Bermain games memang sangat menyenangkan, terutama permainan truth or dare. Namun, bagaimana jika permainan itu justru menyebabkan kamu terperangkap dalam lembah cinta si mafia kejam?
Itulah yang dialami Quennara Azwa Walters, gadis cantik berusia 20 tahun yang merupakan putri dari Salman Walters, pimpinan Walters group yang dikenal hebat.
Queen harus menghadapi masalah besar, dimana dia menjadi incaran mafia kelas kakap yang tak lain ialah Bryce Jeevan Ivander, atau yang biasa orang kenal sebagai 'mister Jeevan'.
Semuanya terjadi akibat Queen mengikuti permainan truth or dare bersama teman-temannya, dia harus melakukan dare yakni mencium pria tampan di dalam cafe yang mana pria itu adalah Jeevan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon patrickgansuwu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32. Banyak rumah
Queen dan Jeevan tiba di rumah besar yang agak jauh dari kota, mereka bahkan baru sampai setelah menempuh perjalanan lumayan lama.
Rumah itu adalah rumah rahasia milik Jeevan, ia sengaja menyiapkan rumah itu sebagai tempat persembunyian jika sewaktu-waktu ia tertangkap oleh kelompok walters alias musuhnya.
"Kita sudah sampai Queen, selamat datang di rumah kebanggaan saya!" ucap Jeevan.
"Lo banyak banget sih rumahnya, mending disedekahin gitu biar berkah!" ucap Queen.
"Iya, kan saya mau sedekahin rumah ini ke kamu. Mulai hari ini rumah ini jadi punya kamu," ucap Jeevan.
"Oh ya? Berarti gue boleh dong ajak siapa aja datang kesini?" tanya Queen.
"Gak gitu juga, cuma kamu yang boleh tinggal disini. Kamu gak boleh ajak siapapun, apalagi teman-teman kamu," jawab Jeevan.
"Kalo gitu artinya ini bukan rumah gue dong, sama aja bohong. Lo pelit banget sih!" sentak Queen.
"Emang kamu mau ajak siapa sih kesini Queen?" tanya Jeevan.
"Banyak, gue pengen ajak teman-teman gue plus bokap gue buat tinggal disini. Harusnya lu kasih izin dong, ini kan rumah gue," jawab Queen.
"Untuk sekarang belum bisa Queen, tapi mungkin nanti saya akan berikan kesempatan untuk kamu," ucap Jeevan.
"Banyak omong lu! Dasar pelit!" cibir Queen.
"Sudah, tidak usah terlalu banyak bicara! Ayo kita masuk ke dalam, saya akan perlihatkan rumah besar ini pada kamu!" ucap Jeevan.
"Gue tinggal disini sendiri?" tanya Queen.
"Pertanyaan itu kamu ajukan nanti aja sewaktu kita di dalam, udah yuk buruan turun!" ucap Jeevan.
Queen menggeleng menolak.
"Kamu jangan tolak saya Queen! Kamu gak mau kan saya buat sesuatu yang buruk kepada orang tua dan teman-teman kamu?" ancam Jeevan.
"Lo gak bisa ngancem gue, gue gak takut sama ancaman lu!" ucap Queen.
"Kamu tahu sendiri Queen, saya bisa melakukan apapun," ucap Jeevan santai.
"Iya gue ngerti, tapi gue yakin lu gak mungkin berani ngelakuin itu. Semua ini cuma gertakan lu doang kan? Supaya gue takut dan nurut terus sama lu, basi tau gak!" sentak Queen.
"Jika kamu anggap ini cuma sebagai gertakan, yasudah jangan salahkan saya kalau sewaktu-waktu teman kamu ada yang pergi meninggalkan kamu lebih dulu!" ucap Jeevan.
"Emangnya lu mau apain teman gue, ha? Lu pengen bunuh mereka, iya? Pengecut banget sih lu Jeevan!" ucap Queen.
"Saya bukan pengecut Queen, saya hanya tidak suka dibantah. Kalau kamu mau mereka selamat, menurut lah dan jangan membantah!" ucap Jeevan mengulangi kalimatnya.
"Gue pengen lihat teman-teman gue, sekali aja!" rengek Queen.
"Mereka gak ada disini Queen, tapi kamu gak perlu khawatir karena mereka akan aman selagi kamu mau nurut sama saya!" ucap Jeevan.
"Lu kenapa gitu sih? Gue cuma pengen ketemu sama teman-teman gue, apa salahnya?" tanya Queen.
"Ini sudah malam Queen, kita masuk dulu yuk buat istirahat! Kapan-kapan baru deh kamu boleh ketemu sama mereka," jawab Jeevan.
"Gue maunya sekarang Jeevan!" tegas Queen.
"Gak bisa Queen, kamu dengerin saya dong! Ini sudah malam dan kamu gak boleh pergi malam-malam," ucap Jeevan.
"Lo nyebelin! Lo selalu maksain kehendak, tapi lu gak pernah dengerin gue!" ujar Queen.
"Kamu itu kan milik saya, jadi kamu yang harusnya dengerin saya bukan sebaliknya!" sentak Jeevan.
Queen membuang muka, namun Jeevan langsung saja mencengkram kuat tangan wanitanya dan mengajaknya masuk ke dalam.
"Sekarang ayo masuk! Gak ada penolakan!" paksa Jeevan.
•
•
Sementara itu, Dinda baru selesai makan dan langsung menatap Tom dengan tatapan dingin penuh emosi.
Tom paham betul mengapa Dinda seperti itu, ia pun tidak bisa berbuat apa-apa karena ia memang pantas dibenci oleh gadis itu.
"Gue udah selesai makan, sekarang kasih tau gue dimana teman-teman gue!" pinta Dinda.
"Kamu yakin mau tau sayang? Saran aku, mending kamu disini aja dan gausah cari tau soal teman-teman kamu itu! Disini lebih aman sayang, kamu percaya sama aku!" ucap Tom.
"Percaya sama lu? Buat apa? Lu itu udah ngerusak gue, kenapa gue harus percaya sama lu?" ujar Dinda.
"Ya aku ngerti, kamu boleh benci aku sesuka kamu. Kamu juga bebas pukulin aku kapanpun kamu mau, asalkan kamu jangan pergi dari tempat ini Dinda!" ucap Tom.
"Emangnya kenapa?" tanya Dinda.
"Bos Jeevan masih ngincer kamu, dia mau semua teman Queen ada sama dia. Aku justru berusaha melindungi kamu dengan taruh kamu di tempat ini, supaya dia gak bisa tangkap kamu! Aku sayang sama kamu Dinda, aku gak pengen kamu dijadikan budak seperti yang lainnya!" jelas Tom.
"Maksud lu? Berarti teman-teman gue sekarang udah jadi budak bos lu dong?" tanya Dinda.
"Gak juga sih, teman-teman kamu masih aman sampai sekarang. Setidaknya beberapa bulan ke depan, karena pasar lelang ilegal baru diadakan tiga bulan lagi dari sekarang," jawab Tom.
"Pasar lelang ilegal? Itu maksudnya apa?" tanya Dinda tak mengerti.
"Disitu para sultan sultan gabut dari penjuru dunia berkumpul, mereka bakal beli berbagai barang yang dijual secara ilegal," jawab Tom.
"Barang? Terus apa hubungannya sama teman-teman gue? Mereka bukan barang," ujar Dinda.
"Iya aku lupa jelasin, kalau di tempat itu juga ada pelelangan manusia. Bukan hanya wanita, tapi laki-laki juga ada disana. Mereka dijual untuk dijadikan budak atau pemuas naf-su," ucap Tom.
Queen membuka mulutnya lebar, ia tak bisa membayangkan kalau sampai semua temannya dijual dalam pasar lelang tersebut.
"Gue gak bisa biarin teman-teman gue dijual kesana! Gue harus bebasin mereka!" ucap Dinda.
"Kamu gak bisa melakukan itu Dinda, yang ada kamu bakal ditangkap sama pasukan bos Jeevan. Terus kamu dan teman-teman kamu bakal dibawa kesana tanpa terkecuali," ucap Tom.
"Gue lebih baik sama teman-teman gue, daripada gue harus disini sama lu. Gak ada bedanya kan? Gue tetap gak aman disini," ucap Dinda.
"Kata siapa? Aku bisa jagain kamu kok sayang, kalau kamu di tempat teman-teman kamu justru aku semakin susah buat jagain kamu. Tolong ya kamu tetap disini Dinda sayang!" ucap Tom.
"Ogah! Gue gak mau jadi pemuas naf-su lu! Biarin gue pergi, atau gue teriak sekarang!" ujar Dinda.
"Kamu teriak juga percuma Dinda, gak akan ada yang dengar dan perduli. Tempat ini udah aku desain khusus supaya bikin kamu aman, jadi kamu gak perlu takut! Lagipun, aku gak akan jadikan kamu sebagai pemuas aku kok," ucap Tom.
"Halah bullshit! Lu itu kebanyakan omong tau gak, gue gak percaya sama lu! Sekarang biarin gue pergi dan jangan halangi gue!" tegas Dinda.
"Aku perduli loh sama kamu, aku gak pengen kamu kenapa-napa. Please, kali ini aja kamu percaya sama aku! Di luar sana terlalu bahaya buat kamu Dinda," ucap Tom.
"Disini juga gue bahaya, apalagi sama cowok mesum kayak lu!" sentak Dinda.
Tom menggeleng sembari mengusap wajahnya, sedangkan Dinda membuang muka berusaha melepaskan ikatan di tangannya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
tapi si Fritzy apa mengenal Queen 🤔
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗