⛔BOCIL MENYINGKIR!!
Ameera Khansa adalah gadis yatim piatu yang menjadi tulang punggung untuk dua adiknya. Suatu malam ia dijebak sehingga ternodai oleh seorang CEO muda sebuah perusahaan terkemuka, Ghazi Finn Cullen.
Ameera menuntut tanggung jawab atas harta berharga yang sangat dijaganya selama ini, tetapi lelaki itu malah melemparkan uang sebagai harga keperawanannya. Finn juga menudingnya sebagai perempuan murahan yang rela menjual diri demi materi. Ia tidak tahu bagaimana kerasnya Ameera bekerja halal, meski butuh banyak uang untuk menutupi hutang, dan biaya berobat sang adik.
___
Ghazi Finn Cullen, seorang pria kaya raya penikmat kebebasan dan membenci keterikatan, terutama hubungan pernikahan. Ia butuh kekasih tetapi tidak merasa tidak butuh istri. Namun suatu hari, tindakan Ameera membuatnya terpaksa menikahi perempuan itu.
Bagaimanakah kehidupan pernikahan mereka?
FB/IG : Myoonaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Cinta Mengalahkan Akal
Keributan itu menarik Finn sadar dari alam mimpi panjang. Ia terbangun dalam keadaan bingung. Dimana Laura dan orang tua histeris minta anaknya di nikahi saat itu juga.
Semalaman Finn disidang keluarga Laura. Diseret seperti terdakwa pembunuhan. Tidak hanya ancaman untuk keluarga dan istrinya, keluarga Laura akan membuat perhitungan fatal jika putri mereka tak dinikahi.
Finn tak mau Ameera syok akan kejadian ini, pun menikahi siri Laura pagi tadi, di depan bapak perempuan itu yang terkena serangan jantung.
Berada di wilayah orang, dan nyaris dimassa, Finn dengan sangat terpaksa melakukan ijab kabul kedua dengan wanita lain.
\*\*\*
"Jangan katakan apapun, Al. Kamu cukup diam."
"Ya, Pak," sahut Aldi patuh.
Finn sendiri yang akan mengakui semua di depan Ameera juga keluarganya.
Kesalahannya bukan hanya satu, telah lalai menjaga diri, menikahi Laura, lalu tadi menghajar Jonas hingga nyaris sekarat andai tak ada orang yang melerai.
Jika hati Finn mati, ia juga mungkin akan menghabisi Laura di kamar hotel tadi. Perempuan yang sudah tanpa malu menjebaknya demi kepentingan pribadi, juga berani-beraninya mencuri kontak Ameera dan meneror istrinya itu.
Agh, bagaimana keadaan Ameera sekarang?
Apa pikirannya tentangku setelah tau ini?
Baru memikirkan istri yang belum siap ia angkat panggilannya sejak tadi, sekarang tampak nomor opa yang menghubungi.
'Apa Ameera cerita ke Opa foto yang dikirim Laura itu?' curiganya dalam hati.
Finn membiarkan hingga layar ponsel menggelap. Panggilan opa tak lama berganti dengan maminya.
Finn berdecak sebal. Apa mereka sebegitu dibuat heboh hanya karena foto itu, dan tak mendengar dulu penjelasannya?
Ia kecewa Ameera kekanak-kanakan menanggapi masalah ini.
"Pak, Opa Eddie telepon." Aldi mengambil ponselnya di dashboard dengan tangan kiri, perlihatkan pada si bos di belakang.
"Angkat saja. Bilang aku sibuk!"
Memelankan kendaraan menuju hotel lain karena si bos menghindari Laura, Aldi menyahut salam Opa.
Suara Aldi terdengar terkejut membuat Finn memasang telinga, asisten yang pengertian itu menyalakan loud speaker.
"Pekerjaan Finn kamu handle dulu, paksa dia ke sini lihat keadaan istrinya."
"Ameera kenapa Opa?!" Finn dengan cepat merebut ponsel Aldi.
"Kamu ini dihubungi kok susah sekali! Ameera sakit perut! Tadi dia hampir jatuh kalau bukan Hasnah dulu yang jadi korbannya. Ada penyusup sepertinya di rumah kita mau melukai cucuku! Kamu tau akibatnya? Hasna gegar otak di rumah sakit!"
Ada orang mau membahayakan Ameera?!
Mata Finn sontak memerah, urat rahangnya berdenyut kaku.
"Masa di depan pintu dapur ada yang menebar minyak. Itu jalan yang akan dilewati Ameera. Opa sudah-"
Kalimat Eddie terhenti mendengar Finn menyumpahi manusia laknat yang berani bermain-main dengan nyawa istrinya.
"Ameera mana sekarang Opa? Dia baik-baik saja?" tanyanya panik.
"Ada. Kalau kontraksi terus kami antar ke klinik Vany."
Finn cepat kembalikan ponsel pada Aldi, menyuruhnya mengundurkan pertemuan besok karena ia akan langsung pulang.
\*\*\*
Ameera terkejut saat seorang berpakaian putih menemuinya usai pulang periksa. Mang Darman yang biasa mengantarkannya juga heran karena merasa tak kenal perempuan itu.
"Maaf, Bu. Saya Asti, ditugaskan Opa Eddie untuk membantu Bu Ameera."
"Membantu apa ya?"
"Bantu jaga kamu, cucuku." Bersamaan itu Eddie datang dengan mobil listrik, karena jarak dari kamarnya jauh ke pintu sisi rumah ini.
"Asti ini pernah jadi suster opa, Amee, sekarang biar dia gantian jaga kamu juga bayimu nanti."
"Ya ampun, makasih perhatiannya Opa. Padahal masih bulan depan lahirannya."
"Tak apa. Biar Asti jaga kamu dari sekarang. Kalau kalian akrab kaku jadi punya temam di rumah ini."
Eddie juga tanya hasil periksanya. Bersyukur tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Denyut jantung bayi normal, Ameera hanya diminta tak terlalu tegang.
"Hati-hati jalannya, Asti kamu harus awasi jalan di depan cucuku. Apakah ada yang licin atau tidak," titah Opa sungguh cemas.
Asti langsung gesit melakukan seperti yang diminta. Setelah memastikan aman, perempuan muda itu baru menyilahkan Ameera kembali jalan.
Eddie harap perawat yang pernah sangat ia percaya ini bisa menjaga Ameera dari niat buruk orang di sekitar.
\*\*\*
Jam tiga sore Finn datang dengan tergesa-gesa, leher dan wajahnya kaku, tak sekalipun melirik para pekerja yang berpapasan dan menganggukkan kepala padanya.
Langkahnya diikuti tiga orang berbadan tegap, yang langsung mengumpulkan para pelayan rumah.
Finn membiarkan mereka melakukan tugas, ia tak mau menambah lecet tangan akibat meninju Jonas dan ponsel Laura. Ia hanya mau fokus melihat keadaan sang istri.
Pintu terbuka lebar, Ameera yang tengah ngobrol dengan Asti terkejut.
Perawat itu langsung undur diri dengan gerak cepat.
"Mas?"
Tak menyahut Finn gegas mendekati dan merengkuhnya erat.
Melihat Ameera baik-baik saja ia lega, tapi tak mengurangi rasa bersalah yang menghimpit hatinya.
Ia mengecup kening, pipi dan hidung Ameera sebelum kembali memeluk tubuh bulat itu.
"Maafkan aku, Ameera. Maaf."
Ameera mengusap punggungnya. Ini mungkin maaf untuk foto itu.
"Selama Mas kembali, dan nggak berniqt menyakiti saya, insya Allah saya maafkan." Mendengar itu Finn kian memeluknya kuat. Titik basah dari sudut matanya mengalir.
*Apa reaksi Ameera akan sama jika tahu ia sudah menikahi Laura*?
Tak lagi bisa Finn pungkiri. Ia takut kehilangan seseorang dalam pelukannya ini sekarang.
\*\*\*
Di salah satu ruang rawat rumah sakit Husada, Laura menjenguk Jonas yang babak belur. Wajah tampannya membesar seperti muka Teletubbies. Mata biru, dan hidung retak.
"Demi lu gue harus operasi hidung," candanya saat Laura minta maaf.
"Sorry, gue enggak nyangka Finn sampai ngamuk kayak banteng. Hape gue hancur sampai gak ada yang bisa diambil."
Jonas mau tertawa tapi jadi meringis. "Lu sendiri yang ngebet dinikahin dia. Udah gue bilang pelayan restoran lebih cocok buat manusia kaku kek gitu."
Laura menyibak rambut sebahunya ke samping. "Gue belum puas, Jo. Pelayan itu hamil anak dia, kan?"
"Jangan bilang lu mau perkosa dia biar bunting."
"Finn lihat gue aja kayak setan. Marahnya ngeri. Tapi gue nggak bakal hilang akal tau gak."
Jonas merasa perempuan di depannya ini memang sangat pandai bermain peran. "Rencana lu?" tanyanya.
Laura mendekat ke telinga, membisikkan sesuatu panjang sampai Jonas tampak terkejut.
Keduanya saling bertatapan dengan mata Laura yang menyipit, lalu tersenyum salah tingkah.
"Lu cewek gila yang menggairahkan, Lau. Sayang gue lagi bonyok."
Perempuan itu tak menampakkan rasa tersinggung, ia malah tertawa lepas tanpa suara.
Cinta pada Finn sanggup mengalahkan akal sehat Laura.
...Udah dua bab hari ini ya. makasih dukungan teman-teman 🙏...
...Bantu kasih tau kalau ada typo yaa...
Skrang Lu sdar arti seorang Istri kan ?
Begitu jg Ameera, kapoookk
Untung aja saluran nafas lu masih Allah biarkan terpasang 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
Lu bakalan ❤️ sm Ameera