Xaveryn Graziella, seorang Tuan Putri cantik jelita yang disembunyikan selama bertahun-tahun di sebuah menara. Tidak ada yang tahu alasan mengapa Kaisar menyembunyikan Xaveryn dari dunia luar. Kehidupan Xaveryn terbilang menyedihkan, dia mendapat akhir hidup yang penuh darah dan derita.
Xaveryn menjadi Permaisuri tawanan setelah pemberontakan besar-besaran yang menghancurkan hidupnya dalam semalam. Xaveryn pun akhirnya mati seusai kekuatannya dirampas habis oleh ulah suaminya sendiri. Ketika dia membuka mata, dia selalu terbangun di hari pemberontakan terjadi. Dia menjalani kehidupan yang sama sebanyak enam belas kali. Namun, di kehidupannya yang ketujuh belas, dia kembali ke masa dia berusia lima tahun. Kali ini dewa mengirimnya ke waktu di mana pemberontakan masih jauh terjadi.
Dapatkah Xaveryn mengubah masa depan? Dapatkah dia melawan segala traumanya lalu menyelamatkan keluarganya dari kematian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xeiralana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingatan Tentang Felician
Wanita itu menatap bingung Xaveryn, dia tidak percaya ada seseorang yang memiliki kemampuan bertelepati selain suku bintang biru.
“Siapa Anda? Mengapa Anda bisa mempunyai kemampuan telepati? Ini hanya kemampuan yang hanya bisa dikuasai oleh suku bintang biru,” tanya wanita itu melalui sinyal telepati.
Xaveryn tersenyum miring dan dia pun menjawab, “Aku adalah seorang ahli sihir, sihir telepati dapat dengan mudah aku kuasai. Kau tidak perlu merasa waspada terhadap diriku, bila kau ingin selamat dari pelelangan ini maka kau harus menuruti perintahku. Aku berjanji akan menyelamatkanmu dan menyelamatkan suku bintang biru yang lain.”
Wanita tertunduk pasrah, dia masih tidak menyangka dengan apa yang baru saja dia dengar dari Xaveryn.
‘Seorang ahli sihir? Kenapa di dunia ini masih ada ahli sihir? Namun, wanita itu tidak mungkin berbohong. Satu-satunya harapanku adalah dia, aku harus mempercayainya, aku yakin dia akan menyelamatkan kami nanti,’ batinnya.
Wanita itu pun dibawa kembali ke belakang panggung pelelangan, dia berusaha untuk tetap tenang sampai Xaveryn menyelamatkan dirinya. Pelelangan masih berlangsung, satu persatu suku bintang biru berhasil dibeli dengan harga tinggi oleh seluruh tamu pelelangan. Sedangkan Xaveryn hanya berdiam diri menyaksikan pelelangan ini berjalan. Gadis itu mengamati gerak-gerik para bangsawan, dia menandai seluruh bangsawan yang berada di gedung lelang.
“Inilah yang suku bintang yang terakhir! Anak laki-laki yang masih berusia sepuluh tahun tapi sudah memiliki kemampuan berpedang yang baik. Dia merupakan keturunan dari kepala suku bintang biru dan mewarisi darah dari pria terkuat di suku mereka. Harga lelang akan dibuka dari sepuluh ribu koin emas!”
Xaveryn terpaku melihat pria yang tidak asing tengah berada di atas panggung, dia tidak mungkin dengan rupa pria kecil tersebut. Rambut hitam gelap dengan sudut matanya yang setajam pedang, pandangan yang datar tak berekspresi, sekaligus adanya bekas luka di punggung tangannya.
‘Felician! Ternyata dia memang diambil dari pelelangan ini, syukurlah aku datang tepat waktu. Aku tidak mungkin lupa dengan apa yang terjadi pada hari itu, kau adalah orang yang berusaha menyelamatkanku hingga mengorbankan nyawamu demi diriku. Felician, aku pastikan kau berada di sisiku pada kehidupan kali ini.’
Sebuah bayangan masa lalu melintas di kepala Xaveryn, kehidupan pertama hingga kehidupan ke enam belas yang tersimpan rapi di memorinya. Dia mengingat Felician sangat berjasa dalam upaya penyelamatan dirinya, kala itu pada saat Xaveryn keluar dari perbatasan dan dia ditangkap oleh pihak Kekaisaran Saverio. Ketika itu, pihak Saverio hendak mengganti kereta mereka, tatkala mereka lengah, Felician yang menjadi kesatria Saverio berakhir mengkhianati pihak Kekaisaran Saverio.
“Yang Mulia, saya akan membawa Anda kabur dari sini, bisakah Anda mempercayai saya?” bisik Felician.
Xaveryn tersentak kaget ketika mendengar bisikan Felician, sontak Xaveryn melirik ke arah Felician.
“Kau siapa? Apakah kau adalah sekutu Kakakku?” tanya Xaveryn menaruh rasa curiga pada Felician.
“Saya Felician, saya adalah kesatria istana Kekaisaran Saverio, saya di sini ingin membalas kebaikan Pangeran Alvaro Graziella yang pernah menyelamatkan nyawa saya pada saat penaklukkan dungeon. Sebelum beliau mati, beliau berpesan kepada saya untuk melindungi Anda, jadi tolong percayalah kepada saya. Apabila Anda dibawa oleh mereka, maka tidak ada lagi jalan keluar bagi Anda, Yang Mulia,” jelas Felician.
Xaveryn yang kala itu tidak punya jalan lain, dia pun mengiyakan tawaran bantuan dari Felician. Pria itu menggenggam tangan Xaveryn, membawanya masuk kembali ke dalam hutan di saat semua orang sedang lengah mengawasi mereka. Namun, keberuntungan tidak memihak mereka, pihak Saverio lebih cepat menyadari rencana kabur mereka. Akhirnya, mereka pun dikejar oleh pihak Saverio sampai momen di mana Felician tidak bisa membiarkan situasi ini terus berlanjut.
“Yang Mulia, larilah sekencang mungkin! Saya di sini akan menghadang mereka. Apabila kita berdua terus lari, saya khawatir mereka akan menangkap kita lebih mudah,” ujar Felician.
“Tapi, Felician, tidak mungkin aku lari sendirian dan meninggalkanmu di sini. Bagaimana kalau mereka nanti membunuhmu?”
“Saya sudah menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuknya, bagi saya menyelamatkan Anda merupakan sebuah kewajiban. Apabila saya mati di tangan mereka, setidaknya saya tidak membawa penyesalan ke alam kematian.”
Kala itu, Xaveryn melihat ke dalam diri pria itu bahwa Felician telah bersiap menemui ajalnya. Xaveryn ingin pergi bersama Felician, tapi mengingat situasi terkini tidak mungkin baginya kabur bersama Felician.
“Baiklah, aku akan meninggalkanmu di sini, jangan biarkan mereka menangkapmu.”
Xaveryn pun berlari sekencang mungkin ke bagian hutan paling dalam, sedangkan Felician menghadang pihak Saverio. Akan tetapi, sebagian dari pihak Saverio mengejar Xaveryn dan sebagian lagi mengurus Felician. Meski Xaveryn telah berlari dengan begitu kencangnya, pihak Saverio masih bisa mengejarkan. Hingga pada akhirnya, Xaveryn berhasil ditangkap dan dibawa kembali ke dalam kurungan besi. Kedua tangan dan kaki Xaveryn diikat oleh rantai besi sehingga membuat pergerak Xaveryn terbatas.
“Hei, Tuan Putri, lihat ini! Dia pria yang membantumu melarikan diri.” Seorang kesatria membawa tubuh Felician yang berlumuran darah ke hadapan Xaveryn.
“Felician!” teriak Xaveryn.
Felician samar-samar mendengar suara Xaveryn, dia pun mencoba membuka matanya dan berbicara kepada Xaveryn.
“Maaf, Yang Mulia … saya gagal menyelamatkan Anda, tolong maafkan diri saya,” lirih Felician meminta maaf kepada Xaveryn.
“Tidak, kau tidak salah, seharusnya kau tidak perlu menyelamatkanku. Aku yang seharusnya minta maaf padamu, tolong maafkan diriku ….”
Felician tersenyum tipis, itu adalah senyuman terakhir yang Felician tunjukkan kepada Xaveryn. Salah satu kesatria mengangkat tubuh Felician, tangan kekarnya menusuk jantung Felician dan mencabut keluar jantung Felician.
“TIDAK….! FELICIAN!”
Berakhirlah ingatan masa lalu Xaveryn tentang Felician, mengingat kematian tragis Felician membuat hati Xaveryn sakit. Tetapi, kini Felician berada tepat di depan matanya, Felician yang masih berusia sepuluh tahun dan Felician yang belum menjadi kesatria Saverio. Xaveryn bertekad untuk membawa Felician di bawah perlindungannya, dia takkan membiarkan Felician menerima takdir tragisnya.
“Sebelas ribu koin emas!”
“Lima belas ribu koin emas!”
“Dua puluh ribu koin emas!”
“Seratus ribu koin emas!”
“Satu juta koin emas!”
Seluruh mata serentak tertuju pada seorang pria yang menawari harga satu juta koin emas untuk membeli Felician. Pria tersebut merupakan perwakilan dari Kekaisaran Saverio, dia seolah melihat bakat berpedang dari Felician. Di sini Xaveryn tidak menawar untuk membeli Felician, justru dirinya berencana menghancurkan pelelangan ini nanti.
“Apakah masih ada yang menawarkan lebih dari satu juta koin emas?”
Seluruh tamu pelelangan menyerah, mereka tidak punya uang sebanyak itu untuk membeli dengan harga lebih dari satu juta koin emas.
“Baiklah, karena tidak ada lagi, maka Tuan nomor seratus sepuluh resmi menjadi pemilik dari suku bintang biru terakhir!”
Terimakasih karyanya Thor.
Selalu jaga kesehatan dan semangat.
Raja mah bebas.Horang khayah 😅