ayu Kurniawati

Fajar Ayu Kurniawati

.

2024-09-10

0

Ira

Ira

m

2024-08-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!