NovelToon NovelToon
Nikah Paksa Dengan CEO Kejam

Nikah Paksa Dengan CEO Kejam

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Delis Misroroh

Dijual oleh Ibu dan Kakak tirinya pada seorang CEO dingin demi untuk menebus rumah yang digadaikan oleh Ibu tirinya dan juga melunasi hutang judi Kakak tirinya. Diandra terpaksa menikah dengan laki-laki kejam bernama Erlangga.

CEO yang begitu terkenal dengan prestasi dan begitu diidamkan banyak wanita itu, selalu berlaku semena-mena pada Diandra, terutama saat diatas ranjang.

Diandra terpaksa bertahan, tetapi bukan karena mencintai Erlan, melainkan karena keluarga barunya yang begitu menyambut baik kedatangan Diandra sebagai menantu. Ditambah lagi, dia tidak punya tempat berteduh kecuali rumah suami kejamnya itu.

Akankah Erlan luluh dan mencintai istrinya Diandra saat kekasih Erlangga yang sesungguhnya datang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delis Misroroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Mencintaimu

Erlan bergegas menyusul Diandra ke kamar dan mendapati istrinya sedang berdiri di dekat jendela menatap jauh keluar. Erlan tidak bisa menebak raut wajah Diandra saat ini. Namun dadanya begitu sesak saat melihat istrinya diam. Segera Erlan memeluk Diandra dari belakang.

"Maaf untuk masa laluku dan terima kasih untuk tadi, Sayang. Aku janji nggak akan berhubungan dengan masa lalu lagi karena kamu adalah masa depanku. Aku senang sekali dengan sikap kamu tadi, sekali lagi terima kasih," kata Erlan masih dengan posisi yang sama. Sayangnya tidak ada respon dari Diandra untuk beberapa saat.

"Aku mau pulang," dengan berat hati akhirnya Diandra pun mau bicara.

"Kenapa? Bukannya kamu suka disini?" tanya Erlan kemudian berdiri di depan Diandra dengan merengkuh kedua bahunya. Diandra menatap wajah tampan dan manis itu. Tatapan Erlan benar-benar hangat. Jauh berbeda dengan saat dia bertemu untuk pertama kali.

"Apa dia benar-benar mencintaiku? Bagaimana bisa secepat ini dia mencintaiku? Apa aku harus menguji cintanya?" batin Diandra masih menatap suaminya.

"Sayang, kenapa diam? Aku harus gimana sekarang? Tolong katakan apa pun, aku akan menurutimu," ucap Erlan benar-benar terlihat tulus. "Tapi bukan menendang itu lagi. Aku sungguh udah tobat, Sayang. Aku cuma candu sama tubuh kamu," lanjut Erlan dan Diandra masih diam.

"Matanya benar-benar terlihat tulus. Apa aku harus percaya padanya? Apa dia nggak akan punya rasa bosan denganku? Cherin bisa dia tinggalkan karena mendapatkan aku yang masih perawan. Bisa aja setelah dia mencicipi perawan lain aku juga di buang seperti Cherin 'kan? Apa aku harus mencoba mencintaimu, Mas? Aku takut, sungguh aku takut, Mas. Tapi perlakuanmu saat ini membuat hatiku bahagia," batin Diandra masih tidak mengalihkan matanya dari wajah Erlan.

"Baiklah, kita pulang sekarang. Kamu siap-siap aja dulu ya? Soal rendang, sebenarnya aku suka dengan rendang. Hanya biasanya dagingnya suka nyelip di gigi, jadi dulu aku bilang sama dia kalau aku alergi. Aku nggak punya alergi makanan dan aku suka semua makanan, apalagi kamu yang masak. Jadi, kamu jangan pikirkan hal itu lagi, hm? Aku mau telepon seseorang dulu, kamu bisa mandi dan siap-siap ya?" Erlan mengusap ujung kepala Diandra kemudian keluar dari kamarnya.

Diandra masih bingung dengan perasaannya. Matanya terus mengekor kemana arah Erlan pergi hingga pintu pun tertutup. "Sepertinya aku akan menguji mu sedikit, Mas. Setelah itu aku akan berusaha menerima cintamu. Semoga saja ini benar-benar cara semesta mempertemukan kita untuk berbahagia," gumam Diandra kemudian pergi mandi dan bersiap-siap.

...***...

Sepanjang perjalanan Diandra tetap diam dengan tangan menyilang didada dan tatapan lurus ke depan. Erlan bingung harus bagaimana agar suasana di dalam mobil tidak canggung. Apalagi perjalanan memakan waktu cukup lama. "Kalau aku marah-marah, apa dia akan tetap lembut?" batin Diandra masih dengan posisi yang sama. "Aku akan mencari-cari kesalahan dia dan marah-marah. Ayah pernah bilang kalau senakal-nakalnya aku, dia nggak akan pernah marah karena Ayah sangat sayang. Aku juga pernah denger katanya kalau mau menguji seseorang yang benar-benar mencintai kita itu dengan cara buat dia marah. Kalau dia masih lembut, artinya dia berhak untuk dipertahankan. Apa iya aku harus melakukan itu untuk menguji cintanya?" Diandra hanya bisa bertanya pada dirinya sendiri.

"Sayang ... em mau belanja dulu, nggak? Beli baju, beli tas dan beli ponsel ya? Biar kalau aku di kantor kangen sama kamu, bisa video call, gimana?" tanya Erlan berusaha memecahkan suasana karena dia juga tidak punya topik lagi untuk basa-basi. Menurut pengalamannya dengan Cherin hanya cara itu untuk merayu seorang wanita marah. "Sepertinya Diandra masih marah sama aku karena kedatangan Cherin tadi. Mungkin dia kecewa karena sikapku sebelumnya juga. Aku harus bagaimana untuk meyakinkan dia kalau aku benar-benar mencintainya," batin Erlan seraya fokus mengemudi.

Keduanya masih fokus dengan pikirannya masing-masing, bahkan sampai perjalanan sudah memakan waktu satu jam lebih pun keduanya masih tetap diam.

Erlan akhirnya tidak tahan dengan diamnya Diandra dan menepikan mobilnya disebuah taman yang tempatnya sepi karena saat itu cuacanya cukup panas. Apalagi bukan hari liburan. Namun ada beberapa pedagang kaki lima yang mangkal disekitar taman tersebut. Erlan pun turun tanpa mengatakan apa pun pada Diandra. Tentu saja Diandra bingung dengan sikap Erlan yang tiba-tiba cuek.

"Apa dia marah karena aku dari tadi diem aja?" gumam Diandra melihat Erlan duduk di sebuah bangku kosong di bawah pohon yang cukup rindang. Beberapa saat kemudian ada seorang laki-laki menghampirinya dan memberikan kopi juga rokok yang diletakkan di sisi Erlan.

Diandra tiba-tiba merasa bersalah pada Erlan. "Sepertinya aku nggak perlu menguji atau membuktikan apa pun lagi, Mas. Wajahmu terlihat frustasi saat aku tetap diam. Dadaku tiba-tiba sakit saat kamu cuek nggak ngajak aku turun sama sekali." Diandra masih fokus menatap suaminya dari dalam mobil.

Erlan terlihat menyeruput kopi dan menghisap sebuah batang rokok dengan begitu menghayati. Lagi-lagi hatinya sakit melihat wajah Erlan yang berbeda. Cukup lama Erlan duduk di bangku taman itu hingga kopinya habis dan dia menghabiskan dua batang rokok. Setelah itu Erlan melepaskan jas yang dia pakai kemudian ditinggalkan di bangku tersebut dan memberikan satu lembar uang berwarna merah pada seorang laki-laki yang mengantarkan kopi juga rokok pada Erlan tadi.

Setelah berbincang beberapa kata dengan laki-laki tersebut, Erlan memasukan beberapa permen di saku celananya, tetapi sebelum itu dia juga membuka satu bungkus permen untuk dia makan. Erlan pun pergi tanpa meminta uang kembali pada pedagang tersebut kemudian masuk ke dalam mobil lagi.

Diandra tetap diam saat Erlan masuk dan mulai melajukan mobilnya. "Kamu nggak bau rokok 'kan, Sayang? Tadi aku ngantuk banget soalnya. Jadi aku ngerokok sama ngopi dulu. Takut kamu nggak suka asap rokok, jadi aku nggak ajak kamu turun, maaf ya?" kata Erlan membuat Diandra terenyuh.

"Dia nggak marah sama aku. Dia cuma ngantuk dan sengaja meninggalkan jas yang dia pakai biar aku nggak bau asap rokok. Dia makan permen juga pasti biar mulutnya nggak bau rokok. Dia manis bukan? Tapi kenapa aku nggak bisa langsung menerima cinta dia padahal ... ah, apa aku wanita bodoh? Apa aku nggak punya hati?" batin Diandra tanpa menoleh pada Erlan sama sekali.

"Sayang, kamu nggak laper atau haus, gitu? Kalau kamu mau sesuatu bilang ya?" kata Erlan lagi. Padahal sejak kepulangan mereka berdua, Diandra tidak merespon apa pun yang dikatakan Erlan, tetapi Erlan terus saja bicara tanpa rasa kesal atau malah ikut diam. Dia berusaha untuk memecahkan keheningan di dalam mobil.

"Kenapa kamu nggak marah, Mas?" Akhirnya Diandra buka suara seraya menoleh pada Erlan dan menatap wajah yang malah tersenyum mendengar pertanyaan Diandra.

"Kenapa musti marah? Apa yang membuat aku harus marah sama kamu, Sayang? Karena kamu diam nggak merespon aku? Nggaklah. Hal kecil begitu ngapain harus marah."

"Kenapa kamu nggak marah aja, Mas?"

"Nanti kalau aku marah-marah, ganteng ku ilang gimana? Aku seganteng ini aja kamu nggak suka sama aku, apalagi kalau ganteng ku ilang dan jadi banyak keriput. Gimana aku bisa hidup sama kamu nanti kalau aku jelek tapi kamu sangat cantik?" jawaban Erlan membuat Diandra menitikkan air matanya.

Erlan pun menoleh dengan mengedipkan sebelah matanya. Namun seketika dia terkejut melihat Diandra menangis. Dengan cepat dia membanting setir mobilnya untuk menepi. "Sayang ... kenapa? Ada yang sakit? Apa aku salah bicara? Maaf, aku nggak maksud apa-apa. Aku nggak maksud buat kamu nangis. Maafin aku!" Erlan benar-benar panik dan mengambil tisu untuk mengusap air mata istrinya. "Maaf, tolong jangan nangis. Aku bisa stres nanti," sambung Erlan membuat Diandra segera memeluk Erlan.

"Aku mencintaimu, Mas! Aku mencintaimu dan aku ingin hidup bahagia bersamamu," ucap Diandra membuat Erlan membatu.

........

1
Mu'rifatul Laili
Luar biasa
Heny
Knp jd horor y
Heny
Bkn perusahaan paman sam bangkrut biar tua diri dasar tamak
Heny
Kasian sherin jd budak napsu anes
Heny
Jng percaya palingan yg mandul istri nya anes
Heny
Jng dong diandra entar km yg rugi
𝐝𝐞𝐰𝐢
𝐚𝐧𝐞𝐬𝐭𝐞𝐬𝐢 𝐤𝐚𝐤 𝐨𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐛𝐤𝐧 𝐚𝐦𝐧𝐞𝐬𝐭𝐢.... 😊😊

𝐤𝐥𝐨 𝐚𝐪 𝐝𝐥𝐮 𝐡𝐛𝐬 𝐤𝐮𝐫𝐞𝐭 𝐭𝐝𝐤 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐡𝐦𝐥 𝐦𝐢𝐧𝐢𝐦𝐚𝐥 𝟑𝐛𝐥𝐧 𝐬𝐚𝐣𝐚
delissaa: typo 😆
total 1 replies
Heny
Si cherin gktau diri
Heny
Baru aja datang sdh bilang hamil anak siapa tu ayooo
𝐝𝐞𝐰𝐢
𝐚𝐪 𝐤𝐮𝐫𝐚𝐭𝐬𝐞 𝟑𝐱 𝐭𝐡𝐨𝐫 😭😭😭

𝐲𝐠 𝐩𝐫𝐭𝐦𝐚 𝐤𝐫𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐞𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐪 𝐠𝐤 𝐧𝐠𝐫𝐭𝐢 𝐤𝐥𝐨 𝐡𝐦𝐥 𝐦𝐮𝐝𝐚 𝐭𝐮 𝐠𝐤 𝐛𝐥𝐡 𝐤𝐞𝐜𝐚𝐩𝐞𝐚𝐧 𝐚𝐩𝐚𝐥𝐠𝐢 𝐮𝐬𝐢𝐪𝐮 𝐣𝐠 𝐦𝐬𝐡 𝐦𝐮𝐝𝐚
𝐲𝐠 𝐤𝐞 𝟐 𝐚𝐝𝐚 𝐦𝐢𝐨𝐦𝐚 𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬 𝐤𝐢𝐬𝐭𝐚

𝐲𝐠 𝐤𝐞 𝟑 𝐛𝐥𝐢𝐧𝐝 𝐨𝐯𝐮𝐦 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐣𝐚𝐧𝐢𝐧 𝐭𝐝𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐣𝐝 𝐝𝐢 𝐫𝐚𝐡𝐢𝐦 𝐪𝐮 𝐡𝐧𝐲 𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐧𝐭𝐨𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐲𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐢𝐫 𝐤𝐞𝐭𝐮𝐛𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐣𝐚
delissaa: masyaallah kak sehat selalu ya kak Dewi dan keluarga aamiin 🤲
𝐝𝐞𝐰𝐢: 𝐚𝐥𝐡𝐚𝐦𝐝𝐮𝐥𝐢𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐚𝐤 𝐚𝐧𝐤𝐪𝐮 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝟑
𝐒𝐌𝐊 𝐜𝐨𝐰𝐤
𝐒𝐌𝐏 𝐜𝐨𝐰𝐤
𝐒𝐃 𝐜𝐞𝐰𝐤

𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐡𝐚𝐦𝐢𝐥 𝟔𝐱 🤭🤭🤭😊😊
total 3 replies
Khanza Safira
aku mampir disini mau mampir juga di judul itu 🥰
𝐝𝐞𝐰𝐢
𝐢𝐭𝐮 𝐬𝐢𝐠𝐧𝐚𝐥 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐚𝐤𝐢𝐭 𝐝𝐢𝐚𝐧.... 𝐚𝐲𝐨𝐤 𝐩𝐫𝐢𝐤𝐬𝐚𝐢𝐧
watashi tantides
Diandra🥺❤️
watashi tantides
Astaga senjata si Erlan gampangan banget sih
Anonymous
🙏🙏🙏👍👍👍❤️❤️❤️
febby fadila
lucu/gemes dee ni bocil
febby fadila
alhmdllah satu persatu masalah sdah terselesaikan .. lanjut thor.. sukses selalu
febby fadila
cobaan emang berat
ira
knp ya kira² itu nya diandra
febby fadila
semoga cherin baik2 sj
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!