Pengkhianatan yang di lakukan oleh adiknya sendiri, dan calon suaminya, membuat Jelita patah hati. Wanita itu menangis di bawah derasnya air hujan hingga dia pingsan.
Siapa sangka di saat dia pingsan, Jelita di selamatkan oleh seorang CEO muda yang tampan ,dan kaya raya. Laki-laki itu membawa Jelita ke rumahnya , dan mengizinkan Jelita tinggal di rumahnya untuk beberapa minggu. Namun laki-laki itu berhati dingin ,dan seorang gila kebersihan. Kuatkah Jelita tinggal di rumah laki-laki itu ?
Yuk kita ikuti kisah cinta Jelita ☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MartiniKeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali ke kantor
Angga masuk ke dalam ruangannya sambil melepas kacamata minus miliknya. Terlalu banyak bekerja di depan layar monitor menyebabkan matanya tidak sehat. Untuk meminimalisir penglihatannya yang terkadang rabun, dia menggunakan kacamata.
Pria itu menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk meregangkan otot lehernya yang terasa kaku, karena semalam posisi tidurnya tidak nyaman.
Alisnya saling bertautan saat melihat seseorang yang sedang duduk di sofa ruangannya. Dia merasa bingung siapa orang tersebut karena tadi sepertinya Alex tidak mengatakan ada tamu yang menunggu.
" Maaf , ada yang bisa saya bantu ? " tanya Angga dengan sopan. Dia belum melihat dengan jelas wajahnya karena posisi wanita itu yang duduk membelakanginya. Dia berpikir tak ada salahnya menyapa karena pemimpin sepertinya harus memiliki etika yang baik untuk kelangsungan hubungannya dengan klien.
Wanita itu menurunkan sebelah kakinya agar sejajar di lantai lalu membalikkan tubuhnya dengan senyum yang merekah di bibirnya. Senyuman yang mampu membuat wajah Angga menjadi tercengang melihat.
Wanita itu bangun dari duduknya sembari menyibakkan rambutnya yang panjang.
Tubuh Angga membeku hingga beberapa saat. Pria itu mengerjapkan matanya berkali-kali untuk memastikan kalau yang dia lihat memang benar Jelita.
" Selamat pagi , Tuan Angga, " sapa Jelita sembari membungkukkan tubuhnya untuk memberikan salam hormat pada Angga.
" Kenapa kau ada di sini ? Bukankah tadi pagi kau bilang sedang sakit , tapi kenapa sekarang malah datang ke kantor ? " tanya Angga seraya menaikkan sebelah alisnya . Pria itu terkejut melihat Jelita yang tiba-tiba saja ada di ruangannya.
" Kenapa kau tampak terkejut ? Bukankah dua hari yang lalu kau sendiri yang menyuruhku jadi sekretarismu ? Dan mulai hari ini aku akan jadi sekretarismu,"ungkap Jelita . Di tatapnya mata Angga dengan begitu berani .
Tadi saat Angga menghubungi Jelita dan meminta agar datang pagi-pagi sekali untuk membersihkan apartemennya , tetapi gadis itu bilang tidak bisa datang karena sedang sakit. Namun sekarang dia malah datang ke kantor.
" Aku sudah sembuh," sahut Jelita dengan ketus. Sebenarnya gadis itu tidak sakit, dia berbohong pada Angga karena tidak mau membersihkan apartemen pria itu.
" Aku tidak akan mau membersihkan apartemenmu. Apalagi setelah membersihkan apartemen itu aku harus pergi ke kantor. Dia memang sudah gila," gerutu Jelita di dalam hatinya.
" Kau pasti berbohong padaku. Mana ada orang sakit yang sembuh dengan begitu cepat," tebak Angga dengan raut wajah yang merah padam.
" Ada dong , contohnya aku," sahut Jelita seraya tersenyum.
" Aku tidak mau tahu. Sepulang kerja kamu harus membersihkan apartemenku sampai malam ," kata Angga dengan raut wajah yang kesal.
" Tidak bisa,malam ini aku ada acara keluarga," sahut Jelita. Tadi Papanya memberitahu , kalau malam ini Raka akan datang ke rumahnya.
" Aku tidak mau tahu. Yang penting kamu harus membersihkan apartemenku sepulang kerja. Bukankah malam itu kamu sudah setuju dengan persyaratanku ? " ujar Angga dengan tegas. Pria itu terlihat sangat marah karena Jelita membohonginya. Pahahal saat mendengar Jelita sakit dia begitu khawatir pada gadis itu. Dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apakah ada yang merawat Jelita di sana ? Karena dia sudah tahu kalau keluarga Jelita tidak pernah perduli dengan gadis itu. Bahkan pria itu berniat ingin datang ke rumah Jelita. Tapi ternyata gadis itu malah berbohong padanya.
" Baiklah aku akan selalu datang dan membersihkan apartemenmu dengan sangat bersih, tapi selama di kantor jangan terlalu banyak membebaniku dengan pekerjaan yang berat, karena aku juga harus jadi pembantu di rumahmu," terang Jelita dengan penuh penekanan.
" Itu masalah gampang ," ucap Angga seraya mengamati penampilan gadis itu. Memandang dari atas hingga bawah. Pria itu berpikir kenapa Jelita mengubah penampilannya ? Sudah satu minggu Angga melihat penampilan Jelita yang menurutnya tampak berbeda. Jelita yang dia lihat sekarang pakaiannya terlihat sedikit seksi. Gadis itu memakai atasan tanpa lengan dan rok selutut. Pantas saja akhir-akhir ini banyak yang bergosip dan membicarakan Jelita , terutama para pria hidung belang yang ada di kantornya. Entah kenapa Angga tidak suka melihat Jelita berpenampilan sedikit terbuka , apalagi jika ada seorang pria yang menatap gadis itu, darahnya pasti langsung mendidih melihatnya.
Angga melepas jas yang membalut tubuhnya lalu memakaikannya di tubuh Jelita.
" Lain kali cari pakaian yang lebih tertutup. Aku melarangmu memakai pakaian yang terbuka seperti ini. Jika kau mengenakannya setiap hari, aku khawatir akan menyebabkan para pria di kantor ini tidak fokus bekerja ," terang Angga.
" Memangnya di sini ada peraturan seperti itu ? Aku lihat banyak para wanita yang ada di kontormu ini berpakaian yang sangat seksi. Tapi kenapa kau tidak melarangnya ? " tanya Jelita dengan wajah yang teramat bingung.
Jelita sebenarnya masih trauma pasca Dion mengkhianatinya, karena itu dia sengaja berpakaian sedikit seksi agar calon suaminya tidak mengkhianatinya. Dia berusaha menjaga penampilannya dan mengubah cara berpakaiannya demi calon suaminya.
" Aku tidak peduli pada mereka. Yang pasti saat ini aku tidak suka melihatmu berpakaian seperti sekarang ini. Kalau kamu berpakaian seperti ini lagi , maka aku akan merobek pakaianmu, "terang Angga seraya menatap gadis itu.
Jelita salah tingkah , pipinya memanas mendengar teguran Angga. Namun kali ini dia tidak bisa menolak perintahnya.
" Baik, mulai besok aku tidak akan berpakaian seperti ini lagi," ujar Jelita dengan santainya.
Jelita menghirup aroma parfum di jas yang di kenakannya. Harumnya sangatlah wangi dan membuatnya semakin terbuai. Aromanya sama persis seperti kejadian kemarin.
Jelita berusaha membuyarkan lamunannya. Bisa-bisanya pikirannya tidak fokus hanya karena aroma tubuh Angga yang masih melekat.
" Kalau begitu lebih baik kita mulai bekerja. Sebentar lagi aku ada rapat, kau bawa berkas-berkas yang ada di meja ke ruangan rapat." Angga melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Sekarang juga dia harus pergi ke ruangan rapat karena ada rapat tahunan yang di selenggarakan.
Jelita memandang tumpukan berkas di meja kerja Angga yang menjulang tinggi.
" Semuanya ? " tanya Jelita dengan wajah yang tidak percaya. Tangannya bisa patah kalau membawa semua berkas itu.
" Hmmmm, apakah ada masalah ?" tanya Angga seraya menaikkan sebelah alisnya.
" Pergilah , nanti aku akan menyusul," kata Jelita. Awalnya dia hendak protes tapi Jelita memgurungkan niatnya.
" Aku pergi dulu. Jangan sampai terlambat karena semua berkas ini nantinya akan menjadi bahan rapat dan akan di periksa oleh manajer perusahaan ini," terang Angga yang kemudian meninggalkan Jelita.
" Baik, Tuan," sahut Jelita. Mulai sekarangg dia harus terbiasa memanggilnya tuan karena dia saat ini adalah atasannya.
Jelita segera mengambil kumpulan berkas - berkas di atas meja hingga tumpukannya menggunung. Berkas itu menghalangi matanya untuk melihat.