Cerita hanyalah khayalan dari penulis semata. Hanya sekedar hiburan jika ada hal baik ambillah, jika buruk buanglah dan abaikan.
Kisah berawal dari Vynnitta gadis berusia muda yang di usir ayahnya. Ia pun melamar sebagai pelayan tuan muda dengan gaji besar. Karena tuannya itu sakit dan butuh di perhatikan.
Seiring waktu tumbuhlah perasaan terlarang di hatinya. Hingga ia tanpa sengaja menemukan cara untuk mengurangi penderitaan dari Franklin yang terkena racun beku dan hampir mati karena ulah istrinya sendiri.
Raisa, yang di selimuti oleh dendam terhadap keluarga Bou. Membuatnya ingin menghabisi keturunan terakhir dari keluarga itu. Dengan menyiksa Franklin perlahan dan mengambil alih hartanya dengan bantuan Alex, selingkuhannya.
Sebuah tanda akar di tengkuk yang Vynnitta dapatkan ketika ia tersesat di hutan. Selalu bereaksi dan membantunya menyembuhkan Franklin, meski akhirnya ia harus mengorbankan kehormatannya sendiri.
Cerita yang menarik untuk kalian ikuti ...cekidot!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tatapan Kagum Pak Kades
🌹🌹🌹🌹🌹
"Ya, anda siapa?" heran Vynnitta. Bagaimana bisa pria tampan nan gagah di hadapannya ini mengenal dirinya. Lagipula ia juga pendatang baru di desa ini.
Maria segera menarik Vynnitta kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Vyn. Ia membisikkan sesuatu yang mana mampu membuat kedua bola mata Vynnitta membola.
"Kenapa kau baru mengatakannya sekarang Maria," protes Vyn pelan. Lalu ia kembali menoleh dengan senyum ke arah pria tersebut.
"Maaf, jika saya tidak mengenali anda. Pak Kades." Vynnitta membungkukkan dirinya memberi hormat demi menunjukkan tata krama dan etika kesopanan. Selain aparat tertinggi di desa ini, pria dihadapannya ini adalah orang yang telah menolong kala dirinya masuk rumah sakit.
"Panggil saja Xilondra. Aku merasa dua puluh tahun lebih tua jika kau panggil seperti itu," ucap Xilondra Bagestapati. Cucu dari Kades terdahulu yang kabarnya dapat meramalkan masa depan. Bahkan sang kakek telah menerawang bahwa penerusnya adalah keturunan ke tiga darinya. Ternyata benar saja, Xilondra dengan empati dan jiwa kepeduliannya telah di percaya untuk menggantikan kedudukannya.
Namun, sang kakek tak dapat meramalkan kapan kematian datang menjemputnya. Kini, pria tua itu hanya terbaring lemah sambil menunggu penjemputan itu tiba. Satu keinginannya sebelum malaikat maut membawanya ke alam baka. Yaitu, melihat Xilondra menikah dengan wanita pilihan hatinya. Karena, calon yang di pilihkan olehnya semua telah di tolak mentah-mentah.
"Mana saya berani, Pak." Vyn berkata masih dengan kepalanya yang tertunduk. Ia sungkan untuk menatap pria yang ia sadari tengah menatapnya intens.
𝘛𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬.
𝘗𝘢𝘳𝘢𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘫𝘶𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘩𝘢𝘵𝘪.
𝘒𝘰𝘯𝘵𝘶𝘳 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘦𝘥𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘥𝘶𝘥𝘶𝘬 𝘢𝘴𝘭𝘪 𝘥𝘦𝘴𝘢 𝘪𝘯𝘪.
𝘏𝘢𝘵𝘪𝘬𝘶, 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘦𝘣𝘢𝘳.
Xilondra tanpa sadar menatap Vynnitta tak berkedip. Kemudian, ia tersadar kala Maria berdehem keras.
𝘗𝘢𝘬 𝘒𝘢𝘥𝘦𝘴, 𝘢𝘭𝘪𝘢𝘴 𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘟𝘪𝘭𝘰𝘯𝘥𝘳𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘯𝘢𝘬𝘴𝘪𝘳 𝘬𝘢𝘬 𝘝𝘺𝘯𝘯𝘪𝘵𝘵𝘢.
𝘗𝘦𝘴𝘰𝘯𝘢𝘮𝘶 𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢 𝘒𝘢𝘬.
𝘈𝘴𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘢𝘶, 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘦𝘴𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘦𝘣𝘶𝘵𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶.
𝘛𝘢𝘱𝘪, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘫𝘶. 𝘔𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘯𝘥𝘶𝘳 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘵𝘶𝘳.
Maria menyenggol lengan Vynnitta, lalu mengedip kala Vyn menoleh dan menatapnya heran.
"Boleh tau kalian mau kemana?" tanya Xilondra membuka percakapan, karena aura di sekitar mereka teramat canggung.
"Kak, itu di tanya sama Pak Kades, eh Tuan Muda." Maria kembali menyenggol lengan Vynnitta sambil berucap pelan.
"Kami, ingin ke pasar. Pak Kades," jawab Vynnitta, sebisa mungkin ia menghindari tatapan mata dengan pria di hadapannya.
"Sudah ku katakan. Panggil saja menggunakan namaku," kata Xilondra lagi.
𝘠𝘢 𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯. 𝘉𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘒𝘢𝘬 𝘝𝘺𝘯 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭 𝘯𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢.
𝘉𝘪𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘫𝘢.
𝘛𝘶𝘮𝘣𝘦𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪, 𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘰𝘭𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘱𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭 𝘱𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘥𝘦𝘴.
Batin Maria semakin membuatnya yakin akan praduganya.
"Tidak Pak. Bagaimanapun, saya harus menghormati anda selaku aparat tertinggi di desa ini," kilah Vyn menolak secara halus.
"Baiklah, terserah kau saja. Setidaknya tak perlu sungkan jika kau butuh bantuan. Apapun itu, kau adalah warga baru yang harus di bimbing agar semakin faham seluk beluk desa ini. Juga agar kau merasa nyaman dan semakin betah tinggal di desa ini. Sebentar lagi aku akan membuat desa ini menjadi lebih maju dari sekarang juga akan dipandang oleh desa-desa yang lainnya," tutur Xilondra tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya kepada Vynnitta. Entah mengapa tatapannya terpaku pada raut wajah cantik dan teduh dengan pakaian sederhananya.
𝘉𝘦𝘳𝘩𝘦𝘯𝘵𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱𝘬𝘶 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘣𝘢𝘪𝘬.
𝘚𝘦𝘢𝘯𝘥𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘢𝘶 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢.
𝘔𝘢𝘴𝘪𝘩𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩 𝘬𝘦𝘬𝘢𝘨𝘶𝘮𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘬𝘶?
𝘓𝘢𝘨𝘪𝘱𝘶𝘭𝘢, 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘵𝘪 𝘴𝘦𝘪𝘳𝘪𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢.
𝘒𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘬𝘶.
Bersambung>>>>