Menyesal?
Itulah yang dirasakan oleh Denis Arkana pria berumur 27 tahun yang menjabat sebagai CEO di perusahaan nomor 1 di Asia.
Tapi itu semua hanya tinggal nama saja karena baru saja dikhianati oleh sahabat dan kekasihnya sendiri. Apa lagi ia dituduh sebagai tersangka pembunuh ibu kandungnya sendiri dan dijatuhi hukuman mati.
Denis sangat menyesal saat akan menjalani hukuman mati mengingat kelakuannya selama ini karena sudah durhaka kepads ibunya. Jika saja ia diberi kesempatan kedua maka ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatam itu.
Apakah ia akan diberi kesempatan kedua untuk mengubah takdirnya?? Ikuti kisah penuh konfliknya disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HeavenGirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAD | BAB 32
Denis dan Adrian segera beranjak pergi dari ruangan pribadi Denis karena tidak ada lagi yang ingin mereka bahas.
Sampainya di luar Adrian kaget bukan main melihat mobil sport keluaran terbaru yang ia incar minggu lalu ternyata dibeli oleh Denis.
“Berengsek kamu Denis! Ternyata kamu Mr.D yang beli mobil sport incaranku” umpat Adrian dengan suara tinggi.
“Siapa cepat dia dapat” ejek Denis sambil berlalu masuk ke dalam mobilnya.
Bruumm……………….
“Teman bangsat kamu Denis Arkana” teriak Adrian dengan kesal menatap Denis yang memanasinya dengan mobil barunya itu.
“Tampan udah deh malu tahu diliatin sama ganteng-ganteng itu” ucap Lola dengan suara gemulai.
“Diam kamu banci berisik!” bentak Adrian dengan kesal.
“Ckk!!” decak Lola dengan kesal.
“Lihat apa kalian! Bubar semuanya!” bentak Adrian dengan kesal menatap anak buah Denis.
Brak…………..
Adrian menutup pintu dengan keras mengagetkan semua anak buah Denis yang baru kali ini mereka melihat sifat asli dari seorang Adrian Castel, aktor sekaligus penyanyi terkenal di Indonesia hingga mancanegara.
“Aku tidak sangka ternyata itu sifat asli seorang Adrian Castel” ucap Max dengan heran sambil menatap kepergian mobil van Adrian.
“Semua yang di TV belum tentu benar dude. Jadi jangan terlalu mempercayainya” ucap Riki temannya.
“Heemm! Kamu benar” balas Max.
“Tapi gosip tentang Adrian Castel yang punya sifat bad boy benar ya” ucap Sean.
“Itu karakternya dia” ucap Max.
Mereka lalu kembali masuk ke dalam markas untuk berlatih dan menunggu Arsen yang akan memberitahu informasi penting nanti malam.
~ Rumah Sandro ~
Brak…………….
Sandro membanting pintu mobilnya dengan kuat mengagetkan ibunya yang sedang menanam bunga di halaman samping rumah mereka.
Tak berselang lama mobil milik Arsen menyusul disana membuat Mega menatap mereka dengan kening berkerut. Ia yakin jika pasti ada sesuatu yang sedang terjadi dengan anaknya.
“DIMANA ARA!” bentak Sandro menggelegar saat bertanya kepada mbok Inah pembantu di rumah mereka.
“No…..n Ara sedang ke mini…….market d……epan tuan” jawab mbok Inah dengan gugup.
“Dude tenangkan diri kamu. Kontrol emosimu” ucap Arsen.
“Diam kamu bocah empat mata! Ini urusan keluarga aku jadi kamu tidak perlu ikut campur!” bentak Sandro dengan suara tinggi.
Mega yang baru saja masuk ke dalam rumah kaget bukan main, mendengar bentakan putranya yang terlihat sangat emosi sambil menatap Arsen. Ia lalu berjalan dengan pelan menghampiri keduanya meski dalam hati ia sangat ketakutan.
“Sandro kamu kenapa nak? Apa ada masalah?” tanya Mega dengan suara lembut.
“Hari ini aku mohon jangan halangi aku bu. Apapun yang nanti aku lakukan sebentar ibu jangan pernah ikut campur” titah Sandro dengan suara tegas.
“Loh memangnya kenapa nak?” tanya Mega semakin penasaran.
“Tante” ucap Arsen sambil menggelengkan kepalanya agar jangan bertanya dulu saat ini.
Mega yang melihat gelengan kepala Arsen barusan semakin cemas dan penasaran. Entah kenapa tiba-tiba perasaannya menjadi tidak tenang dan merasa akan ada sesuatu hal yang besar yang akan terjadi nanti.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
Mungkin ini hanya perasaanku saja karena terlalu khawatir, batin Mega dengan was-was.
“Ibu anti elikan Ari ainan itu ya” ucap seorang bocah dengan suara cadel dari arah pintu.
“Iya nak. Nanti ibu belikan ya” ucap Ara dengan suara lembut.
“Hore...........anji ya bu” pekik Ari dengan senang.
“Iya ibu janji sayang”
Keduanya saling mengaitkan jari kelingking berjanji satu sama lain, tak mengetahui jika ada tatapan seperti singa lapar sedang menatap mereka dengan tajam.
Deg……….
Jantung Ara berdetak dengan cepat saat berbalik yang langsung disambut tatapan tajam sang kakak yang menatapnya seakan ingin menelannya hidup-hidup. Apa lagi ibunya yang menatapnya juga dengan wajah cemas.
Ada apa ini? Kenapa suasananya terasa sangat tegang ya, batin Ara.
“Mbok Inah bawa Ari keluar dan bermain di taman” ucap Sandro dengan suara tegas.
“Baik tuan” ucap mbok Inah yang langsung mengambil Ari dari gendongan Ara.
Beruntung Ari tidak menangis saat di ambil oleh Mbok Inah karena sibuk dengan mainannya yang baru. Setelah kepergian Mbok Inah dan Ari dari sana, Sandro memberi isyarat kepada adiknya untuk mendekat.
Plak………….plak………………..
“SANDRO APA YANG KAMU LAKUKAN NAK” teriak Mega dengan kaget tak menyangka Sandro akan menampar adiknya.
“Ibu aku sudah bilang kan tadi jangan pernah ikut campur” hardik Sandro dengan tatapan tajam.
“Tapi nak” ucap Mega yang langsung di potong Arsen.
“Tante aku mohon jangan membantah ucapan Sandro kali ini. Ini semua demi kebaikan tante juga” potong Arsen.
“Memangnya ada apa nak? Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Mega dengan bingung.
“Sebentar tante akan tahu” jawab Arsen.
Sedangkan Ara ia memegang pipi sebelah kirinya yang berdenyut sakit, karena mendapat 2 tamparan di pipi yang sama hingga bibirnya sobek.
“Naura Salim” ucap Sandro dengan suara lantang.
Duar……………..
Tubuh Ara seperti disambar petir mendengar ucapan kakaknya barusan yang menyebut nama yang sudah 2 tahun terakhir tak pernah ia pakai lagi. Jantungnya berdetak dengan cepat sudah tahu kenapa kakaknya bisa semarah ini.
“Jawab dengan jujur siapa ayah biologis Ari?” tanya Sandro dengan suara tegas.
“A……ku” ucap Ara dengan terbata-bata.
“Jawab aku pe***ur!” bentak Sandro.
“CUKUP SANDRO” hardik Mega tak kuasa mendengar ucapan putranya barusan.
Hiks……….hiks…………hiks………..hiks……………
Air mata Ara jatuh dengan deras mendengar ucapan kakaknya yang memanggilnya pe***ur. Hatinya terasa sangat sakit saat mendapat ucapan seperti itu dari kakaknya sendiri.
“Jawab Ara! Apa harus aku yang mengatakannya bi**h!” bentak Sandro dengan suara tinggi.
“Jaga ucapanmu Sandro. Dia itu adikmu bukan seorang pelacur!” bentak Mega sambil menatap putranya dengan tajam.
“Asal ibu tahu ya, putri yang ibu banggakan dan sayangi selama ini ternyata menjual dirinya di kasino Deluxe menjadi seorang pekerja malam bu. Entah sudah berapa laki-laki yang sudah tidur dengannya bu” papar Sandro menjelaskan dengan suara lantang.
Duar………..
Tubuh Mega bagai disambar petir mendengar ucapan putranya barusan. Otaknya blank tidak bisa memikirkan apa-apa hanya ada ucapan kalau putrinya itu seorang pel***ur di kepalanya.
“Ar….a. Jawab ibu kalau ucapan kakakmu tidak benarkan nak?” tanya Mega dengan suara bergetar.
Brugh……………
“Maa…..fin Ara bu………hiks hiks hiks…………..maaf bu…………..hiks hiks” ucap Ara sambil berlutut di depan kaki ibunya dan menangis histeris.
Seketika tubuh Mega terasa lemah dan hampir jatuh beruntung Arsen dengan cepat menahannya sebelum jatuh.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
Air mata Mega mengalir dengan deras tak tahu harus berkata apa, sedangkan Sandro menatap adiknya dengan tatapan berkilat tajam.
Grep…………
“Hiks hiks hiks………….ampun ka…………..hiks hiks…………maafin aku ka” ucap Ara memohon ampun saat rambutnya di jambak Sandro.
Bugh………..bugh……..bugh………..bugh……………
Prang…………..prang……………..
Dengan tak berperasaan Sandro memukul dan menendang adiknya hingga menghancurkan meja dan kursi didalam ruang tengah. Ia seperti kesetanan menghajar sang adik karena merasa sangat malu dengan kelakuan adiknya itu.
“Ma……afin aku ka, i…….bu” lirih Ara dengan suara lemah sudah tak bertenaga.
Bugh……………bugh……………..bugh………………
Sandro terus memukul adiknya tak perduli jika adiknya sudah hampir mati, Arsen yang melihat hal tersebut dengan cepat menahan gerakan tangan Sandro yang hendak mengambil kaki meja untuk memukul Ara.
“Lepas berengsek!” bentak Sandro.
“Cukup dude. Kamu tidak lihat Ara hampir mati” ucap Arsen sambil menunjuk Ara yang tergeletak di lantai dengan tubuh penuh luka dan darah.
“Biar aku membunuh anak kurang ajar ini. Dia itu memang perempuan pe***ur yang harus di beri pelajaran” hardik Sandro dengan suara tinggi.
“DIA ITU ADIK KANDUNG KAMU DUDE!” bentak Arsen.
“Aku tidak sudi punya adik seorang pel***ur seperti dia” teriak Sandro menggelegar.
Nyes…………
Jantung Ara seperti ditikam 1000 pisau mendengar ucapan kakaknya barusan. Tatapan matanya menatap sang ibu yang sedari tadi diam menatap ke depan dengan kosong sambil menangis.
Maafin Ara bu, batin Ara penuh penyesalan.
“Tahan emosi kamu dude. Aku tidak ingin kamu berakhir di penjara” ucap Arsen.
Prang……………
Sandro melempar kaki meja tadi dan berlalu keluar pergi dari sana, karena ia yakin akan kembali emosi jika melihat wajah adiknya itu.
Phew…………………….
Arsen membuang napasnya dengan kasar melihat sahabatnya sudah pergi, ia lalu mengambil hpnya dan menelpon sang ibu untuk datang kesini dan menemani tante Mega yang kelihatan sangat syok sekali.
~ Rumah Arkana ~
Denis tidak pulang ke mansionnya melainkan pulang ke rumah mamanya karena kangen dengan masakan sang mama, apa lagi sudah 2 hari ia tidak bertemu dengan Amira karena pekerjaannya yang menumpuk.
Saat keluar dari dalam mobil keningnya mengerut melihat ada 3 mobil mewah yang terparkir di halaman depan. Setahunya mamanya tidak punya teman sosialita kaya, selain mamanya Arsen yang menurutnya kaya.
“Aden” ucap bi Eda yang datang dengan wajah panik menghampirinya dari arah samping.
“Siapa yang datang?” tanya Denis dengan suara dingin.
“Bibi tidak tahu den. Mereka semua yang datang berwajah bule kayak den Denis” jawab bi Eda dengan cepat.
Kening Denis semakin mengerut penasaran siapa sebenarnya yang datang bertamu, apa lagi dari ucapan bi Eda yang mengatakan mereka berwajah bule seperti dia.
Brak……………
Bunyi pintu yang dibuka dengan kuat mengagetkan tamu yang sedang duduk di ruang tamu.
Terlihat mereka sedang bersih tegang dengan mamanya yang kelihatan sangat emosi, dilihat dari wajahnya yang memerah dengan kedua tangannya yang mengepal erat.
“Demian” ucap seorang pria bule yang sudah berumur dengan tatapan penuh kerinduan saat melihat Denis.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
To be continue………………
sekali dikeluarkan dr maxssimo family, maka selamanya bgtu