Hai gusy, harap maklum ya novel ini masih banyak typo, karena masih dalam tahap revisi, revisi lambat!
Seorang guru beladiri perempuan termuda yang masih berumur 19 tahun di kota X terpaksa dieksekusi hukum mati, karena dituduh sudah menjual informasi tentang perguruan mereka, dia adalah guru beladiri termuda sepanjang sejarah perguruan mereka, siapa sangka setelah dihukum mati perempuan itu memiliki kesempatan kedua untuk hidup, sayangnya dia bertransmigrai ke dalam tubuh seorang gadis SMA yang cupu dan kerap sekali dibully.
Saat sudah berada di dalam tubuh gadis cupu itu, gadis itu di hadapan dengan dua masalah di dua tempat yang berbeda.
Bersamaan dengan itu Laura bertemu dengan seorang guru muda yang mungkin bisa membantu dirinya keluar dari beberapa masalahnya.
Penasaran dengan kisah Laura? kuy kepoin hanya di Noveltoon!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilmara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Buku diary
Bismillahirohmanirohim.
Waktu menang akhir-akhir ini terasa bejalan begitu cepat, perasaan kita baru saja tidur 1 jam ternyata pagi sudah menyapa saja.
Bahkan Laura sudah hampir 6 bulan mendetap di dalam tubuh Liana, Laura merasa dirinya dan Liana seperti ada sebuah ikatan, tapi Laura sendiri tak tahu apa itu.
Laura baru saja selesai membersihkan diri, biasanya sebelum keluar kamar Laura, akan membaca 1 lembar diary Liana lebih dulu.
Pagi ini pun Laura melakukanseperti pagi-pagi biasanya. Dia akan membuka diary berwarna biru yang berukuran buku pada umumnya, hanya saja diary tersebut sedikit tebal.
Bahkan Laura saja belum selesai juga sampai hari ini membaca diary milik Liana. Laura duduk di kursi belajar milik Liana. Sudah hampir 6 bulan ini Laura menempati kursi tersebut.
Perlahan Laura membuka satu demi satu lembar kertas yang kini berada di hadapannya, sampai tangan Liana berhenti dibagian yang sudah lawar tandai lebih dulu.
...*Aku pernah bermimpi, mimip yang sangat aneh. Aku awalnya mengira mimip yang datang dalam tidurku hanya mimpi belaka....
...Mengingat banyak orang mengatakan jika mimip hanyalah sebuah bunga tidur....
...Tapi keesokan harinya aku kembali bermimip. Mimpi yang sama seperti sebelumnya....
...Lalu lagi-lagi aku menanggap mimpi itu hal biasa. Sampai aku baru sadar saat 5 hari berturut-urut aku memimpikan hal yang sama....
...Mimpi yang begitu aneh, aku bertemu seorang yang mengaku dia ayahku, bukankah aku sudah memilik papa di rumah? Entalah aku menjadi sangat bingung kala itu. orang yang mengaku sebagai ayahku itu, mengatakan sesuatu. Hal yang sama sekali tidak bisa aku cerna. Hari ini pun aku belum menemukan jawabannya....
..."Kamu adalah dua orang yang sama,...
...tapi kalian berada di tempat berbeda, jika suatu saat nyawa kalian berdua dalam bahaya, kamu memilih tetap berada di dalam tubuhmu ini atau pergi?...
...Jika kamu tetap di dalam tubuhmu, maka kamu akan merasakan sakit yang lebih dari ini putriku."...
...Begitulah kata orang yang menemuiku di dalam mimpi. Aku akhirnya memutuskan untuk pergi, aku tidak tahu apakah keputusan yangku ambil benar atau salah....
...Setelah itu mimip aneh tersebut tidak pernah lagi mendatangiku, yang aku dapat setiap malam hanyalah mimpi-mimpi indah. Rasanya aku tak ingin kembali bangun, aku hanya ingin terus berada di dalam mimpiku....
...Mengingat banyak orang yang tidak menyukai kehadiran diriku. Terutama kakakku Vano. Aku hanya ingin merasakan kasih sayang dari seorang kakak itu saja. Apakah aku salah? Tapi kak Vano selalu menujukan sikap dingin padaku....
...Setiap malam aku hanya bisa menangis di dalam kamarku dan berharap aku segera tertidur, lalu kembali bermimpi indah....
...Dan aku tak akan pernah bangun lagi....
...Liana****🐣...
Tak terasa air mata Laura menetes begitu saja dari kedua pelupuk mata Liana. Tak tahu kenapa Laura merasakan sakit hatinya setelah selesai membaca diary Liana.
Laura saja tak menyadari jika air matanya itu terjatuh membasahi lembaran diary Liana, tepat pada lembar yang baru saja selesai dia baca.
"Gue janji Liana, gue bakal mewujudkan semua impian lo yang belum tercapai, sampai kapanpun tubuh ini tetap akan ada Liana di dalamnya, bukan hanya Laura saja. Gue janji Liana."
"Gue juga janji, gue bakal buat Vano sayang sama lo, gue bakal buat Vano jadi seorang kakak yang selalu ngelidungi lo Li. Tapi maaf gue juga suka jahil si Vano. Abisnya dia ngeselin sih."
Setelah puasa berkata dengan dirinya sendiri Laura segera menyimpan buku diary Liana kembali, barulah Laura keluar kamar.
"Pagi semua, pagi Ma, Pa, kak Vano." ucap Laura tak lupa senyum manis dia sugguhkan pada mereka semua..
"Pagi." jawab Wati dan Banu, tidak dengan Vano, dia mentapa Laura horor.
"Kesambet apa lo pagi-pagi begini?" Vano sampai cengoh sendiri, Liana menyapanya.
"Hus, Vano nggak baik kayak gitu, orang disapa sama adik kamu ya jawab." tegur Wati.
"Iya, Ma, habisnya heran aja, nggak bisanya Liana ramah sama Vano. Salah makan kayaknya dia."
Mendengar perkataan Vano, Laura hanya menghela napas pelan. Dia sadar selalu mengibarkan bender perang pada kakaknya.
Tak perlu waktu lama mereka sudah berada di sekolah setelah drama pagi dimulai, di kediaman keluarga pak Banu.
Vano dan Laulia (Laura, Liana) benar-benar serius belajar. Tapi lebih serisu Vano, karena dia harus bisa menjadi lulusan terbaik tahun ini, sedangkan Laura semua pelajaran ini sudah biasa baginya. Di dalam kepalanya sudah tercatat semua..
"Li, boleh kagak sih gue main ke perguruan Kalam kilat? Anggep gue jenguk lo gitu disono, sekalian cuci mata dulu."
"Terserah lo aja Ra, tapi inget datangnya pas hari libur biar ada waktu."
"Oke."
Asyik berbincang akhirnya bel sekolah pun tiba, waktunya semua siswa-siswi sekolah Marga Jaya pulang ke rumah mereka masing-masing, kecuali yang mengikuti les ataupun ekskul.
"Liana lo dianter pak Glen ke perguruan kalam kilatnya, gue ada les." setelah Vano langsung pergi.
"Apa-apaan si Vano. Kenapa nggak ngomong dari tadi pagi sih." Laura mendengus sebal.
Dia tidak sadar jika Glen sudah ada disebelahnya. "Ayo naik." Laura sampai membesarkan kedua bola matanya kala sadar Glen sudah ada di hadapannya.
"Pa-k Gl-en se-jak ka-pa-n pa-k Gl-en di sini." Laura sampai terbata-bata dibuatnya.
"Sejak Vano pergi, udah ayo naik." tak ada pilihan lain bagi Laura, dia harus segera tiba di perguruan Kalam kilat.
Apalagi sekarang dia ketua dari kelompoknya. Sampai di perguruan Kalam kilat Laura langsung turun dari motor Glen. Dia juga langsung pergi ke tempat latihan mereka.
Guru Han membuat peraturan untuk para murid didiknya harus disiplin dan tidak boleh ada yang terlambat walaupun hanya 1 menit saja.
"Seperti yang saya katakan pada kalian kemarin, hari ini kita akan melihat kalian semua berada dilevel berapa. Aku akan memberi tahu kalian sekarang hanya yang berada dilevel 10 bisa menjadi peserta lomba yang diadakan oleh perguruan."
"Jika leve kalian masih dibawa 10 kalian tidak bisa ikut serta dalam lomba, namun jika level kalian saat ini berada dilevel 8 atau 9, kalian semua masih memiliki waktu untuk meningkat sampai kelevel 10. Tapi kalian yang berada dibawa level 8 susah untuk segera mencapai level 10. Apa kalian semua paham. Tentang peraturan leve?"
"Paham guru Han."
"Ikut saya, kita akan ke ruangan pengukur level."
Semuanya mengikuti guru Han. Kini mereka sudah berada disebuah ruangan yang didesain sangat unik berbeda dari ruangan yang lainnya.
"Siapa yang mau maju pertama?"
ini akun baru ku jd ulang lg level. yg dulu udah level 10