LOVE TRAUMA

Celine mengerjapkan kedua matanya. Ia langsung bangun terduduk saat menyadari sesuatu. Di hadapannya, masih terlihat sosok pria yang ingin ia hindari. Ia berharap bahwa semua hanyalah mimpi.

Ia sudah pergi jauh, bahkan tak menggunakan pesawat agar tak ada yang bisa melacak keberadaannya, terutama Rhys. Ia tahu kekuasaan pria itu, karena itulah ia rela pergi menggunakan jalur darat yang memakan waktu cukup lama.

Namun, pada akhirnya pria itu berhasil menemukannya. Celine mulai berpikir dan berprasangka. Ia tak ingin mengira-ngira, tapi ia merasa tak mungkin semuanya adalah kebetulan.

Apa Alice yang memberitahukan keberadaanku padanya? - batin Celine.

“Aku harus kembali bekerja,” kata Celine tiba-tiba. Saat ini mereka masih berada di tempat makan itu, karena ia dibaringkan di sebuah sofa panjang.

“Kamu baru sadar. Kamu harus istirahat terlebih dulu,” kata Rhys melarang.

“Aku harus pergi. Jangan melarangku atau aku akan berteriak,” kata Celine.

Akhirnya Rhys mengijinkan Celine keluar dari tempat makan itu dan ia tetap mengikuti wanita itu kembali ke sekolah. Menjaganya agar tidak terjadi apa-apa lagi.

Sesekali Celine menoleh dan melihat Rhys yang terus mengikutinya. Ia langsung masuk ke dalam sekolah tanpa mempedulikan Rhys lagi.

“Dari mana saja kamu?” tanya Albert dengan nada suara yang agak tinggi.

“Maaf, aku pergi keluar makan,” jawab Celine.

“Makan? Apa kamu makan di tempat yang jauh hingga menghabiskan waktu hampir 2 jam?”

“Maaf,” lagi-lagi Celine berusaha meminta maaf. Ia masih mencoba mengatur nafasnya karena jantungnya masih berdetak cepat dan hatinya pun gelisah.

“Aku beri kamu peringatan pertama. Jangan sampai terjadi lagi atau aku terpaksa mengeluarkanmu dari sini. Aku tak memandangmu sebagai pegawai yang mendapat rekomendasi Mommyku. Mengerti?!” Kata Albert.

“Aku mengerti. Maaf. Aku tak akan memgulanginya lagi,” Celine menunduk, tak ingin menunjukkan wajahnya pada Albert.

Setelah berhasil mengatur nafasnya, Celine kembali bekerja. Ia tak ingin kehadiran Rhys membuat pekerjaannya berantakan.

**

“Rhys!” panggil Finn yang baru melihat keberadaan Rhys setelah ia berkeliling Desa Lauterbrunnen.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Finn sambil melihat ke arah bangunan yang ada di hadapan mereka.

“Tidak. Tidak ada,” Rhys tak ingin Finn mengetahui kalau ia sudah menemukan Celine, wanitanya.

“Tapi …,” Finn mulai mengendus. Ia merasa ada wangi parfum seorang wanita di tubuh Rhys.

“Apa yang kamu lakukan?” tanya Rhys.

“Tidak, aku hanya memastikan sesuatu,” jawab Finn.

Ia pun segera mengajak Finn pergi dari sana dan kembali ke tempat penginapan.

“Ke mana saja kamu dari pagi?” tanya Finn saat mereka sudah sampai di penginapan.

“Aku hanya berkeliling saja,” jawab Rhys.

“Tidak mau berlibur, tapi sepertinya dia yang paling lama keluar dari penginapan,” gumam Finn sambil berdecak kesal karena seharian ini ia tak bisa menikmati liburan, tapi malah mencari keberadaan Rhys.

Rhys masuk ke dalam kamar mandi. Ia membersihkan dirinya. Ia terdiam sebentar di bawah shower, mengingat pertemuannya dengan Celine. Betapa hatinya menghangat saat berhasil menemukan wanita yang ia cari.

Namun, sikap Celine padanya membuat hatinya sakit. Ia tahu Celine pasti sangat membencinya. Ia masih bisa mengingat semua sikap buruknya pada wanita itu, bahkan memperlakukannya bagai seorang wanita murahhan.

Setelah selesai membersihkan diri, Rhys kembali berpakaian. Finn kembali menautkan kedua alisnya karena ia bingung mengapa Rhys seakan hendak keluar lagi.

“Kamu akan pergi lagi?” tanya Finn.

“Ya,” jawab Rhys singkat.

“Ke mana?”

“Berjalan-jalan.”

Finn berdecak kesal. Ia mulai bingung dengan kelakuan Rhys.

Apa aku telah salah langkah dengan mengajaknya berlibur? - batin Finn, yang mulai kewalahan dengan sikap Rhys yang pergi seenaknya dan membuatnya harus mencari pria itu agar tidak hilang dan tersesat.

“Kamu tidak mengajakku?” tanya Finn.

“Tidak. Aku lebih suka sendiri,” kata Rhys yang mengambil tas-nya.

“Rhys!” panggil Finn ketika Rhys sudah berjalan ke arah pintu.

“Oiya, terima kasih karena sudah mengajakku berlibur ke tempat ini. Aku berhutang padamu,” kata Rhys sambil tersenyum. Hal itu membuat Finn merasa heran dan tak berkata apapun lagi.

**

Alice mempelajari semua hal yang berhubungan dengan Albanie. Meskipun ia bekerja di sana sebelumnya, tapi menjadi pemimpin di sana tak pernah terbayang olehnya.

“Uncle, perusahaan ini milik Celine. Aku berjanji akan membuat perusahaan ini sukses agar ketika ia memutuskan kembali, aku bisa memberikan dengan rasa bangga padanya,” gumam Alice.

Ia membuka beberapa laporan dan dibantu oleh seorang sekretaris sekaligus asisten pribadi, ia mempelajari semuanya. Meskipun Alice terbilang baru dalam dunia bisnis, namun ia adalah orang yang cepat belajar.

Brukkk

“Sayang …”

Baru saja ia mau dengan tenang bekerja, Mommynya tiba-tiba saja datang.

“Ada apa Mom tiba-tiba datang ke sini?” tanya Alice heran.

“Tentu saja untuk melihat putriku menjadi CEO. Kamu luar biasa, sayang,” puji Aunty Anna.

Kamu sudah mulai diberi kepercayaan untuk memegang perusahaan. Sebentar lagi, ia pasti akan memintamu menikah dengannya. Mom yakin, sebenarnya Rhys juga diam-diam menyukaimu. - batin Aunty Anna.

“Apa yang Mom pikirkan? Dan dari mana Mom tahu aku di sini?”

“Tentu saja Mom tahu. Apapun yang membuat hati Mom bahagia, Mom pasti tahu,” jawab Aunty Anna.

Berarti Mom tak tahu mengenai perselingkuhan Daddy. - batin Alice sambil menghela nafasnya.

“Sebaiknya Mom pulang. Aku banyak pekerjaan dan harus banyak belajar. Atau Mom ingin aku membuat banyak kesalahan dan dipecat?” Alice sedikit mengancam Mommynya itu.

“Tentu saja tidak! Mom akan pulang kalau begitu. Mom harap kamu sukses, sayang.”

“Terima kasih, Mom.”

🌹🌹🌹