Up jam 15:30 wib atau 19:00 wib
lanjutan cerita dari Dewa Kehancuran Yang Baik
Yang mana Zen Xhuhan dan Qingzhu akan memulai
petualangan nya yang baru
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatiih Romana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Akhir Turnamen|Patriak Mosen Yang Malang
"maaf aku tidak bermaksud menyinggung kalian , tapi memang ini kenyataan nya , kalian terlalu lemah jika harus menjadi lawanku, tapi jika kalian masih menganggap aku hanya omong kosong, kalian bisa maju sekarang juga"ucap Xhuhan menatap ke arah enam pemuda tersebut
sedangkan ke enam pemuda tersebut langsung memberi kode satu sama lain untuk menyerang satu orang melawan tiga orang , kemudian mereka bergerak terpisah , tiga orang ke arah xhuhan dan tiga lainnya ke arah Qingzhu
semenatra Xhuhan hanya tersenyum melihat kebodohan mereka dengan membagi menjadi dua kelompok,
kali ini Xhuhan hanya menggunakan kekuatan fisik saja saat melawan ke tiga orang di hadapan nya ini, pasal ya kekuatan fisiknya saja sudah sangat mampu Jika berhadapan dengan Mahadewa Giok 🌟 9 sekalipun , apalagi hanya menghadapi tiga semi abadi 🌟 3-5,
Xhuhan hanya menghindar dari serangan ketiganya , dan membuat ketiganya frustasi , karena mereka sudah mengerahkan berbagai cara untuk menyentuh Xhuhan tapi tetap saja sia sia
"apakah sudah puas , jika sudah biar aku ajarkan cara memukul yang baik dan benar"ucap Xhuhan kemudian berpindah ke belakang ke-tiga nya dan mendaratkan satu pukulan di punggung mereka hingga membuat ke tiganya terlempar hingga menabrak pembatas arena dan memuntahkan darah segar dari mulut mereka masing masing,
sementara di tempat Qingzhu , sama seperti Xhuhan Qingzhu hanya menggunakan kekuatan fisik saja , dan terus menangkis dan menghindari serangan yang di lancarkan musuhnya, kemudian Qingzhu menoleh ke arah xhuhan dan mendapati sang suami kini telah selesai dengan pertandingan nya , maka dia juga memutuskan untuk segera mengakhiri pertarungan membosankan ini , dengan menggunakan langkah cahaya pembunuh , Qingzhu dengan cepat berpindah dan mendaratkan pukulan telak ke dada ketiganya , dan membuat ke tinganya pingsan di tempat
Jiang Feng yang melihat itu langsung mengahmipiri ketiganya dan mengecek kondisi ketiganya, tenyata cuma pingsan , dan bergerak ke arah tiga yang lainnya , keadaan mereka bertiga juga cuma luka ringan saja , dan Jiang Feng mengumumkan pemenang kategori duo kali ini adalah sakte awan putih ,yang di sambut oleh teriakan teriakan yang memuja keduanya , pasalnya meski musuhnya beraliansi tetap saja mereka bulam lawan keduanya,
"Baiklah pemenang pertandingan duo Kali ini , Sakte awan putih, "ucap Jiang Feng
woah woahhh.....
sorak Sorai penonton lagi lagi terdengar di sana bahkan kali ini lebih menggema dari sebelumnya
Di kursi kehormatan patriak Jiang Li, mengajak semua ptriak untuk mendatangi arena untuk mengecek keadaan anak anak mereka ,
"ayo kita turun ke arena , saudara semua"ucap patriak jiang li melihat ke arah semua patriak yang ada di sana
kemudian memimpin mereka bergerak ke arah arena di ikuti empat patriak di belakang nya
sesampainya di sana patriak Jiang Li , bertanya pada jiang Feng , keadaan semua peserta ,
"Bagaimana keadaan mereka semua.?"tanya patriak Jiang Li
"aman patriak ,mereka hanya luka ringan dan ada beberapa yang pingsan "ucap Jiang Feng melapor
"yasudah kalian umumkan sekalian pemenang dari pertandingan perorangan, di menangkan oleh sakte awan putih, saya rasa patriak yang lain juga berpendapat sama dengan saya"ucap nya melihat ke arah yang lain , dan benar saja merek semua mengangguk kan kepalanya, termasuk juga Patriak mo sen , yang juga ikut mengangguk kan kepalanya meski ada jejak kebencian pada kedua pasangan bertopeng tersebut, karena memperlakukan anak dan muridnya sebelum nya,
"baiklah patriak ,"kemudian Jiang Feng melayang ke udara dan mengumumkan apa yang telah di instruksikan sang patriak sebelum nya
"Perhatikan semuanya''ucap nya menggema di sana ,
"saya mendapat kan perintah dari seluruh patriak sakte yang mengikuti turnamen kali ini, untuk menyampaikan informasi penting pada kalian , jika pertandingan perorangan tidak jadi di lakukan , karena mereka sudah sepakat untuk menjadikan sakte awan putih pemenang dari ketiga sesi ini, dan tentunya kalian tau apa alasan kami melakukan itu , baiklah saya rasa cukup sampai di sini ,dan turnamen kali ini saya tutup sampai disini"ucap nya
sementara penonton meskipun kecewa mau tak mau mereka harus terima, karena mereka tau bagaimana kekuatan dari sakte awan putih , apalagi kedua pasangan bertopeng tersebut
di arena ,
"selamat patriak Rui, kalian sungguh mengejutkan kami semua"ucap patriak Jiang Li, kemudian di ikuti yang lain , sementara patriak mosen hanya diam saja di tempat nya , sehingga membuat ke tiga patriak yang lain tidak enak pada patriak di Rui karena kelakuan patriak mosen tersebut
Xhuhan yang melihat itu hanya tersenyum sinis di balik topengnya, dan mulai angkat bicara
"maaf menyela patriak semua, jika patriak mosen tidak setuju dengan apa yang kalian Sepakati, begini saja , biarkan dia melawanku di sini, biarkan dia sendiri melihat apa aku layak atau tidak"ucap Xhuhan menatap ke arah patriak mosen
yang langsung tersenyum saat mendengar ucapan Xhuhan itu, pasalnya dia menganggap Xhuhan bodoh karena terlalu sombong mengajak nya berduel , pasalnya menurut dia Xhuhan hanya memiliki kekuatan paling tinggi di tanah abadi 🌟 1 , sedangkan dirinya sudah di ambang terobosan ke ranah Mahadewa putih 🌟 1 ,
ketiga patriak langsung melihat ke arah patriak di Rui untuk meminta pendapat terkait masalah ini ,
patriak di Rui hanya menanggapi dengan senyuman , karena dia tau sejauh mana kekuatan Xhuhan sebenarnya, Karena diapun tidak yakin jika harus bentrok dengan Xhuhan satu lawan satu, jadi dia hanya membiarkan Xhuhan bertindak sekarang
"Baiklah , Karena patriak di Rui telah setuju , kalian akan bertanding disini, "ucap patriak Jiang Li
yang langsung di sambut oleh teriakan penonton , karena mereka dari tadi mendengar kan obrolan mereka dari awal
kemudian mereka semua meninggalkan arena kecuali Xhuhan dan patriak mosen
"bocah , aku harap kau tidak menyesal akan pilihanmu saat ini"ucap patriak mosen menyeringai kejam ke arah xhuhan
"tidak udah banyak bicara paktua , jika kau kalah serahkan cincin penyimpanan mu padaku sebagai kompensasi bagaimana,?" tanya Xhuhan
meski terkesan di bodohi, patriak mosen menyetujui itu, karena dia yakin akan menang dengan mudah
"baiklah , karena saudaraku sudah menungguku di bawah , ayo kita segera mulai pertarunagn ini"ucap Xhuhan menatap ke arah patriak mo sen
"bersiap lah bocah, karena aku akan membuat kau sepuluh kali lipat lebih menderita dari apa yang di alami putraku "ucapnya dan langsung bergerak mengayunkan tinjunya ke dada Xhuhan dengan mengalirkan cukup banyak energi di serangan itu
tapi Xhuhan hanya diam tak bergerak di tempat nya , dan hanya memajukan tinjunya ke depan untuk menyebut serangan tersebut dan
krek...
suara benturan kedua tangan terdengar di sana, tapi bukan ledakan yang terjadi, malah suara renyah patah tulang , sebab saat ini tangan patriak mosen aneh bentuknya setelah berbenturan dengan tangan Xhuhan ,
hal ini lantas menjadi pemandangan yang sangat mengejutkan bagi para penonton dan juga bagi patriak yang lain, pasalnya mereka melihat Xhuhan hanya menggunakan kekuatan fisik saja tanpa energi yang keluar dari tubuhnya
belum cukup dengan itu Xhuhan bergerak dengan cepat dan menggantam tubuh patriak Mosen berkali kali , sehingga tubuhnya kini bagaikan bola yang ditendang ke sana dan
kemari ,
seteleh bosan Xhuhan mengambil cincin penyimpanan milik patriak mosen dan orang yang di ambil cincinnya rupanya tak sadarkan diri akibat pukulan yang di daratan oleh Xhuhan sebelumnya, banyak darah yang mengalir dari anggota tubuh patriak Mosen , layaknya babi yang habis dipukuli dengan tongkat kayu ,
setelah itu Xhuhan turun dari arena dan menyerahkan cincin milik patriak mosen pada patriak di Rui
"ini hadiah yang di berikan patriak mosen untuk sakte kita patriak , harap patriak menerima nya , karena patriak mosen secara sukarela memberikan ini pada kita"ucap Xhuhan dengan entengnya
sementara ke tiga patriak yang lain hanya mengumpati Xhuhan dalam hati, bagaimana dia bisa mengucapkan Jika patriak mosen dengan sukarela menyumbang kan cincin penyimpanannya secara sukarela, jelas jelas Xhuhan yang mengajukan taruhan sebelumnya , dan dia bahkan membuat sang pemilik gak sadarkan diri dengan kondisi yang menghawatirkan sebelum mengambil cincin itu,
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
typo nya horrorrr bangeeeetttt...