NovelToon NovelToon
Pesona Istri Titipan

Pesona Istri Titipan

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:379.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Wiji

"Shaka! Nimas sedang hamil anakku. Tolong nikahi dia, jaga dia seperti kau jaga orang yang kau cintai. Ada darahku yang mengalir di janin yang sedang di kandung. Terima kasih."

Itu adalah amanah terakhir dari Bryan, Kakak dari Shaka. Sejak saat itu Shaka benar-benar menjalankan amanah dari sang Kakak meskipun ia sendiri sudah memiliki kekasih yang ia pacari selama dua tahun.

Tidak mudah bagi Shaka saat sedang menjalani apa yang sudah di amanahkan oleh Bryan. Berbagai tentangan dari sang kekasih dan juga kedua orang tuanya tak bisa ia hindari.

Mampukah Shaka menjalani bahtera rumah tangga dengan wanita yang bahkan belum ia kenal? Sampai kapan Shaka kuat menjalankan amanah yang di limpahkan padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Bu Marissa Mulai Jahil

"Jangan lupa, jangan turun dari ranjang, kalau mau ke kamar mandi panggil Bibi. Ini udah aku save nomor telepon rumah di hp kamu. Nggak boleh mikir apa-apa, habis bahagia terus!"

Entah sudah berapa kali Shaka memberikan petuah pada istrinya. Sejak dari semalam pria itu tidak henti-hentinya mengingatkan bahwa istrinya harus diam di tempat. Kebiasaan Nimas yang ngeyel membuat Cakra sedikit was-was meninggalkan istrinya.

"Mas kalau aku hitung, mungkin kamu sudah lebih dari seratus kali bicara itu. Tenanglah, aku akan selalu ingat apa pesan kamu. Bekerja dengan tenang, selesaikan dengan cepat, supaya kamu bisa pulang dengan cepat juga."

"Aku harus pulang cepat? Apa jangan-jangan kamu sudah merindukan aku? Bahkan aku belum pergi ke kantor," goda Shaka tersenyum nakal.

Nimas meraba tengkuknya seketika. Sedikit merutuki ke dirinya sendiri karena salah bicara. Sebenarnya bukan itu yang dimaksud Nimas, ia hanya ingin Shaka berangkat ke kantor dan bekerja dengan tenang agar tidak terlalu memikirkan dirinya yang sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan sedemikian rupa.

"Bukan itu maksudnya, kamu dari semalam khawatir berlebihan, Mas. Kamu nanti nggak fokus kerja."

"Iya-iya, gitu aja mukanya merah." Shaka masih menggoda. "Ya sudah, kalau begitu aku berangkat sekarang aja. Biar nanti pulangnya nggak sore-sore banget. Kalau mau keluar kamar kamu harus nunggu aku pulang. Jangan minta bantuan siapapun untuk bawa kamu ke lantai bawah."

"Baik, Pak. Akan aku ingat dan catat di kepala."

Shaka tertawa kecil, ia menyodorkan tangannya bersalaman. Salah satu hal yang ia inginkan dalam pernikahan adalah hal sederhana ini. Dicium punggung tangan oleh istrinya adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi Shaka.

Shaka memang suka dengan keromantisan dan tindakan-tindakan kecil yang membuat seseorang bahagia. Setelah punggungtangannya dicium oleh istrinya, kini berganti dirinya yang memberikan kecupan singkat di kening Nimas.

"Aku berangkat. Kalau mau dibawain apa-apa bilang. Jangan aku sudah sampai rumah baru bilang."

Shaka bener-bener meninggalkan kamar setelah mengucapkan satu pesan terakhirnya itu. Nimas meraba keningnya begitu pintu kamar tertutup. Bibirnya tersenyum simpul lalu kembali fokus pada pada pipihnya.

"Kamu tidak perlu khawatir soal keadaan aku Bryan. Kamu sudah memberikan amanah pada orang yang tepat. Meskipun tidak ada cinta diantara kita, tapi dia memperlakukan aku dengan penuh kelembutan. Dia membuat aku tidak kehilangan cinta. Bryan, apakah aku jahat jika memutuskan untuk belajar mencintai adikmu? Dia begitu baik padaku, bahkan perlakuan kamu dan Shaka hampir sama. Kamu cinta pertamaku, kamu juga tidak akan pernah hilang dari hatiku. Kamu punya tempat tersendiri di dalamnya, meskipun aku harus belajar mencintai adik kamu."

Nimas berbicara dengan foto Bryan yang masih tersimpan di ponselnya. Hanya ada satu foto itu yang tersisa, karena ia memang sudah menghapus segala kenangan bersama kekasihnya itu. Ini ia lakukan untuk menjaga perasaan Shaka dan juga berusaha untuk tidak mengingat-ingat kenangan yang sudah berlalu.

Ini baru setengah hari Nimas berada di atas tempat tidur, tapi rasanya ia sudah sangat bosan. Sejak tadi ia bermain dengan ponselnya dan juga televisi yang hanya menampilkan acara itu-itu saja.

Wanita itu menghela nafas panjang, merasa tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan, akhirnya ia memutuskan untuk tidur saja. Baru saja meletakkan kepala di bantal wanita muda yang akan menjadi ibu itu sudah tertidur dengan lelap.

Dan dia saat bersamaan terlelapnya Nimas, Bu Marisa mengetuk-ngetuk pintu kamar anak menantunya itu. Tidak ada sahutan dari dalam membuat Bu Marissa membuka pintu dengan pelan. Beliau melongokkan kepala dan melihat Nimas yang tertidur pulas menghadap pintu.

Bu Marissa berjalan pelan ke arah ranjang dan memastikan apakah Nimas benar-benar tidur. Setelah memastikan Nimas tertidur dengan lelap dan tidak menyadari kehadirannya, Bu Marissa merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah botol kecil yang berisi kapsul persis seperti kapsul milik Nimas yang ia dapat dari dokter kandungan untuk menguatkan janin yang ada dalam perutnya.

Bu Marissa dengan gerakan cepat dan seakan sudah terbiasa melakukannya menukar isi obat tersebut dengan obat yang beliau bawa. Nimas meletakkan obat itu mudah dijangkau oleh siapapun, hal itu sangat mendukung rencana Bu Marissa. Setelah selesai melakukan itu, beliau dengan cepat membawa tubuhnya pergi dari sana.

"Huh, akhirnya. Lambat laun jika Nimas minum obat yang aku tukar dengannya, maka janin yang ada dalam perut Nimas akan luruh dan Shaka sudah tidak ada tanggung jawab untuk meneruskan kehidupannya dengan Nimas." Bu Marissa tersenyum penuh kelicikan.

Mengingat sebentar lagi jam makan siang, beliau segera pergi dari depan pintu kamar dan meletakkan obat Nimas yang asli ke dalam sakunya. Sialnya, beliau kurang tepat memasukkan benda itu, dan akhirnya jatuhlah seluruh isi obat yang beliau bawa. Dengan gesitnya, Bu Marissa memungutnya satu persatu dan ...

"Bu Marissa ada sini? Saya cari ke mana-mana tadi, soalnya ada teman Ibu yang nelepon rumah. Nomer Ibu katanya nggak bisa dihubungi. Tadi teman Ibu berpesan untuk menghubunginya lagi. Namanya Bu Lisa," tutur Bibi yang datang ke kamar Nimas untuk mengantar makan siang.

"Ah iya, baiklah."

Bu Marissa benar-benar pergi dari sana setelah memastikan bahwa obat yang berceceran tadi sudah dimasukkan ke dalam botol semuanya.

Asisten rumah tangga itu masuk ke dalam kamar Nimas setelah mendengar jawaban dari si empunya kamar.

"Non sudah siang ini Bibi bawakan makan siang sama camilan. Tadi Mas Shaka berpesan kalau setiap antar apapun ke kamar harus menyertai camilan, biar tetap ada asupan kalau makan nasi tidak banyak."

"Ya ampun Mas Shaka. Ya udah makasih, ya Bi. Bibi boleh kembali."

Wanita empat puluh tujuh tahun yang akrab disapa Bi Ima itupun beringsut undur meninggalkan kamar. Namun, langkahnya terhenti tepat di tengah pintu karena Bi Ima merasa menginjak sesuatu.

Bi Ima memindahkan kakinya, lalu menyipitkan mata demi melihat benda apakah yang beliau injak. Wanita itu membungkuk untuk mengambil benda kecil itu, menelitinya sesaat dan kemudian beliau ingat, bahwa benda kecil yang sedang beliau pegang itu adalah obat milik Nimas. Akhirnya kakinya pun beliau tarik kembali ke dalam kamar.

"Maaf, Non Nimas. Ini obatnya Non Nias bukan, sih?" Bi Ima menyadarkan obat itu.

Hal itu tentu saja membuatnya Nimas mengernyit bingung, bagaimana bisa obat itu ada di tangan Bi Ima.

"Iya Bi, ini obat saya. Kok bisa ada di Bibi?"

"Maaf, Non. Tadi nggak sengaja Bibi injak, ada di tengah pintu soalnya."

"Di tengah pintu?" ulang Nimas semakin bingung.

1
Ratih Hermansyah
part ini mengandung bawang/Sob/sedih jg jadi bryan
Ahmad Nashrullah
aneh,,,,,berzina,,,,meninggalkan aib n anak tak bernadab ke dirinya mo metong malah meninggalkan wasiat g genah,,,,,anehhhh
Yani Mulyani
Biasa
Ogi Ngatama
baik
Marlina Pardede
p
Erlinda
nimas ini super super goblo..hadeeeh sorry Thor aq stop sampai disini
Erlinda
yg aq ga ngerti kenapa author nya selalu menciptakan sosok wanita bodoh dan lemah disiksa dan dilecehkan jujur aq yg sudah ratusan membaca novel online ini baru 7 novel yg luar biasa karakter cewek nya.ga lebay ga bodoh .ini seperti sinetron ku menangis deh
Erlinda
ya Allah dasar mertua iblis semoga kau mati ditabrak mobil sampai hancur berkeping keping..
Erlinda
si nimas ini kenapa sih kok keras kepala banget ga nurut kata suami .lama lama benci jg aq dgn sikap nimas yg bodoh bin tolol ini
Erlinda
hei pak Malik itu adalah calon cucumu darah daging Bryan ..jadi orang kok seperti ga punya hati..ntar klo cucumu udah lahir dan besar jgn kau akui dia cucumu .seperti kebanyakan novel
Sri Sunarti
,lanjut
Dafila Nurul
bagus ceritanya tp banyak typo nya.
ayu irfan
Bu Marisa tega, pdhal ke cucu sendiri lo😢
ayu irfan
Shaka, kamu langka.
Susi Andriani
cintanya saka bikin aku baper😃😃😃
Susi Andriani
semangat mas saka💪💪💪
Susi Andriani
owalah ibu ibu jadi ibu itu ya mbok jangan jahat
Susi Andriani
mau aja aku mencekik ibunya saka
fifid dwi ariani
trus ceria
fifid dwi ariani
trus sehar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!