"Maafkan aku, tak bisa menepati janjiku untuk tetap setia padamu, sayang. Pada akhirnya aku kalah dengan nafssu." Jeff bersimpuh di depan istrinya, Queen Ariana. Pria itu menyesal karena tak bisa menepati janji nya pada sang istri, untuk tetap setia dengan nya.
"Aku sudah menyiapkan hatiku saat hal ini terjadi, aku cukup tau diri, Mas." Queen tersenyum manis, nyatanya sudah dari lama dia mengantisipasi hal ini.
"Aku hanya wanita pelampiasan hasrat, sadarlah Kirana. Kau tak berarti apapun bagi tuan Jeff, karena dia mencintai istrinya." Kirana Andriana, perempuan yang mengorbankan masa depan nya sendiri, demi melunasi hutang-hutang yang di tinggalkan sang ayah.
Akankah Jeff membuka hatinya untuk Kirana? Setelah banyak malam yang mereka lewati bersama, akankah perasaan nya berubah pada Kirana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 - Macam-macam Sikap Jeffran
Setelah membeli jepit rambut untuk Kirana, Jeff pun mengajak sekretaris nya itu untuk kembali ke kantor, masih ada beberapa meeting penting yang harus dia hadiri bersama Kirana. Bukan hal tabu lagi, jika adanya Kirana membuat dia semangat bekerja.
"Tuan, apa tuan tidak membeli sesuatu untuk Nyonya?" Tanya Kirana, membuat Jeff menoleh.
"Apa?"
"Perhiasan mungkin." Jawab Kirana menerka, dia mana tau barang apa yang di sukai istri bos nya itu, tapi Jeff sendiri malah bertanya pada nya, bukan nya dia suami nya kan?
"Queen tidak menyukai barang semacam itu, Kiran. Dia lebih menyukai tas atau sepatu branded, tapi mau di pakai kemana? Keluar aja udah jarang." Jawab Jeff.
"Jangan begitu Tuan, ini masih proses. Siapa yang tau kalau Nyonya bisa sembuh total."
"Aku bosan, Kiran!"
"Bosan?" Tanya Kiran.
"Ya, aku bosan menunggu Kirana. Aku ingin di sambut saat pulang kerja, di layani seperti layaknya suami, tapi semua itu tak pernah aku dapatkan selama menikah dengan Queen."
Kirana memilih diam, dia takut salah bicara. Bisa-bisa dia jadi bahan amukan singa lapar itu, dia kelaparan akan kepuasan batin kan?
"Kenapa diam, Kiran?"
"H-anya memikirkan keadaan ibu saya, Tuan."
"Mau ke rumah sakit dulu, melihat keadaan nya?" Tanya Jeff.
"Bolehkah?"
"Tentu, kita bisa kesana dulu sebelum ke kantor." Jawab Jeff. Kirana menganggukan kepala nya cepat.
"Pak, kita ke rumah sakit dulu."
"Baik tuan." Ucap Pak Amar. Jeff meraih tangan Kirana dan menggenggam nya, sebenarnya ada apa dengan pria itu? Kenapa selalu menggenggam tangan nya, apa itu hobi baru nya? Hanya Jeff yang tau.
"Kirana, apa kau mau tinggal di apartemen?"
"Maksud anda?"
"Aku punya satu unit apartemen kosong tak berpenghuni, kau mau tinggal disana?" Tanya Jeff.
"Lalu ibu dan rumah saya bagaimana? Jangan konyol tuan!"
"Siapa yang kau bilang konyol, Kiran? Berani sekali."
"Maaf tuan." Ucap Kirana lirih.
"Jadi kau tak mau, Kiran?"
"Tidak, saya akan tinggal di rumah saya sendiri." Jawab Kirana.
"Baiklah, terserah kau saja."
Mobil yang di tumpangi Kirana dan Jeff berhenti di parkiran rumah sakit, kedua orang itu turun meninggalkan Pak Amar sendirian di dalam mobil.
"Kalau di lihat-lihat, Tuan dan Sekretaris nya itu seperti pasangan ideal." Gumam Pak Amar, tapi buru-buru dia menutup mulut nya karena sudah salah bicara.
"Tuan Jeff sudah punya istri, huh bagaimana aku ini." Ucap nya sambil merutuki kebodohan nya yang mengatakan Jeff dan Kirana pasangan serasi.
Jeffran dan Kirana masuk ke dalam ruangan rawat ibu Nita, kebetulan dokter baru saja selesai memeriksa keadaan ibu Nita.
"Siang dok.." sapa Kirana dengan senyum ramah nya.
"Siang kembali Nona,"
"Bagaimana keadaan ibu saya, dok?" Tanya Kirana.
"Masih belum ada perkembangan yang signifikan Nona, masih seperti kemarin."
"Apa Ibu saya akan sadar dok?"
"Kemungkinan nya kecil Nona, bisa hitungan jam, hari, bulan atau tahun." Jawab dokter itu.
"Baik dok, terimakasih."
"Nona bisa ikut saya sebentar?" Tanya dokter itu.
"Untuk apa? Kirana masih ada dalam jam kerja." Jeff yang menjawab dengan nada ketus.
"Apa penting Dok?"
"Eemmm, tidak. Hanya mengajak makan malam." Jawab dokter itu santai.
"Tidak bisa! Kirana akan bersama ku menghadiri pesta, sebaiknya kau jangan dekat-dekat dengan Kirana ku!" Tegas Jeff, urat-urat leher nya menegang pertanda kalau pria itu marah.
"Tuan, ada apa? Jangan marah-marah."
"Maaf dok, saya harus kembali bekerja. Saya permisi.." Kirana menarik tangan Jeff sebelum terlambat. Kirana khawatir kalau pria itu marah-marah di sini, bisa berabe urusan nya.
"Aku tak suka kau dekat-dekat dokter itu, Kiran!"
"Lho memang nya kenapa Tuan? Saya wanita single." Jawab Kirana, entah sadar atau tidak jawaban nya membuat Jeff emosi.
"Lalu kau menganggap aku apa, Kiran?"
"Hah? Tuan kan atasan saya di kantor." Jawab Kirana serius, masa pria itu tidak tau.
"Kau sangat menyebalkan, awas saja kau nanti." Pria itu menjawab dengan nada ketus, dia juga memalingkan wajahnya, persis seperti anak gadis yang merajuk. Kirana refleks memegang tengkuk nya, tiba-tiba saja dia merinding.
Jeffran menarik tangan Kirana membawa nya ke dalam mobil. Dia menggenggam tangan perempuan itu dengan erat, hingga membuat nya meringis.
"Tuan, sakit.."
"Diam!" Jawab Jeff tegas, membuat Kirana paham kalau pria itu sedang kesal, tapi karena apa? Tak mungkin karena jawaban nya tadi kan, memang benar kalau dia wanita single, alias belum punya pasangan apalagi berkeluarga, lalu letak kesalahannya dimana?
Kirana memalingkan pandangan nya ke arah jendela mobil, dia asik melihat pemandangan kota yang tak pernah sepi, selalu ramai di penuhi kendaraan, membuat jalanan penuh sesak.
"Kiran.."
"Iya."
"Apa kau tak menyukai ku? Sebagai pria, bukan atasan." Tanya Jeff, membuat Kirana terhenyak.
"Kenapa bertanya seperti itu, saya tak mungkin menyukai pria beristri." Jawab Kirana, membuat Jeff bungkam. Dia harus nya sadar kalau status nya memang pria beristri. Tapi sepertinya Jeff menolak status itu, dia malah mengejar cinta sekretaris nya.
"Apa tak sedikit saja aku di hati mu, Kiran?"
"Jangan bertanya hal yang tak penting Tuan, jangan membuat saya semakin merasa bersalah."
"Bersalah karena apa?" Tanya Jeff.
"Karena menghianati istri anda, apa tuan tak merasa bersalah setelah melakukan perbuatan yang salah dengan menghianati kepercayaan nya?"
"Salah dimana nya? Aku pria normal yang butuh kepuasan akan hasrat dan Queen tak bisa memberikan nya, tapi kau bisa Kiran."
"Maaf tuan, jangan mengungkit hal ini lagi." Ucap Kirana, dia merasa lelah dengan pertanyaan Jeff yang membuat nya merasa bersalah.
"Apa pertanyaan ku membuat mu terbebani?"
"Sangat!" Jawab Kirana singkat. Perlahan, genggaman tangan Jeff mengendur dan saat itu pula, Kirana langsung menarik tangan nya. Berada di dekat Jeff selalu membuat nya merasa tak enak hati.
Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan yang menemani perjalanan mereka sampai kantor, kedua nya sibuk dengan pikiran nya masing-masing, membuat sang supir heran dengan aksi diam-diaman kedua orang di bangku belakang.
"Maaf, Tuan. Sudah sampai.."
Jeff dan Kirana keluar dari mobil, tanpa sepatah kata pun Jeff berjalan cepat meninggalkan Kirana yang masih membereskan berkas-berkas di tangan nya. Perempuan itu berjalan mengikuti Jeff, meski sudah ketinggalan jauh.
"Pria itu tiba-tiba marah, tiba-tiba posesif, aneh sekali." Gumam Kirana sambil berjalan.
......
🌷🌷🌷🌷