Apa jadinya jika dalam suatu pernikahan hadir orang ketiga?
Begitulah nasib Mayang yang harus menghadapi kehidupan pernikahannya yang penuh dengan lika-liku.
Mertua, dan ipar menganggapnya sebagai benalu.
Ditambah dengan lima tahun pernikahannya dengan Adam, mereka belum juga dikaruniai buah hati.
Sanggupkah Mayang menghadapi semua kemelut kehidupan?
Akan kah Mayang memilih untuk meninggalkan suaminya atau tetap bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marina Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Setelah merapikan semua buku-buku yang sudah kami beli tadi. Mayang mengajak hafiz untuk ke kamarnya agar beristirahat. Setelah melihat hafiz tertidur, Mayang mencium kening hafiz, dan berjalan keluar menuju kamarnya.
Sebelum tidur biasa Mayang memilih untuk duduk di balkon kamarnya lalu membuka hp untuk mengecek-ngecek media sosial nya. Ada banyak pesan masuk yang ingin membeli barang dagangan nya. Bahkan ada yang memesan kue. "Alhamdulillah" batin Mayang, Dengan semangat empat lima Mayang langsung mencatatnya dan membuat list pesanan yang nanti akan ia kirim ke Sofi dan Anita.
Sedangkan untuk pesanan kue Mayang mencatatnya di buku pesanan, dan membuat list bahan-bahan yang nanti akan di belinya. "Sepertinya besok harus ke swalayan" pikir Mayang sambil memainkan pulpennya.
Karena rasa kantuknya, ia masuk kedalam lalu menutup pintu balkonnya dan merebahkan diri di atas kasur. Tak berapa lama akhirnya Mayang tertidur pulas.
****
Keesokan harinya seperti biasa Mayang memulai aktifitas membersihkan rumah dan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga hafiz. Mayang memasak nasi uduk dengan telur dadar yang telah di potong-potong tak lupa pula Mayang membuat orek-orek tempe dan bawang goreng. Tak lupa pula susu coklat untuk hafiz dan kopi latte dengan es untuk dirinya.
"Pagi bunda." Ucap hafiz berjalan menuju kursi dan menduduki nya.
"Pagi juga sayang bunda. Baru saja bunda mau bangunin hafiz."jawab Mayang sambil mencium rambut putra nya. Mayang duduk di sebelah hafiz. Dan membalikkan piring miliknya dan milik hafiz. Mayang menyiapkan makanan ke piring hafiz dan juga piring nya.
Kami pun makan dengan tenang, terlihat hafiz yang lahap makan. Ibu mana yang tidak bahagia melihat anaknya makan dengan lahap.
"Fiz, nanti sore bunda mau ke swalayan. Mau beli bahan-bahan kue. Hafiz ikut atau dirumah saja sayang? Biar nanti bunda suruh Bu Siska nemenin hafiz."tanya Mayang seusai menghabiskan sarapan nya.
"Hafiz ikut bunda aja ya, Bun."jawab hafiz.
"Ya sudah kalau hafiz mau ikut. Nanti sehabis ashar aja kita jalan nya."ucap Mayang sambil membereskan piring-piring kotor dimeja makan.
"Ok bunda, hafiz pinjam hp bunda ya?"
"Iya sayang"
Mayang mencuci piring-piring kotor dan meletakannya di rak piring. Mayang membawa jus kesukaan hafiz dan juga kopi latte vanilla tak lupa pula kue-kue kering menuju ruang keluarga dimana putra nya sedang bersantai sambil memainkan hp Mayang.
"Sedang apa sih nak, seru banget bunda lihat" tanya Mayang kepo.
"Iiiiiish.... Bunda enggak boleh tahu ini urusan laki-laki." Jawab hafiz sambil ngumpetin hp bunda.
"Iya deh yang urusan laki-laki. Bunda enggak ikut campur."
Kesal melihat kelakuan anaknya, yang heboh dengan hp, Mayang menyalakan siaran televisi. Menonton film yang sedang di putar oleh salah satu stasiun dari luar negeri.
Terdengar suara adzan, Mayang mengambil air wudhu lalu melaksanakan sholat di kamarnya. Sehabis sholat Mayang bersiap-siap untuk belanja kebutuhan toko.
"Sayang, sudah siap belum"teriak Mayang dari ruang keluarga yang sedang menunggu hafiz.
"Sebentar bunda" jawab hafiz.
Hafiz berlari kecil, mendekatin Mayang. "Jangan lari sayang." Nasehat Mayang. Hafiz hanya menampilkan senyum pasta gigi yang sering muncul di televisi. " Yuk Bun. Udah di tunggu om Vin." Ucapnya yang membuat ku bingung.
"Om Vin?" Tanya ku memastikan.
"Iya Bun, om Melvin." Hafiz menegaskan ucapan nya.
Hafiz menarik ku karena kesal aku hanya berdiri bengong, dengan tampang belo'on. "Om Vin." Teriak hafiz membuat ku tersadar. Melvin sudah menunggu di balik pagar yang belum kami buka. Hafiz langsung membuka pintu pagar, aku pun menyusul hafiz lalu menutup dan mengunci nya.
Hafiz langsung memeluk Melvin dengan riang dan masuk ke dalam mobil, hafiz duduk di depan samping melvin. Bak seperti kerbau yang di cucuk hidung nya aku memasuki mobil Melvin dan duduk di kursi belakang.
Selama perjalanan hafiz dan Melvin bercanda gurau, aku hanya menjawab jika mereka bertanya, bahkan sesekali aku menimpali percakapan mereka. Ingin rasanya Mayang protes tapi tidak tega jika melihat wajah putra nya sendu. "Aaaaaah... Biarlah, demi kebahagiaan mu nak."gumam ku lirih.
Sesampai nya di grosir "Lottee" Melvin langsung mengandeng tangan hafiz. Seperti ayah yang mengandeng tangan putranya. Mayang hanya mengikuti mereka di belakang. Melvin mengambil trolly dan membawanya.
"Mau belanja apa mba Mayang" tanya Melvin.
"Aaaaah ini mas, mau beli bahan-bahan kue, kebetulan ada yang pesan kue dan bahan nya kurang sekalian stock buat seminggu." Jujur Mayang.
"Ok mba, mba nya yang menentukan arah kemana saya harus membawa trolly nya."
"Iya Bun, hari ini om Melvin bakalan nemenin kita belanja. Iya kan om?" Tanya hafiz riang
"Iya jagoan." Jawab melvin sambil mengacak-acak rambut hafiz.
Mayang pun langsung menuju bagian tepung dan kawan-kawan. Mengambil bahan yang sudah di list olehnya. Mayang mengambil dengan partai besar, karena buat stock selama lima hari. Sabtu Minggu toko kue tutup.
Semua barang sudah berada di trolly yang dibawa Melvin. " Udah semuanya mba Mayang?" Tanya melvin.
"Tinggal telur saja mas, kalau telur saya sudah punya agen nya sendiri." Jawab Mayang. Aku langsung menuju kasir untuk melakukan pembayaran.
Setelah antrian lumayan panjang, tiba giliran aku melakukan pembayara, kasir menghitung semua barang-barang belanjaan ku. "Total nya empat juta lima ratus sembilan puluh ribu rupiah Bu." Ucap kasir yang ku lihat tag name nya Ulfa sambil melirik ke arah Melvin.
Aku pun mengambil dompet untuk mengeluarkan kartu debit ku, tapi Melvin malah menyodorkan kartu miliknya. "Pakai ini saja mba" ujar Melvin. Kasir pun langsung mengambil kartu Melvin dan menggesek nya di mesin EDC, ingin protes tapi kutahan karena ada orang yang mengantri di belakang ku. Melvin mengetikan nomor pin nya di mesin.
Kasir menyerahkan kartu Melvin berserta struk pembayaran. Sambil tersenyum genit. "Huuuufttt.... Ganjen banget jadi cewek. Gue aja yang janda enggak ganjen." batin Mayang.
Setelah menyelesaikan pembayaran Melvin membawa trolly menuju parkiran mobil, dan membuka pintu bagasi lalu memasukkan nya ke dalam bagasi. Usai semua barang masuk Melvin menutup pintu bagasi mobil. Kami pun memasuki mobil, lalu Melvin pun menjalankan mobil nya.
"Sekarang kita kemana jagoan. Langsung pulang atau makan dulu?" Tanya Melvin sambil melirik ku dari kaca spion.
"Makan dulu om, hafiz laper. Mau kan Bun?" Tanya hafiz sambil menengok ke belakang.
"Ya sudah, bunda ikut hafiz saja" jawab ku pasrah.
"Baiklah kalau begitu, mau makan dimana kita jagoan?"
"Seafood om!!!!!" Seru hafiz
"Mas enggak alergi seafood kan??" Tanya ku. Ngeri-ngeri sedap kalau sampai kenapa-napa.
"Enggak kok mba, tenang aja. Saya enggak alergi seafood". Ujar Melvin dengan melihat ku dari spion mobil.
"Oh syukur lah kalau begitu."
"Horeeeeeee... Kita makan seafood" seru hafiz senang.