Lensi Deva Gumilang. Seorang anak kandung yang tersisih. Anak pengusaha ternama, namun lebih bahagia hidup di dunia hitam. Siapa sangka pergaulannya di dunia itu, menjadikan dirinya dijuluki sebagai Dewi judi.
Lensi seorang gadis lulusan design. Menjadi seorang model busana muslim. Prkerjaan sampingan yang tidak seorangpun tahu, kecuali sahabat setianya. Perjodohan bisnis yang dilakukan ayahnya membuat dirinya kabur dari rumah, dan mengikuti perjudian kelas kakap. Lensi memenangkan hasil perjudian 300 milyar dan dikejar oleh bandar judi. Hingga dirinya masuk kedalam kawasan terlarang dari dunianya, dan bertemu seseorang yang mampu menggetarkan hatinya.
Akankah Lensi selamat? apakah Lensi mampu menundukkan hati pria pujaannya?
Yuk kepoin kisahnya🙈🙈🙈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neti Jalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Sempurna
"Selamat datang tuan," seorang pelayan WO menyambut kedatangan Alex dan Lensi di depan pintu dengan ramah.
Lensi hanya membalas dengan senyuman kecil.
"Silahkan tuan langsung naik keatas. Bu Kinan sudah menunggu anda di ruang ganti,"
"Baiklah." Jawab Alex.
Alex dan Lensi langsung naik keatas. Merekapun disambut hangat oleh Kinan sang pemilik dari usaha WO tersebut.
"Apa baju yang kamu tunjukkan padaku tempo hari sudah selesai?" tanya Alex.
"Sudah tuan. Silahkan lihat di sebelah sini," ujar Kinan.
Merekapun diarahkan Kinan pada sebuah ruangan yang menyimpan puluhan koleksi baju pengantin.
"Aku ingin melihat dia mencobanya," ujar Alex.
"Kalau begitu silahkan tuan tunggu di luar dulu," ujar Kinan.
Alex kemudian keluar ruangan. Dia penasaran dengan hasilnya. Baju pengantin pilihannya sendiri. Setelah menunggu hampir 20 menit, Lensipun keluar dengan gaun pengantin yang indah dan tampak mahal. Alex sampai tidak berkedip, saat melihat kecantikan yang Lensi tawarkan saat mengenakan baju pengantin itu.
"Bagaimana tuan?" tanya Kinan.
"Sempurna." Jawab Alex tanpa mengalihkan pandangannya pada Lensi.
Kinan tersenyum simpul, saat langganannya itu tampak terpesona oleh kecantikkan calon istrinya itu.
"Ehemmm...." Kinan berdehem cukup keras
"Eh? bagus kok, bajunya sangat bagus. Apa kamu suka?" Alex manjawab kaku.
"Suka." Jawab Lensi singkat.
"Ya sudah kita pakai yang ini saja. Terus kita tinggal cari untuk pas acara ijab qobulnya saja,"
"Cari yang sederhana saja," ucap Lensi.
"Kalau begitu kamu pilih sendiri sesuai seleramu," ujar Alex.
Lensi kemudian memilih sebuah baju kebaya sederhana berwarna putih. Sejujurnya bukan karena dia menyukai baju itu. Tapi dia sebenarnya cukup tidak enak hati pada Alex. Walau bagaimanapun Alex sama sekali tidak bersalah dalam aksi balas dendamnya, tapi dia terpaksa harus melibatkan pria itu toh dia sudah tahu saat dia kabur nanti Vega akan menggantikan dirinya.
Setelah selesai fitting baju pengantin, merekapun pergi untuk mencetak undangan. Namun Lensi menolak, saat Alex ingin mengajaknya melakukan foto prewedding.
"Kenapa?" tanya Alex heran.
"Tidak apa-apa. Jangan terlalu berlebihan. Sejujurnya kalau bukan mengingat kamu seorang pengusaha besar, jujur saja aku lebih suka acara sederhana dan tidak banyak ***** bengeknya. Aku lebih suka hanya acara makan-makan biasa setelah acara ijab qobul berlangsung." Jawab Lensi.
"Gadis ini memang unik.Tidak masalah, aku harus menghormati kemauannya," batin Alex.
"Maafkan aku Alex. Aku hanya tidak ingin kamu bertambah rugi banyak. Kamu pria yang baik, seharusnya aku tidak boleh menyakitimu seperti ini. Tapi apa boleh buat, rencana besarku memang harus menelan korban dulu," batin Lensi..
"Ya sudah. Ini juga sudah sore, kalau begitu kita pulang saja. Kamu pasti lelah kan?"
"Emm." Lensi mengangguk.
Alexpun mengantar Lensi pulang. Lensi tampak tertidur di mobil. Bahkan sampai mereka tiba dirimahpun, Lensi masih tampak terpejam dengan damai.
Alex berencana melepaskan sabuk pengaman Lensi, namun naas entah kenapa sabuk pengaman itu malah macet. Hingga membuat jarak wajah Alex dan Lensi menjadi begitu dekat.
"Cantik sekali dia," batin Alex.
Deg
Deg
Deg
Jantung Alex berdegup dengan kencang, saat melihat kecantikkan Lensi dari dekat. Terutama bibir Lensi yang tipis dan berwarna merah alami.
"Hufffttt sabar Lex. Saat kamu sudah menikah dengannya, kamu bisa menikmati sepuasnya apa yang ada didalam dirinya. Sekarang mending kamu bersikap Cold, dan jangan merubah pandangannya terhadapmu menjadi pria mesum," batin Alex.
"Lensi. Bangunlah! kita sudah sampai," ujar Alex.
"Sebentar lagi Bik. Echi masih ngantuk ini. Bibik tolong buatin aku coklat panas ya?"
Mata Alex melotot. Sesaat kemudian dia terkekeh, dia barus sadar kalau Lensi tengah mengigau.
Blammm
Lensi membuka matanya seketika saat mendengar tawa Alex. Lensi langsung duduk tegak, dan kembali memasang wajah datar hingga membuat tawa Alex jadi mereda.
"Maaf. Apa coklat panasnya jadi mau dibikin?" tanya Alex yang menahan tawanya agar tidak meledak lagi.
Tanpa menjawab ucapan Alex, Lensi turun dari mobil.
Tok
Tok
Tok
Lensi mengetuk pintu mobil, dan sesaat kemudian kaca mobilpun turun.
"Terima kasih untuk semuanya," ujar Lensi.
"Sama-Sama." Jawab Alex.
Lensi langsung berbalik badan dan masuk kerumahnya tanpa menawari Alex masuk terlebuh dahulu.
Tring
Tring
Tring
"Ya bro?" tanya Alex.
"Assalammualaikum. Gimana acara fitting baju pengantinmu?" tanya Ibrahim.
"Wa'alaikum salam. Lancar. Kamu bagaimana?" tanya Alex.
"Alhamdulillah. Kalau tidak ada halangan, insya allah kami akan melangsungkan pernikahan dua bulan lagi,"
"Kalau begitu aku duluan dong. Kami bulan depan nikahnya," ujar Alex.
"Bulan depan? tanggal berapa? kalau bisa ente jangan nikah dipertengahan bulan. Ane ada pekerjaan sedikit di pertengahan bulan itu,"
"Waduh...tanggal pernikahan sudah ditetapkan jadi 15 oktober." Jawab Alex.
"Aduh...ane benar-benar nggak bisa hadir bro.Ditanggal itu ane harus kembali bertolak ke Makah," ujar Ibrahim.
"Kamu ngapain kesana? umroh?" tanya Alex
"Iya." Jawab Ibrahim.
"Nggak apa. Aku titip do'a disana ya? minta dilancarkan semua urusanku," ujar Alex.
"Amiin. Insya Allah bro," ujar Ibrahim.
"Aku tutup telponnya, lagi dijalan nih. Baru abis nganter calon bini," ujar Alex sembari terkekeh.
"Ane doain moga samawa bro," ujar Ibrahim.
"Amiin." Jawab Alex.
Percakapan itu terputus setelah bicara panjang lebar.
"Ah...emang pekerjaan penghilang suntuk terbaik adalah dengan main judi. Hampir seharian bersama cowok lurus, bikin aku jadi stres saja," ujar Lensi sembari meraih ikat rambut dan menggelung rambutnya menjadi satu bagian.
Lensi kemudian Online kembali. Kehadirannya dikancah perjudian ternyata sudah ditunggu-tunggu banyak pihak. Tidak hanya Derryl dan anggotanya, ternyata bos mafia yang mempunyai hoby yang samapun juga memperhatikan sepak terjang Lensi.
Dan seperti biasanya. Lensi lagi-lagi memenangkan puluhan juta rupiah disore itu. Setelah merasa bosan bermain, Lensi memutuskan untuk tidur.
Tring
Tring
Tring
"Hemm?" Lensi menerima panggilan itu dengan mata terpejam.
"Dew. Kapan kita ngumpul lagi? kami sudah nyiapin amunisi banyak ini," tanya Riko
"Males ah. Ujungnya kalah muluk," ucap Lensi.
"Sombong loe Dew. Ayo ngumpul ntar malam Yuk?"
"Nggak bisa Rik. Tanggal 15 bulan depan acara nikahn gue. Gue kudu jadi anak baek-baek bentaran doang. Biar rencana gue berjalan lancar," ucap Lensi.
"Loe jadi mau bayar kita-kira?" tanya Riko.
"Jadi dong. Pokoknya di sehari sebelun acara kalian akan kuberitahu rencananya apa." Jawab Lensi.
"Oke.Ya udah ntar aku kasih tahu pak Karman, Mawan dan Okta deh," ucap Riko.
"Jangan sering ngajak Okta keluar, dia sedang bantuin emaknya jualan gorengan," ujar Lensi.
"Ya gue tahu." Jawab Riko.
Setelah panggilan terputus, Lensi kembali melanjutkan tidurnya yang terganggu.
males ah klu rebut rebut