NovelToon NovelToon
Transmigrasi Menjadi Pelayan Pria Jahat

Transmigrasi Menjadi Pelayan Pria Jahat

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Time Travel / Lari Saat Hamil / Transmigrasi ke Dalam Novel / Rebirth For Love / Cinta Istana/Kuno / Tamat
Popularitas:189.9k
Nilai: 4.8
Nama Author: aif04

Alana seorang gadis biasa yang sangat suka membaca novel di waktu senggangnya. Hingga ada satu novel yang membuatnya benar-benar sangat kesal.

Tapi siapa sangka ia justru terjebak menjadi pelayan dari penjahat utama dalam novel tersebut.

"Aku benar-benar akan mati jika terus begini." Gumamnya.

"Akh pangeran bajingan !" Umpatnya.

"siapa yang kau sebut bajingan ?"

"Mati aku..."

Dapatkah Melisa terus bertahan hidup dan dapatkah ia merubah akhir dari novel itu ? ayo saksikan kisahnya di "Transmigrasi menjadi pelayan pria jahat."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aif04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali

Goa tersebut tampak begitu menyeramkan, sangat berbeda dengan pada saat ia masuk ke dalam tempat ini. Bahkan dinding-dinding goa telah di penuhi darah dan bau amis yang mengangkat, membuat Alana merasa seperti sedang berada di dalam sebuah mimpi buruk. Sedangkan Alana masih duduk diam tanpa bisa mengatakan apapun, hanya duduk dengan merapatkan kedua kakinya dan menenggelamkan kepalanya di antara kaki-kakinya.

'Aku ingin pulang,' batinnya dengan nada yang sedih dan putus asa. Ia merasa seperti terjebak dalam sebuah situasi yang tidak bisa dihindari.

Hingga ia merasa ada sesuatu yang berdiri di depannya. Alana menengadah dan melihat Rion berdiri di depannya dengan wajah yang datar dan tidak beremosi.

"Bugh," Rion melemparkan jubahnya pada Alana dengan gerakan yang kasar. "Bersihkan dirimu!" pintanya dengan begitu datar, tanpa ada rasa empati atau belas kasihan di sana.

"Hmm," Alana hanya berdehem pelan, masih dalam posisi yang sama, tidak bergerak sedikit pun. Hingga Rion akhirnya memilih menghela nafas dengan kasar, lalu mendudukkan dirinya agar sejajar dengan wanita itu.

"Apa kau menangis?" tanyanya dengan nada yang sedikit lebih lembut dari biasanya. Tidak ada jawaban apapun dari Alana. Wanita itu masih begitu betah dengan posisinya saat ini, tidak bergerak sedikit pun.

"Huh... apa itu karena monster naga ini?" tanya Rion, mencoba sebaik mungkin untuk memahami perasaan Alana.

"I-itu... kenapa kita harus membunuh naga itu? Dia bahkan tidak bersalah sedikit pun..." gumam Alana dengan nada yang berputus asa, suaranya terdengar lemah dan rapuh. Rion mendengar hal itu lantas memicingkan matanya, mencoba untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam pikiran Alana.

"Ternyata begitu, ikuti aku!" ajak Rion dengan menarik lengan wanita itu secara paksa.

"Anda mau kemana!" ujar Alana dengan nada bicara yang sedikit tinggi, mencoba untuk memprotes tindakan Rion yang kasar. Tapi Rion sama sekali tidak perduli dan terus menarik tangan wanita tersebut, membuat Alana tidak memilliki pilihan lain kecuali mengikutinya.

Hingga mereka masuk ke sisi lain goa yang masih terdapat batu yang berkilau, sehingga tempat itu tidak gelap dan Alana bisa melihat dengan jelas apa yang terdapat di sana. Lalu kemudian wanita itu tidak bisa tidak terkejut saat melihat begitu banyak kerangka yang berserakan di sana, seperti mayat-mayat yang tidak terurus.

"I-ini apa?" tanyanya dengan rasa panik dan terkejut menjadi satu.

"Ini adalah korban dari naga itu," jelas Rion, membuat Alana merasa seperti terkena petir, setelah mendapati satu fakta yang sama sekali tidak ia ketahui.

"Naga itu..." gumam Alana dengan perasaan campur aduk.

"Dia telah banyak sekali memakan manusia yang memasuki hutan ini," ungkap Rion membuat Alana membeku di tempat.

Alana terdiam di tempat dengan segala pikiran di kepalanya.

'Apa...membunuh makhluk itu bukanlah satu hal yang salah? A-apa itu justru sesuatu yang tepat tapi...' peperangan di batinnya yang semakin kacau.

"Kau tidak salah, membunuhnya justru menyelamatkan banyak orang." Perkataan Rion berhasil membuat Alana seperti mendapat jawaban dari apa yang ia pikirkan. Sehingga ia menatap nanar pada pria yang berdiri tepat di sampingnya.

"Me-menurut Anda begitu?" tanya Alana memastikan kembali perasaannya.

"Tentu saja, bukankah dengan membunuhnya kau justru menyelamatkan banyak nyawa dan juga membalaskan dendam dari korban-korban sebelumnya," jelas Rion lalu menatap wanita tersebut yang sedari tadi memperhatikannya.

"Kau adalah pahlawan Alana dan aku mewakili segenap negeri ini mengucapkan terimakasih untuk jasamu Alana," lanjut Rion membuat beban di hati Alana menguap seketika. Rasanya ia bisa bernafas lega setelah apa yang di katakan Rion padanya.

"TES," tiba-tiba saja air mata mengalir dari sudut matanya membuat ekspresi Rion sedikit berubah. Ia tidak mengerti mengapa wanita itu justru menangis. Tapi belum sempat ia bertanya Alana lebih dahulu tersenyum padanya.

"Ter-ternyata begitu hiks, sa-saya akhirnya bisa lega,...terimakasih yang mulia, terima kasih," ucapnya dengan begitu tulus.

Rion tidak mengatakan apapun, ia justru terpaku di tempat dengan perasaan yang sulit di jelaskan.

'Kenapa jantungku berdetak dengan cepat?' pikirnya.

Hingga beberapa detik kemudian. "Akh, maaf saya terlalu cengeng," ujar Alana yang dengan cepat menghapus air matanya.

"Menyebalkan," balas Rion setelah tersadar dari lamunannya dan berniat untuk pergi dari sana.

"Sebentar yang mulia," tahan Alana. Rion menatap wanita itu dengan mengerutkan dahinya.

"Saya ingin mendoakan dan memberikan penghormatan terakhir," jelas Alana dengan cepat menutup matanya lalu menyatukan kedua telapak tangannya.

'Semoga kalian bisa beristirahat dengan tenang," batinnya.

Disisi lain Rion menatap sayu ke arah Alana yang masih menutup matanya, tanpa di sadari ia menarik sudut bibirnya membentuk senyuman tipis.

Hingga beberapa saat Alana membuka matanya membuat wajah Rion kembali datar.

"Sudah? jika sudah, maka ayo pergi dari sisni tapi sebelum itu..." Rion terdiam sejenak dengan memperhatikan Alana sejenak.

"Cepat bersihkan dirimu yang penuh darah ini!" perintah Rion dengan begitu tegas. Saat ini, tubuh Alana memang masih di penuhi darah, dan Rion ingin agar Alana membersihkan dirinya sebelum mereka melanjutkan perjalanan.

"Baik, yang mulia," jawab Alana dengan tersenyum, suaranya terdengar sangat patuh.

Hingga akhir, mereka telah siap untuk meninggalkan goa itu. Tapi sayangnya, karena tubuh makhluk itu hancur berkeping-keping, membuat mereka hanya bisa membawa jantung sang naga di dalam ruang dimensi. Tapi menurut Rion, bahwa itu sudah lebih dari cukup bagi mereka.

Sesampainya di luar goa, Alana bisa melihat hari yang sudah gelap dan menyeramkan tanpa satupun pencahayaan. Tapi untungnya, ia membawa beberapa permata yang bercahaya itu agar bisa menerangi jalan mereka. Tentunya, Alana mengambil benda tersebut atas izin dari Rion, dan sekarang permata itu bercahaya dengan lembut di tangan Alana, menerangi jalan mereka di tengah kegelapan.

1
my+ng
/Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool/
Sean Justin
bagus
Z House
jalan cerita yang ga bertele tele, manis, ending yg membuat senyum...kata2 yg dirangkai bikin susah move on... ditunggu karya berikutnya
Z House
selalu suka jalan ceritanya... manis
ditunggu karya terbaru nya
Dewiendahsetiowati
terima kasih untuk karyamu dan di tunggu karya selanjutnya
Ezra Lastrie Sagio Hutapea
mau extra chapter Thor...
Vinna
lanjut extra chapter....🥰💖
Septiani Nana
extra part donk ka
Ariyati Qamariah
waa pgn extra chap nya Thor 💕
shinta septiyarini
lanjut extra chapter Thor... /Scream/
Yuliana wahyuni
lanjut thor
Ezra Lastrie Sagio Hutapea
oh Thor ko digantung si...😁
Indri Lestari
up yg banyak thor
kymlove...
ketemu lah... kasian... jika terus tersiksa rindu... dan perlahan di bunuh cinta😭😭
Eka suci
jeng jeng jeng semakin tegang🤭
Aya Ozy
Lumayan
Ezra Lastrie Sagio Hutapea
up yng banyak dong Thor 😁
Eka suci
lanjuuut 💪🏻
Indri Lestari
double up donk thor
Ezra Lastrie Sagio Hutapea
semangat terus Thor 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!