Mikayla Zaneta bertemu lagi dengan Nicholas Jayandru, mantan pacarnya waktu SMA yang sudah menenggut kehormatannya.
Tapi laki laki itu sudah bertunangan, dan sebentar lagi akan menikah
Mikayla membencinya. Semudah itu Nicholas mendapatkan pasangan, sedangkan Mikayla sudah insecure. Ngga mungkin ada laki laki yang mau menerimanya yang sudah tidak virgin lagi.
Semoga suka🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbuka jelas
Nicholas melirik rombongan pegawainya di kejauhan. Saat ini dia dan Rido sedang menunggu di dekat pintu lift, setelah kembali dari makan siang bersama kliennya.
"Mereka dari mana?" Matanya berusaha memindai keberadaan Mikayla di dalam rombongan itu.
"Dari kantin perusahaan, tuan muda. Di lantai ini, di samping loromg itu, perusahaan menyediakan kantin buat karyawan."
"Ooh....." Dia baru tau.
"Tidak tuan muda. Perusahaan memberdayakan umkm di lingkungan sekitar perusahaan. Harga makanannya pun tidak semahal di kafe, tapi rasanya enak," jelas Rido.
"Apakah gaji mereka kurang?" Tatap mata Nicholas masih tertuju pada rombongan pegawainya.
"Tidak tuan, mungkin mereka ingin lebih berhemat. Tapi banyak juga yang makan di luar perusahaan."
Nicholas manggut manggut.
Si Mika ngga mungkin, kan, makan di kantin? Sekelumit senyum hadir di bibirnya
TING!
Pintu lift terbuka.
"Silakan tuan muda."
Saat pintu lift akan menutup, ponselnya bergetar. Maminya yang menelpon.
Sementara itu di dalam rombongan para staf, terdapat Alea dan teman temannya.
"Pak Bos, tampan banget. Padahal dilihat dari jarak jauh," bisik Rumi dengan wajah sumringah.
"Lagi nelpon aja keren banget," puji Nala juga berbisik.
"Iya, memang pak bos keren abis," respon Alea menanggapi.
Mikayla mencoba melihat, tapi ketiga temannya benar benar menutupi pandangannya. Belum lagi staf staf yang lain.
Adakah siapa yang bisa ngasih tau aku nama panjangnya?
Mikayla ngga mungkin lupa nama panjang mantannya. Walaupun delapan tahun sudah berlalu.
"Beruntung banget calon istrinya pak bos, ya. Dengar dengar, dia desainer yang terkenal di luar negeri. Awalnya karirnya jadi model," cerita Alea.
Dia paling gercep nyari info pak bos.
"Katanya anak relasi bisnis papanya pak bos juga. Setaralah, sama sama kaya, sama sama sukses. Kita ini apa? Hanya bisa mengagumi saja," tukas Rumi kemudian menghela nafas panjang. Sadar diri
"Kalo mengagumi ngga apa apa, 'kali, Rumi," bela Alea membesarkan hati temannya.
"Iya.... Biar ngga setres," kekeh Nala yang dibarengi Alea dan Rumi.
Mikayla hanya tersenyum tipis saja. Baginya kerja ya kerja saja. Ngga ngaruh sama bos tampan.
*
*
*
"Belum pulang pak bos?" tanya Rido ketika melihat bosnya masih bekerja padahal sudah pukul sembilan malam.
"Nanti saja." Nicholas terdiam, teringat beban kerja para staf keuangan yang baru bisa pulang saat malam sudah larut.
Terutana dia membayangkan betapa lelahnya Mikayla.
Flashback on
Tadi siang, saat makan bersama klien, tanpa diduga dirinya bertemu dengan temannya jaman SMA, Abimanyu
"Udah pulang, bos? Bagaimana kabarnya?"
Untung saat itu dia sedang merokok sendirian di halaman samping restoran.
"Baik." Nicholas menyambut uluran tangan Abimanyu.
"Anak anak satu angkatan rencananya mau ngadain reuni. Mau ngga bro jadi salah satu donatur?"
"Boleh."
Abimanyu tersenyum lebar.
"Oke, nanti aku sampaikan ke anak anak panitianya. Tunggu saja undangannya.. Alamat rumah dan kontak lo masih sama, kan?"
"Yo'i." Memangnya kapan orang tuanya pindah . Rumahnya memang banyak, tapi rumah utamanya yang dijadikan alamat masih sama. Nomer ponselnya juga masih terdaftar di dalam grup wa alumni mereka. Kecuali nomer Mika, sang mantan. Gadis itu keluar dari grup sebelum menghilang.
"Selamat, ya, bro, atas pertunangannya. Jangan lupa undang undang kalo nikahan."
Nicholas hanya tertawa pelan, seoalah mengiyakan.
"Sudah tau kabar Mika, Nic?"
Nicholas menggeleng.
"Dia pindah ke kota lain waktu papanya pindah dinas. Tapi kabar terakhir yang aku dengar, papanya sudah meninggal."
Malik menghisap rokoknya lebih lama.
Begitukah?
Jadi dia sekarang yang jadi tulang punggung?
Nicholas tau kalo Mikayla masih punya dua orang adik yang dulu pernah akrab dengannya. Samira dan Okta.
Sekarang dia mulai mengerti kenapa Mikayla harus bekerja cukup keras.
"Kasian, sih, ya. Aku masih heran, kenapa kalian dulu berpisah, padahal kalian pasangan yang sangat serasi." Abimanyu menghela nafas panjang.
"Eh, sorry, bro. Ngga maksud apa apa. Tiba tiba teringat saja. Soalnya banyak yang menyayangkan pisahnya kalian. Sorry, ya, Nic." Abimanyu jadi ngga enak karena sudah mengulik lagi masa lalu Nicholas, padahal temannya itu sudah bertunangan.
Dasar lambe murahan, umpatnya dalam hati.
Malik hanya mengangguk sambil menghembuskan asap rokoknya.
"Kalo ketemu Mika, tolong sampaikan reuni anak anak, ya, bos. Masih belum ada kabar tuh anak."
"Oke."
Mika ngga pernah ketemu dengan teman teman SMAnya?.Sibuk kerja?
End
"Masih ada yang bekerja selarut ini?" tanya Nicholas sambil menyibukkan lagi dirinya. Dia memeriksa lagi proposal tender tender yang sudah masuk
"Biasanya bagian perencanaan proyek dan bagian keuangan masih lembur, tuan muda."
"Sampai jam berapa?"
"Maksimal sebelum jam sebelas malam, tuan muda. Karena jam sebelas malam, semua karyawan sudah harus pulang."
DEG
Mika kerja sampai selarut itu?
Perasaan empatinya langsung muncul di hatinya.
Semiskin apa dia sekarang?
*
*
*
"Tiga minggu lagi, SMA ku mau ngadain reuni," ucap Nala. Mereka sudah berada di dalam mobil Alea. Baru saja mau diantar pulang.
Sudah pukul sepuluh malam.
"Untung aku ngga diminta jadi donatur," kekeh Nala melanjutkan ucapannya.
"SMA ku belum.ada tanda tanda mau kapan ngadain reuninya," timbrung Alea.
"Aku beda lagi. Malah teman teman SMP yang mau reunian dalam waktu dekat," kekeh Rumi.
Ketiganya ikut berderai tawa.
"Sekolahmu gimana, Mika?" tanya Alea kepo."
Belum ada kabar." Dia ngga tau apa apa tentang kegiatan sekolahnya. Dia sudah lama keluar dari grup SMA.
"Ooo...... Kamu dulu di SMA negeri berapa, Mika?" tanya Rumi kepo. Mereka bertiga berasal dari sekolah negeri, hanya nomernya saja yang beda.
"Aku..... em.... sekolahnya swasta." Mika ngga ingin mengingat masalalunya. Sampai sekarang dia masih marah pada teman teman SMAnya karena sudah memasukkan obat lacnat di minumannya dan Nicholas."
"Aku pikir kamu dari SMA negeri. Masa ngga tembus? Kamu, kan, pintar banget," kaget Nala ngga percaya.
"Iya, loh, Mik. Kok, bisa ngga tembus," sesal Rumi juga ngga percaya. Mereka tau persis bagaimana pintarnya Mika menyelesaikan pekerjaannya. Dia selalu mendapat pujian dari bos bos mereka.
Mikayla hanya tersenyum saja. Dulu waktu masih ada papanya, dia dan kedua adiknya di sekolah, kan, di swasta semua. Dari TK, SD, SMP, hingga SMA. Semuanya yang elit
Tapi kuliahnya di universitas negeri, jalur SNBT.
"Swasta juga banyak yang bagus," timpal Alea.
Mikayla hanya tersenyum saja.
Andai mereka.tau di SMA swasta mana dia pernah belajar, ketiganya pun akan sesak nafas, tawa Mikayla dalam.hati.
"Pak bos juga swasta. SMA elit yang bayarnya ratusan juta tiap semester," lanjut Alea lagi
Wajarlah, batin Mikayla. Papanya yang ngga punya perusahaan aja sanggup, apalagi anak pak bos, yang perusahaannya ada dimana mana lagi.
"Mantap, ya,. Gimana, ya, pergaulan anak orang orang kaya itu," tukas Nala ingin tau.
"Seragamnya aja bagus banget." Rumi jadi teringat anak anak sekolah elit yang pernah dia lihat dulu. Bahkan dirinya merasa minder kalo ketemu mereka.
"Yang jelas bahasa Inggrisnya udah cas cis cus banget. Kan, sudah kurikulum internasional," ucap Alea berapi rapi.
Nala.dan Rumi manggut manggut setuju.
"SMA swasta mana, sih, anak pak bos?" Nala jadi ingin tau. Dia tau Alea pasti sudah mencari kelengkapan identitas anak pak bos idola mereka.
Dengan lantang Alea menyebutkan nama sekolah swasta yang sangat terkenal.
Mikayla yang mendengarnya, mendadak jadi anemia.
Nggak. Nggak mungkin Nicholas yang iitu!
Kepalanya mulai terasa pusing, keringat dingin mulai meluber.
"Nama lengkap si bos siapa, sih?" keluar juga ucapan itu tanpa bisa dia cegah dari bibirnya.
"Bentar," Untung saja sedang lampu merah. Alea meraih ponselnya.
"Nicholas Jayandru. Keren, kan, namanya."
"Keren banget," puji Nala dan Rumi berbarengan.
"Perpaduan Eropa dan Asia," kikik Alea..
"Iya," kikik Nala dan Rumi berbarengan.
Mikayla tambah tegang.
Fix no debat. Mikayla harus mulai memikirkan alasan pengunduran dirinya mulai malam ini.
Nic blm bs move on dr Mika
DinDut itu pacarku ngasih iklan
ayoo thor...cemangat up...up...up...up...
Akhirnya muncul jg statement ini, dari awal Ringgo muncul ,aku cuma nunggu kpn statement ini sounding dan pasti kejadian nih. Ntah alasan apa yg dipake Mika.
Mika pasti pindah ke perusahaan Ringgo , ini yg nanti bs jd pintu masuk hubungan segitiga, Nicho- Mika-Ringgo.
padahal Dy yg ngerusak Miklay tega dy ngomong kyk gitu
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
gimana y reaksi mama niko klu tau ternyata calon mantunya udah g perawan karena selingkuh dgn sahabat niko.
hancur lebur hati Mikayla,
lagi" penghinaan datang dari orang yg pernah di cintai.
belum lepas ingatan Mikayla tentang penghinaan nyonya Nastiti yg terhormat, sekarang semakin di tambah goresan luka Mikayla,
Kuat yah Mikayla, kami selalu mendoakanmu ,kamu harus yakin ,lambat laun kebenaran akan terungkap .
mengetahui penyebab Mikha memutuskan hubungan mereka krn keinginan ibunya (Nicho) dan Ringgo bs menerima Mikha.