Hasna terpaksa menikah dengan David,atasannya dikantor,ibu Hasna mengalami gagal ginjal akut,dan harus menjalani hemodialisis tiga kali dalam seminggu sampai mendapat transplantasi ginjal yang cocok.Semua itu membutuhkan biaya yang sangat besar sehingga Hasna mau menerima tawaran David untuk menikah dan hanya sebagai ibu pengganti dengan perjanjian David akan membayar semua biaya pengobatan ibu Hasna.
David yang merasa tertekan dengan desakan kedua orang tuanya untuk segera menikah dan memiliki anak,karna usianya juga sudah sangat matang untuk menikah bahkan terlalu matang.David juga sangat menginginkan seorang anak seperti teman temannya dan juga saudara saudara sepupunya.Sementara sang kekasih Amanda lebih mementingkan karirnya sebagai seorang model,dan terus menunda nunda ajakan David untuk menikah,hingga David frustasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desnisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
Akhirnya David memutuskan untuk mendatangkan tenaga profesional kerumah,yaitu psikiater.
Setelah Amanda di beri obat penenang oleh dokter,David menceritakan kejadian yang baru saja terjadi.Mereka memutuskan untuk melihat cctv,kejadian yang dialami baby Dendi.
Tampak Amanda sedang memandikan baby Dendi,tiba tiba belalai baby Dendi menyemprotkan air seninya tepat ke wajah Amanda.Karna kaget reflek Amanda melepaskan tubuh baby Dendy.
David dan dokter tertawa ringan melihat apa yang dilakukan baby Dendi.
Mereka kembali ke kamar Amanda.
"Apa sebelumnya istri pak David belum pernah memandikan bayinya?"Tanya dokter
"Belum pernah dok,baru kali ini,biasanya pengasuhnya yang memandikan,saya juga kaget kenapa istri saya yang memandikan anak kami,nanti akan saya tanyakan pada pengasuh anak saya dok"Jawab David.
"Begini pak David,ibu yang sudah terbiasa memandikan bayinya pasti sering mengalami hal seperti tadi,bagi para ibu mereka sangat menikmati momen memandikan bayi,di semprot air seni anak mereka itu justru sesuatu yang membuat mereka tertawa bahagia,dan itu adalah momen untuk membangun bonding antara ibu dan anak.Memang kejadian tadi tidak disengaja tapi sangat berbahaya dan bisa mengancam keselamatan sang bayi,apalagi saat istri anda melepaskan bayinya agak keras,saya kuatir terjadi sesuatu pada anak anda pak David.Sebaiknya bayi anda segera di periksa tenaga medis,dan di lakukan pemijatan pada tubuhnya untuk menghindari ada ototnya yang keseleo".Terang dokter panjang lebar.
"Sebelum melakukan psikoterapi dan pengobatan,saya memerlukan data data dan daftar riwayat hidup bu Amanda"
"Baik dokter akan saya siapkan"
"Sambil menunggu bu Amanda bangun saya akan menyapa bu Fatma dan pak Hamdan sebentar,nanti kalau bu Amanda sudah sadar pak David bisa panggil saya,kalau saya di dalam saat bu Amanda sadar,takutnya dia merasa tidak nyaman...oiya satu lagi pak,tolong kirim ke hp saya rekaman cctv yang tadi untuk saya pelajari"
"Baik dokter"
Sementara di kamar Hasna,ada bu fatma dan mba Ana,mereka sedang menunggu tukang urut datang.
"Bu Fatma,neng Hasna,sebaiknya kalian harus lebih hati hati terhadap non Amanda,maaf bu bukan maksud saya mau ikut campur dan menjelek jelekkan non Amanda,lebih baik ibu membujuk nak David supaya mengembalikan baby Dendi pada neng Hasna sebagai ibu kandungnya"Mba Ana tertunduk sedih mengingat apa yang di lakukan Amanda terhadap baby Dendi.
"Memangnya ada apa mba Ana,kenapa mba Ana bicara seperti itu,ada yang mba Ana sembunyikan yang tidak kami ketahui?"tanya Hasna yang sibuk menimang nimang baby Dendi yang terus rewel.
"Ga apa apa neng,saya hanya mengingatkan apalagi kan non Amanda sedang sakit gitu,takutnya dia melakukan sesuatu diluar kendalinya,gitu neng Hasna"Mba Ana tidak berani melapor apa yang pernah dilihatnya.
"Iya mba Ana,saya juga berpikir begitu,saya akan coba bujuk David"bu Fatma yang menjawab.
"Mba Ana,saya tahu mba Ana menyembunyikan sesuatu,kalau ini menyangkut Dendi,tolong mba Ana katakan"Hasna memandang memohon.
Mba Ana terdiam sebentar,ada rasa takut untuk mengatakan yang sebenarnya,tapi dia sangat mengkuatirkan keselamatan baby Dendi.
"Mba Ana bicara saja,mba Ana jangan takut,kita sudah seperti keluarga"Bu Fatma berusaha meyakinkan mba Ana dengan memegang kedua bahunya.
Mba Ana pun punya keberanian dan kekuatan.
"Begini bu Fatma,neng Hasna,saya pernah memergoki non Amanda mencubit paha baby Dendi,waktu itu baby Dendi habis nyusu terus gumoh,mengenai baju non Amanda,terus non Amanda marah dan mencubit paha baby Dendi".
"Pernah lagi saya pergoki non Amanda menutup wajah baby Dendy dengan bantal,waktu itu non Amanda sedang tidur,tiba tiba baby Dendy menangis,karna kesal,non Amanda menutup wajah baby Dendy dengan bantal,terus saya pura pura mengetuk pintu,jadi non Amanda melepas bantalnya"Mba Ana cerita sambil menangis
"Yang baby Dendi di tutup wajahnya pakai bantal ada saya rekam pakai hp saya"
Tubuh bu Fatma dan Hasna mematung mendengar cerita mba Ana.Terlebih Hasna,dadanya naik turun menahan sakit dan emosi.Air matanya terus mengalir.
"Ini sudah tidak bisa di toleransi,ini sudah terlalu kejam,dasar wanita tidak punya hati,perempuan iblis"Hasna berdiri dengan emosi sudah sampai ubun ubun hendak menemui Amanda tapi di halangi bu Fatma.
"Jangan sekarang Hasna,kamu harus mengumpulkan bukti,dan mencari waktu yang tepat,apalagi Amanda sedang sakit takutnya David tidak percaya,jadi kamu harus sabar"
Hasna mendengarkan ibu mertuanya,dan mengurungkan niatnya.Dia terus menangis dan memeluk baby Dendi dengan erat.
"Yaudah bu,saya ke kamar non Amanda dulu takutnya nak David butuh sesuatu"mba Ana cepat cepat ke kamar Amanda.
Saat membuka pintu ternyata tukang urut sudah ada di depan pintu kamar Hasna ditemani baby sitter.
"Nak David Amanda belum bangun juga toh"sapa mba Ana.
"Belum mba Ana,oiya mba tolong jaga sebentar istri saya ya,saya mau melihat Dendi dulu ke kamarnya.
"Iya baik nak David"
David tergesa gesa menuju kamar Hasna,baru sebentar melihat baby Dendi mba Ana sudah memanggilnya.
"Nak David,non Amanda sudah bangun,dia memanggil manggil nak David"panggil mba Ana.
David langsung ke kamar Amanda,dia sangat tidak bisa meninggalkan Amanda walau hanya sebentar,dia terlalu mengkuatirkan istri kesayangannya itu.
"Dave,kamu dari mana,kamu jangan jauh jauh dari aku"Amanda menarik tangan David yang duduk di sisi tempat tidur.
"Aku cuma melihat Dendi ke kamarnya,kamu sudah enakan sayang,apa yang kamu rasakan?"David membelai mesra rambut Amanda.
"Yang aku rasakan sekarang adalah aku sangat takut kehilangan kamu Dave,kamu jangan pernah tinggalkan aku ya,aku bisa mati tanpa kamu"Amanda memeluk David posesif.
"Iya sayang,aku akan ada selalu untuk kamu,kita akan selalu bersama,kita hadapi semua bersama"David balas memeluk Amanda.
"Dave,aku mau kamu meninggalkan Hasna,ceraikan dia,jadikanlah aku satu satunya istri kamu,satu satunya wanita dalam hidup kamu"Amanda memohon dengan manja.
"Manda,apapun akan kulakukan untuk kamu,tapi kamu harus sembuh dulu"David teringat dengan dokter psikiater tadi.
"Oiya sayang kamu,tunggu sebentar ya aku mau memanggil dokter yang akan membantu kamu,kamu jangan ke mana mana"Amanda hanya mengangguk.
Tak lama David datang bersama dokter. Saat dokter tersebut menyapa Amanda,ekspresi Amanda di luar dugaan,Amanda memasang wajah datar,dia bahkan tidak menjawab sapaan dokter yang menyapanya dengan ramah.
