Mengisahkan Mafia yang jatuh cinta pada seorang gadis meski ia telah menikah dengan wanita lain, berbagai upaya ia tempuh agar gadis itu menjadi miliknya meski harus memaksanya menjadi istri keduanya sekalipun.
Luka dan air mata tentu akan mengiringi perjalanan kisah mereka yang tak biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part~32
"Siapa pria itu ?" tanya William dengan nada dingin.
Merry yang sedang memotong kuku pria itu nampak mengangkat kepalanya.
"Dia pria yang paling ku cintai di dunia ini." sahutnya yang sontak membuat William menggeram dan langsung menarik tangannya yang baru selesai di potong kukunya oleh wanita itu.
Bahkan James yang berada di balik kemudi nampak waspada dengan mengawasi sang tuan dari kaca spion depannya.
"Saya perintahkan jauhi pria itu !!" terang William dengan tegas, namun itu justru membuat Merry langsung menatapnya dengan lekat.
Wanita itu nampak menelisik wajah pria itu hingga membuat William berdehem kecil.
"Apa yang sedang kamu lakukan ?" William nampak mengernyit saat Merry memperhatikannya.
"Aku sepertinya mencium aroma-aroma kecemburuan." sahut Merry dengan mengendus suaminya itu dari dekat, namun William langsung mendorong wajah istrinya itu agar menjauh.
James yang berada di balik kemudinya terlihat menahan tawanya saat mendengar ucapan nyonya mudanya itu.
"Omong kosong." ucap William kemudian.
Merry nampak mencebik. "Kalau tidak cemburu lantas kenapa kamu menyuruhku menjauhi pria yang ku cintai itu ?" ucapnya kemudian dengan nada menggoda.
"Saya suamimu jadi patuhi apa yang saya perintahkan, jauhi pria itu jika tidak saya akan mencincangnya dan melemparnya ke kandang buaya !!" tegas William yang langsung membuat Merry menelan ludahnya.
"Ka-kamu becandakan ?" Merry nampak mendekati William agar pria itu menarik kata-katanya kembali.
"Apa muka saya terlihat becanda ?" cibir William.
"Ten-tentu saja tidak, tapi memang kamu tega mau mencincang Daddy ?" sahut Merry kemudian yang sontak membuat William tercengang.
"Daddy satu-satunya pria yang pernah ku potong kukunya." imbuh Merry sembari menatap wajah suaminya itu.
Mendengar ucapan istrinya William nampak salah tingkah, kemudian pria itu menegakkan duduknya lalu pandangannya lurus ke depan.
"Lebih cepat, James. Waktu kita tidak banyak !!" perintahnya pada James.
"Baik tuan." angguk James dari balik kemudinya.
Merry yang melihat suaminya salah tingkah nampak menahan senyumnya.
"Kenapa senyum-senyum begitu ?" tegur William dari kursinya.
"Ti-tidak." Merry langsung menggeleng cepat, lebih baik ia tak menggagu singa yang lagi anteng.
Kemudian wanita itu memutuskan untuk beristirahat sejenak karena sepertinya perjalanan masih sangat panjang.
Malam harinya....
Setelah mengikuti suaminya seharian, Merry baru mengetahui jika pria itu benar-benar sibuk bekerja dan bukan menghabiskan waktu bersama Natalie sesuai dugaannya.
Menyadari hal itu tiba-tiba hati wanita itu langsung menghangat.
"Ayo turunlah !!" ucap William saat James menghentikan mobilnya di sebuah restoran pinggir pantai.
"Mau kemana ?" Merry nampak enggan turun saat melihat suasana restoran yang sepi dan keadaan sekitarnya pun juga nampak sepi malam itu.
"Tugasmu cukup patuh honey bukan membuat sebuah pertanyaan." sahut William seraya membuka pintu mobilnya lalu segera turun.
Merry yang tidak ingin di tinggal sendiri langsung turun dari mobilnya juga.
"Aku sangat suka seafood." ucapnya saat melihat papan nama restoran di depannya itu.
Saat mereka akan masuk ke dalam restoran tersebut tiba-tiba James datang lalu membisikkan sesuatu pada tuannya tersebut.
Sedangkan Merry segera masuk dan mencari tempat duduk di sana, restoran yang sepi tanpa pengunjung membuat wanita itu nampak mengedarkan pandangannya karena penasaran.
"Apa kamu yakin ?" ucap William saat baru mendengar perkataan asistennya tersebut.
"Benar, tuan." sahut James meyakinkan.
"Baiklah, kamu temani istriku sebentar saya akan segera kembali." perintah William kemudian, pria itu nampak urung memasuki restoran tersebut lalu segera pergi.
"Tunggu !!" teriak Merry saat melihat suaminya pergi, lalu wanita itu segera beranjak untuk mengejar pria itu namun James langsung mencegahnya.
"Maaf nyonya, tuan memerintahkan anda untuk tetap di sini." ucap James meyakinkan nyonya mudanya itu.
"Baiklah." Merry kembali duduk di kursinya dan tak berapa lama pelayan nampak menghidangkan berbagai olahan seafood kesukaannya.
"Kamu tidak duduk dan ikut makan ?" tanya Merry saat melihat James nampak berdiri tak jauh darinya.
"Anda silakan makan dahulu, nyonya." sahut James dengan mengangguk kecil.
"Tidak mau ya sudah." gerutu Merry lalu mulai menikmati makanannya.
"James, semua makanan di sini enak tapi kenapa tidak ada pengunjungnya ?" tanya Merry di sela kunyahannya.
"Restoran ini sudah di booking oleh tuan, nyonya." sahut James.
"Kenapa di booking, bukannya yang makan cuma kita saja." Merry nampak tak mengerti dengan jalan pikiran suaminya itu.
"Tuan tidak menyukai keramaian." sahut James.
"Kalau tidak suka keramaian, tinggal saja di hutan." gerutu Merry dengan kesal.
James nampak menahan senyumnya, namun kemudian langsung mengalihkan pandangannya saat nyonyanya itu menatapnya.
Sementara itu William yang baru keluar dari area restoran tersebut nampak tersenyum saat melihat putrinya berlari ke arahnya.
"Daddy." panggil Emely yang di ikuti oleh Elena di belakangnya.
"Hai sayang." William langsung membawa gadis kecil itu ke dalam gendongannya.
"Aku tadi melihatmu Daddy, tapi saat ku panggil Daddy tak mendengar. Untung saja paman James mendengar dan menyuruhku menungguku di sana tapi aku tidak sabar jadi aku ajak mommy kesini." celoteh Emely pada ayahnya tersebut.
"Benarkah, sepertinya tadi Daddy tidak mendengar." sahut William dengan wajah gemas menatap putrinya tersebut.
"Aku memanggilmu tapi sepertinya kamu sibuk berbicara dengan seorang wanita." timpal Elena.
"Daddy bersama siapa di sini ?" tanya Emely seraya mengedarkan pandangannya.
William menghela nafasnya pelan. "Daddy sedang ada pekerjaan di sini sayang." sahutnya kemudian.
"Benarkah ?" Elena nampak tak percaya.
"Aku sedang bekerja El, tolong jangan membuat putriku berpikir macam macam." William menatap Elena dengan dingin.
"Baiklah, maafkan aku. Apa kamu sudah makan malam? Emely pasti sangat senang makan malamnya di temani oleh ayahnya." terang Elena kemudian.
William nampak mengedarkan pandangannya ke arah restoran di mana Merry berada.
"Bagaimana ?" tanya Elena lagi saat William tak kunjung menjawab.
William mengangguk kecil. "Baiklah." ucapnya kemudian yang langsung membuat Emely nampak senang.
Begitu juga dengan Elena, wanita itu terlihat mengulas senyum lebarnya.
Kemudian mereka segera memasuki restoran lain yang berada tak jauh dari sana.
Sedangkan Merry yang kini telah selesai menyantap makanannya nampak mulai gelisah saat William belum juga kembali.
"Di mana tuanmu, aku ingin kesana ?" tanya Merry seraya beranjak dari duduknya.
"Tuan sedang ada keperluan penting nyonya, tolong bersabarlah sebentar lagi." mohon James.
"Aku sudah terlalu lama menunggu di sini, jadi kenapa tidak aku saja yang menemuinya." desak Merry tak sabar.
"Saya mohon nyonya, tetaplah di sini." mohon James.
Merry nampak menelisik asisten suaminya itu. "Apa kamu sedang menyembunyikan sesuatu ?" tanyanya kemudian yang langsung membuat James menelan ludahnya.
Pria itu menyadari jika Merry adalah seorang putri dari pria yang pernah berkuasa di dunia hitam dan tentu saja sifat pria itu akan menurun pada putrinya.
aku baca novelmu dr mulai hai suami, stlh itu baru baca yg lainnya.. jdinya menyambungkan sendiri,
bagusnya novelmu gampang di pahami, jdi gak perlu mikir buat sambung menyambung kannya🤣.
sehat dan sukses sll ya tor 😘😘
suatu saat nanti akan menyesal😣